MAKALAH
INTERPERSONAL
SKILL
“Komunikasi
Efektif”

DISUSUN OLEH
NAMA : WINDA TRY ASTUTI
NIM : 4611414001
PROGRAM
STUDI TEKNIK INFORMATIKA
JURUSAN
ILMU KOMPUTER
FAKULTAS
MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS
NEGERI SEMARANG
2015
KATA
PENGANTAR
Puji
syukur saya panjatkan ke hadirat Allah SWT atas limpahan, rahmat dan
karunia-nya sehingga saya dapat menyelesaikan dan menuyusun makalah
interpersonal skill. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas interpersonal
skill. Makalah ini diharapkan dapat membantu para pembaca untuk dapat
memberi bekal pembelajaran pada diri mereka sendiri sehingga para pembaca bisa
mengerti apa yang disampaikan oleh isi makalah ini sendiri. Saya telah berupaya
semaksimal mungkin untuk membuat makalah ini sebagai makalah yang akan mudah
dimengerti oleh para pembaca, untuk itu kritik dan saran dari berbagai pihak
baik praktisi maupun narasumber sangat saya harapkan.
Kepada
semua pihak yang telah membantu selesainya makalah ini, saya mengucapkan banyak
terimakasih semoga langkah awal kita ini merupakan ambil dalam upaya
mencerdaskan kehidupan bangsa, dan semoga kita sama mendapat limpahan rahmat
dari Tuhan Yang Maha Esa. Amin
Semarang,
14 April 2015
Penulis
Winda
Try Astuti
BAB
I
PENDAHULUAN
I.A Latar
belakang
Pada dasarnya, setiap
orang memerlukan komunikasi interpersonal sebagai salah satu bantu dalam
kelancaran bekerja sama dengan orang lain dalam bidang apapun. Komunikasi
interpersonal merupakan aktivitas yang dilakukan dalam kehidupan sehari-hari,
dan merupakan cara untuk menyampaikan dan menerima pikiran-pikiran, informasi,
gagasan, perasaan, dan bahkan emosi seseorang, sampai pada titik tercapainya
pengertian yang sama antara komunikator dan komunikan. Secara umum, definisi
komunikasi interpersonal adalah “Sebuah proses penyampaian pikiran-pikiran ata
informasi dari seseorang kepada orang lain melalui suatu cara tertentu
(biasanya dalam komunikasi diadik) sehingga orang lain tersebut mengerti apa
yang dimaksud oleh penyampaian pikiran-pikiran atau infomrasi.
Komunikasi interpersonal
merupakan komunikasi yang mempunyai efek besar dalam hal mempengaruhi orang
lain terutama perindividu. Hal ini disebabkan, biasanya pihak-pihak yang
terlibat dalam komunikasi bertemu secara langsung, tidak menggunakan media
dalam penyampaian pesannya sehingga tidak ada jarak yang memisahkan antara
komunikator dengan komunikan (face to face). Oleh karena saling
berhadapan muka, maka masing-masing pihak dapat langsung mengetahui respon yang
diberikan, serta mengurangi tingkat ketidak jujuran ketika sedang terjadi
komunikasi. Sedangkan apabila komunikasi interpersonal itu terjadi secara
sekunder, sehingga antara komunikator dan komunikan terhubung media, efek
komunikasi sangat dipengaruhi oleh karakteristik interpersonalnya. Misalnya dua
orang saling berkomunikasi melalui media telepon selulur, maka efek komunikasi
tidak semata-mata dipengaruhi oleh kualitas pesan dan kecanggihan media, namun
yang lebih penting adalah adanya ikatan interpersonal yang bersifat emosional.
I.B Rumus
Masalah
1.
Apakah komunikasi Efektif ?
2.
Bagaimana kemampuan Komunikasi
interpersonal ?
I.C Tujuan
1. Untuk memenuhi tugas kuliah dari dosen pengampu
2. Untuk referensi dalam melakukan wawancara
3.
Untuk sebagai pembelajaran
dalam berkomunikasi
BAB
II
PEMBAHASAN
II.A
Pengertian
Komunikasi Efektif
Komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi (pesan, ide,
gagasan) dari satu pihak kepada pihak lain. Pada umumnya, komunikasi dilakukan
secara lisan atau verbal yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak. Apabila
tidak ada bahasa verbal yang dapat dimengerti oleh keduanya, komunikasi masih
dapat dilakukan dengan menggunakan gerak-gerik badan, menunjukkan sikap
tertentu, misalnya tersenyum, menggelengkan kepala, mengangkat bahu. Cara
seperti ini disebut komunikasi nonverbal.
Komunikasi
efektif yaitu komunikasi yang mampu menghasilkan perubahan sikap (attitude
change) pada orang lain yang bisa terlihat dalam proses komunikasi.
Menurut
Mc. Crosky Larson dan Knapp mengatakan bahwa komunikasi yang efektif dapat
dicapai dengan mengusahakan ketepatan (accuracy) yang paling tinggi derajatnya
antara komunikator dan komunikan dalam setiap komunikasi. Komunikasi yang lebih
efektif terjadi apabila komunikator dan komunikan terdapat persamaan dalam
pengertian, sikap dan bahasa. Komunikasi dapat dikatakan efektif apa bila
komunikasi yang dilakukan dimana :
1. Pesan
dapat diterima dan dimengerti serta dipahami sebagaimana yang dimaksud oleh
pengirimnya.
2. Pesan
yang disampaikan oleh pengirim dapat disetujui oleh penerima dan ditindaklanjuti
dengan perbuatan yang diminati oleh pengirim.
3. Tidak
ada hambatan yang berarti untuk melakukan apa yang seharusnya dilakukan untuk
menindaklanjuti pesan yang dikirim.
Menurut
Potter dan Perry (1993), komunikasi terjadi pada tiga tingkatan yaitu
intrapersonal, interpersonal dan publik. Makalah ini difokuskan pada komunikasi
interpersonal yang terapeutik. Komunikasi interpersonal adalah interaksi yang
terjadi antara sedikitnya dua orang atau dalam kelompok kecil, terutama dalam
keperawatan. Komunikasi interpersonal yang sehat memungkinkan penyelesaian
masalah, berbagai ide, pengambilan keputusan, dan pertumbuhan personal.
II.B
Jenis – jenis Komunikasi
1. Komunikasi
verbal efektif
a. Berlangsung
secara timbal balik
b. Makna
pesan ringkas dan jelas
c. Bahasa
mudah dipahami
d. Cara
penyampaian mudah diterima
e. Disampaikan
secara tulus
f. Mempunyai
tujuan yang jelas
g. Memperlihatkan
norma yang berlaku
h. Disertai
dengan humor
2. Komunikasi Non
Verbal
Yang perlu diperhatiakan dalam berkomunikasi nonverbal
adalah :
a. Penampilan
fisik
b. Sikap
tubuh dan cara berjalan
c. Ekspresi
wajah
d. Sentuhan
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam komunikasi Efektif :
a
Berkomunikasi
pada suasana yang menguntungkan
b
Menggunakan
bahasa yang mudah ditangkap dan dimengerti
c
Pesan
yang disampaikan dapat menggugah perhatian atau minat dipihak
komunikan
d
Pesan
dapat menggugah dipihak komunikan yang dapat menguntungkannya
e
Pesan
dapat menumbuhkan sesuatu penghargaan atau reward dipihak komunikan.
II.C
Hal yang Diperhatikan dalam Berkomunikasi
1.
Kontak Mata
Hal
pertama yang dilakukan seorang pembicara yang baik adalah menatap lawan bicara
dan mengambil jeda untuk memulai sebuah pembicaraan. Ini merupakan salah satu
cara yang membantu untuk menciptakan kesan baik pada lawan bicara. Usahakan
mempertahankan kontak mata sepanjang pembicaraan, agar lawan bicara Anda tak
merasa diabaikan.
2.
Ekspresi Wajah
Wajah
merupakan cermin kepribadian individual. Ekspresi wajah mengungkapkan pikiran
yang sedang melintas pada diri seseorang. Sebagi contoh: sebuah senyum
mengungkap keramah-tamahan dan kasih-sayang;Mengangkat alis mata menunjukan
ekpresi heran; Mengernyitkan dahi menyampaikan ketakutan dan kegelisahan. Semua
emosi dan berbagai macam tingkah manusia diekspresikan dalam emosi yang berbeda
yang tergambar di wajah. Jadi saat melakukan komunikasi tunjukan ekspresi bahwa
Anda tertarik dengan bahan pembicaraan.
3.
Postur Tubuh
Setiap gerak-gerik tubuh saat berbicara mesti
dikoordinasikan dengan kekuatan meyakinkan dari Anda. Mereka bisa jadi semacam tambahan
untuk cara efektif yang dapat ditangkap secara visual daripada secara verbal.
Sebagai contoh : menundukan kepala menunjukkan penyelesaian
pernyataan; mengangkat kepala menunjukkan akhir pertanyaan ; Terlalu sering
menggerakan bagian tubuh mengungkapkan sedang bergegas atau kebingungan. Untuk
itu perhatikan gerak-gerik Anda saat melakukan komunikasi dengan lawan bicara.
4.
Selera Berbusana
Busana
memiliki tugas penting dalam menimbulkan kesan. Orang yang berbusana sesuai
dengan struktur tubuh mereka nampak lebih menarik. Penampilan fisik seseorang
dan busana yang dikenakan membuat dampak pasti pada proses komunikasi. Kita
semua berbusana dan mungkin banyak diantara kita tak terlalu memperhatikan,
namun hal kecil ini memiliki peran untuk sebuah efektif. Jika kita
memperhatikan bagaimana cara berbusana, hal itu akan memperbaiki kemampun
komunikasi kita.
II.D Komponen Komunikasi Efektif
1.
Encoding
Komunikasi
Efektif diawali dengan encoding atau penetapan kode atau symbol yang
memungkinkan pesan tersampaikan secara jelas dan dpat diterima serta dipahami
dengan baik oleh komunikan (penerima pesan).
2.
Decoding
Decoding, komponen penting lainya
dalam komunikasi efektif, yaitu kemampuan penerima memahami pesan yang
diterimanya.
3.
Context
Konteks Komunikasi adalah ruang,
tempat, dan kepada siapa kita melakukan komunikasi. Konteks komunikasi juga
mengacu kepada level komunikasai antar pribadi, komunikasi kelompok, komunikasi
organisasi dan komunikasi massa.
4.
Body Language
Bahasa tubuh dikenal juga sebagai
kumunikasi nonverbal meliputi postur, posisi tangan dan lengan, kontak mata,
dan ekspresi wajah. Bahasa tubuh yang konsisten dan sesuai dan meningkatkan
pengertian. Gerakan anggota badan harus sesuai dengan yang diucapkan. Bahasa
tubuh yang terpenting adalah senyum dan kontak mata.
5.
Interference
Emosi bisa mengganggu terjadinya
komunikasi efektif. Jika komunikator marah, kemampuannya mengirim pesan efektif
mungkin berpengaruh negative. Begitu
juga jika komunikasidalam keadaan kecewa atau tidak setuju dengan
komunikator, mungkin dia mendengar sesuatu yang berbeda.
6.
Be Open-minded
Pikiran terbuka merupakan komponen
penting lain dalam komunikasi efektif. Jangan terburu menilai atau mengkritisi
ucapan orang lain. Kita harus mengedepankan respek, menghargai pendapat atau
pandangan orang lain, juga menunjukan empati dengan berusaha memahami situasi
atau masalah dari persepektif orang lain
7.
Active Listening
Menjadi pendengar yang baik dan
aktif akan meningkatan pemahaman atas pemikiran dan perasaan orang lain.
8.
Reflection
Pastikan bahwa kita mengerti ucapan
orang lain dengan “Konfirmasi”, yaitu meringkas pesan utama yang disampaikan
orang lain. Kita bisa mengulang yang diucapkan orang lain, sekaligus
“klarifikasi” bahwa maksud perkataan “begini” dan “begitu”.
II.E Hukum Komunikasi Efektif
1.
Lima
hukum komunikasi efektif
Keefektifan
komunikasi interpersonal dapat pula dijelaskan dari prespektif The 5
Inevitable Laws of Effective Communication atau lima hukum komunikasi
efektif (ajimahendra.blogspot.com). Lima hukum itu meliputi: Respect,
Empathy, Audible, Clarity, dan Humble disingkat REACH
yang berarti meraih.
a.
Respect
Hukum
pertama dalam mengembangkan komunikasi interpersonal yang efektif adalahrespect,
ialah sikap menghargai setiap individu yang menjadi sasaran pesan yang kita
sampaikan. Rasa hormat dan saling merhargai merupakan hukum yang pertama dalam
kita berkomunikasi dengan orang lain.
b.
Empathy
Empathy (empati) dalah kemampuan kita untuk
menempatkan diri kita pada situasi atau kondisi yang dihadapi oleh orang lain.
Komunikasi empatik dilakukan dengan memahami dan mendengar orang lain terlebih
dahulu, kita dapat membangun keterbukaan dan kepercayaan yang kita perlukan
dalam membangun kerjasama atau sinergi dengan orang lain. Rasa empati akan
meningkatkan kemampuan kita untuk dapat menyampaikan pesan dengan cara dan
sikap yang akan memudahkan penerimaan komunikan menerimanya. Sehingga nantinya
pesan kita akan dapat tersampaikan tanpa ada halangan psikologis atau penolakan
dari penerima.
c.
Audible
Makna
dari audible antara lain: dapat didengarkan atau dimengertikan
atau dimengerti dengan baik. Jika empati berarti kita harus mendengar terlebih
dahulu ataupun mampu menerima umpan balik dengan baik, maka audible berarti
pesan yang kita sampaikan dapat diterima oleh penerima pesan.
d.
Clarity
Selain
bahwa pesan harus dapat dimengerti dengan baik, maka hukum ke empat yang
terkait dengan itu adalah kejelasan dari pesan itu sendiri sehingga tidak
menimbulkan multi interpretasi atau berbagai penafsiran yang berlainan. Clarity dapat
pula berarti keterbukaan dan transparansi. Dalam berkomunikasi interpersonal
kita perlu mengembangkan sikap terbuka (tidak ada yang ditutupi atau
disembunyikan), sehingga dapat menimbulkan rasa percaya (trust) dari
penerima pesan.
e.
Humble
Hukum ke
lima dalam membangun komunikasi interpersonal yang efektif adalah sikap rendah
hati. Sikap ini merupakan unsur yang terkait dengan hukum pertama untuk
membangun rasa menghargai orang lain, biasanya didasari oleh sikap rendah hati
yang kita miliki. Jika komunikasi yang kita bangun didasarkan pada lima hukum
pokok komunikasi yang efektif ini, maka kita dapat menjadi seorang komunikator
yang handal, yang dapat menyampaikan pesan dengan cara yang sesuai dengan
keadaan komunikan. Komunikasi interpersonal yang tidak mempertimbangkan keadaan
komunikan, akan menghasilkan komunikasi yang arogan, satu arah, dan seringkali
menjengkelkan orang lain.
1.
Lima
Sikap Positif yang Mendukung Komunikasi Interpersonal
Devito
(1997:259-264) mengemukakan lima sikap positif yang perlu dipertimbangkan
ketika seseorang merencanakan komunikasi interpersonal. Lima sikap positif
tersebut, meliputi:
a.
Keterbukaan
(openness)
Keterbukaan
ialah sikap dapat menerima masukan dari orang lain, serta berkenaan
menyampaikan informasi penting kepada orang lain. Dalam proses komunikasi
interpersonal, keterbukaan menjadi salah satu sikap positif. Hal ini
disebabkan, dengan keterbukaan, maka komunikasi interpersonal akan berlangsung
secara adil, transparan, dua arah, dan dapat diterima oleh semua pihak yang
berkomunikasi.
b.
Empati
(empathy)
Empati
ialah kemampuan seseorang untuk merasakan kalau seandainya menjadi orang lain,
dapat memahami sesuatu yang sedang dialami orang lain, dapat merasakan apa yang
dirasakan orang lain, dan dapat memahami sesuatu persoalan dari sudut pandang
orang lain, melalui kaca mata orang lain.
c.
Sikap
mendukung (supportiveness)
Hubungan
interpersonal yang efektif adalah hubungan di mana terdapat sikap mendukung (supportiveness).
Artinya masing-masing pihak yang berkomunikasi memiliki komitmen untuk
mendukung terselenggaranya interaksi secara terbuka.
d.
Sikap
positif (positiveness)
Sikap
positif (positiveness) ditunjukkan dalam bentuk sikap dan perilaku.
Sikap positif dapat ditunjukkan dengan berbagai macam perilaku dan sikap,
antara lain:
·
Menghargai
orang lain
·
Berfikiran
positif terhadap orang lain
·
Tidak
menaruh curiga secara berlebihan
·
Meyakini
pentingnya orang lain
·
Memberikan
pujian dan penghargaan
·
Komitmen
menjalin kerjasama
e.
Kesetaraan
(equality)
Kesetaraan
(equality) ialah pengakuan bahwa kedua belah pihak memiliki kepentingan,
kedua belah pihak sama-sama bernilai dan berharga, dan saling memerlukan.
Indicator kesetaraan meliputi:
·
Menempatkan
diri setara dengan orang lain
·
Menyadari
akan adanya kepentingan yang berbeda
·
Mengakui
pentingnya kehadiran orang lain
·
Tidak
memaksa kehendak
·
Komunikasi
dua arah
·
Saling
memerlukan
·
Suasana
komunikasi akrab dan nyaman
II.E
Proses Komunikasi Efektif
1.
Pengirim pesan (sender) dan isi pesan/materi
Pengirim
pesan adalah orang yang mempunyai ide untuk disampaikan kepada seseorang
dengan harapan dapat dipahami oleh orang yang menerima pesan sesuai
dengan yang dimaksudkannya. Pesan adalah informasi yang akan disampaikan
atau diekspresikan oleh pengirim pesan. Pesan dapat verbal atau non
verbal dan pesan akan efektif bila diorganisir secara baik dan jelas.
Materi
pesan dapat berupa :
a
Informasi
b
Ajakan
c
Rencana
kerja
d
Pertanyaan
dan sebagainya
2.
Simbol/ isyarat
Pada
tahap ini pengirim pesan membuat kode atau simbol sehingga pesannya dapat dipahami
oleh orang lain. Biasanya seorang manajer menyampaikan pesan dalam bentuk
kata-kata, gerakan anggota badan, (tangan, kepala, mata dan bagian muka
lainnya). Tujuan penyampaian pesan adalah untuk mengajak, membujuk,
mengubah sikap, perilaku atau menunjukkan arah tertentu.
3.
Media/penghubung
Adalah
alat untuk penyampaian pesan seperti ; TV, radio surat kabar, papan
pengumuman, telepon dan lainnya. Pemilihan media ini dapat dipengaruhi oleh isi
pesan yang akan disampaikan, jumlah penerima pesan, situasi dsb
4.
Mengartikan kode/isyarat
Setelah
pesan diterima melalui indera (telinga, mata dan seterusnya) maka
si penerima pesan harus dapat mengartikan simbul/kode dari pesan
tersebut, sehingga dapat dimengerti /dipahaminya
5.
Penerima pesan
Penerima
pesan adalah orang yang dapat memahami pesan dari sipengirim
meskipun dalam bentuk code/isyarat tanpa mengurangi arti pesan yang
dimaksud oleh pengirim.
6.
Balikan (feedback)
Balikan
adalah isyarat atau tanggapan yang berisi kesan dari penerima pesan dalam
bentuk verbal maupun nonverbal. Tanpa balikan seorang pengirim pesan tidak akan
tahu dampak pesannya terhadap sipenerima pesan Hal ini penting bagi
manajer atau pengirim pesan untuk mengetahui apakah pesan sudah diterima dengan
pemahaman yang benar dan tepat. Balikan dapat disampaikan oleh penerima pesan
atau orang lain yang bukan penerima pesan. Balikan yang disampaikan oleh
penerima pesan pada umumnya merupakan balikan langsung yang mengandung
pemahaman atas pesan tersebut dan sekaligus merupakan apakah pesan itu akan
dilaksanakan atau tidak Balikan yang diberikan oleh orang lain didapat
dari pengamatan pemberi balikan terhadap perilaku maupun ucapan penerima
pesan. Pemberi balikan menggambarkan perilaku penerima pesan
sebagai reaksi dari pesan yang diterimanya. Balikan bermanfaat
untuk memberikan informasi, saran yang dapat menjadi bahan pertimbangan dan
membantu untuk menumbuhkan kepercayaan serta keterbukaan diantara
komunikan, juga balikan dapat memperjelas persepsi.
7.
Gangguan
Gangguan
bukan merupakan bagian dari proses komunikasi akan tetapi mempunyai
pengaruh dalam proses komunikasi, karena pada setiap situasi hampir
selalu ada hal yang mengganggu kita. Gangguan adalah hal yang merintangi
atau menghambat komunikasi sehingga penerima salah menafsirkan
pesan yang diterimanya.
II.F Keberhasilan komunikasi
interpersonal
Perbedaan
keberhasilan komunikasi, ditentukan oleh faktor-faktor yang diklasifikasikan ke
dalam dua kategori, yaitu yang berpusat paa persona (person-centered
prespective) dan yang berpusat pada situasi (situation – centered perspektive).
Faktor yang berpusat pada persona, misalnya kecakapan berkomunikasi yang
dimiliki oleh seseorang, sedangkan yang berpusat pada situasi misalnya
karakteristik sosial budaya masyarakat sekitar.
1.
Faktor
Personal
Faktor
personal timbul dari dalam diri individu. Bahwa dalam menanggapi proses
komunikasi antarpribadi, akan dipenngaruhi beerbagai keadaan yang ada pada diri
individu. Secara garis besar faktor personal dibedakan ke dalam dua
kategori, yaitu faktor biologis dan psikologis.
a.
Faktor
Biologis
Manusia
adalah makhluk biologis yang tidak berbeda dengan hewan. Ada beberapa
penelitian yang menunjukkan pengaruh motif biologis terhadap perilaku biologis
antarmanusia. Tahun 1950 keys dan rekan – rekanya menyelediki pengaruh rasa
lapar. Selama 6 bulan, 32 subjek bersedia menjalani eksperimen setengah lapar.
Selama eksperimen, terjadi perubahan kepribadian yang dramatis. Mereka menjadi
mudah tersinggung, sukar bergaul, dan tidak dapat konsentrasi. Pada akhir
minggu ke – 25, makanan mendominasi pikiran, percakapan, dan mimpi. Laki – laki
lebih senang membayanngkan cokelat daripada wanita cantik. Penelitian ini
membuktikan bahwa faktor biologis berupa rasa lapar yang dirasakan oleh
individu akan berpengaruh terhadap kepribadianya. Artinya dalam proses
komunikasi interpersonal, suatu symbol atau pesan akan diprepsi berbeda oleh
orang yang secara personal dalam keadaan lapar dan tidak lapar.
Dilihat
dari variable jenis kelamin yang dihubungkan dengan kegemaran atau hobi, juga
menunjukkan adanya perbedaan karakterik biologis antara pria dan wanita. Pada
umumnya wanita menyukai makanan sejenis rujak, acara televise yang disukai
adalah sinetron keluarga dll.Sedangkan Pada umumnya pria menyukai makanan sate
kambin, acara televise yang disukai adalah siaran sepak bola atau tinju, rela
menghabiskan waktu dengan memancing dan sebagainya. Perbedaan
kesenangan ini, dapat dipergunakan sebagai rujukan dalam merangsang komunikasi
interpersonal.
Berdasarkan
uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa kondisi biologis yang memadai seperti
: kesehatan yang baik, konsentrasi yang bagus, dan sebagainya akan
mempengaruhi keberhasilan komunikasi. Penerapan konsep ini, apabila kita ingin
berkomunikasi dengan mengusung tujuan yang penting, maka sebaiknya
memepertimbangkan koondisi biologis baik pada diri kita maupun pihak yang akan
kita ajak berkomunikasi.
b.
Faktor
Psikologis
Manusia
adalah makhluk yang mempunyai daya psikolgis : pengetahuan, kehendak, sikap,
dan sebagainya. Kita dapat mengklarifikasikan ke dalam tia komponen, yaitu
komponen kgnitif, afektif, dan konatif. Komponen kognitif adalah aspek
intelektual,yang berkaitan dengan apa yang diketahui manusia. Ketika
terlibat dalam proses komunikasi interpersonal, maka komponen kkognitif ini
memiliki perana yang penting dalam memaknai pesan dan symbol.Artnya, maka
symbol itu elalu terkait dengan apa yang diketahuinya. Contoh : orang
Yogjakarta ketika melihat bendera warna putih, memaknai sebagai pertanda bahwa
ada rang yang meninggal. Permaknan itu menunjuk adanya pengetahuan yang
dimilikinya. Masyarakat pendesaan di Jawa ketika mendegar bunyi pengeras
mengalunkan gending - gending jawa, meberi makna ada yang melangsungkan acara
hajatan, kemudian mereka akan mendatanginya untuk memberikan sumbangan sebagai
ungkapan kebersamaan.
Komponen
kognitif merupakan aspek emosional, seperti sikap simpati, ragu – ragu, setuju,
curiga, benci, dan sebagainya. Komponen afektif inijuga mempunyai pengaruh
dalam komunikasi interpersonal. misalnya dengan orang yang kita senangi, kita
selalu mempeercayai ucapanya. Terhadap orang yang kita benci, kita selalu
berseberangan dengan ide – idenya. Komponen afektif terdiri dari
1)
Motif
sosiogenetif
Motif
sosiogenetif sering juga disebut dengan motif sekunder sebagai lawan motif
primer (motif biologis). Motif sosiogenetif ini sangat besar perananya dalam
mebentuk perilaku komunikasi. Berbagai klarifikasi motif sosiogenetif menurut
berbagai ahli.
W.
I. Thomas dan Florian Znaniekcki :
a.
Keinginan memperoleh pengalamamn baru
b.
Keinginan untuk mendapatkan respon
c.
Keinginan akan pengakuan
d.
Keinginan akan rasa aman
David
McCleiland
a.
Kebutuhan
berprestasi (need for achieveiment)
b.
Kebutuhan
akan kasih saying (need for afflliation)
c.
Kebutuhan
berkuasa(need for power)
Ketika
seseorang berkomunikasi, maka disadari atau tidak akan mengukur apakah
aktivitas komunikasi yang ia jalankan sesuai dengan motif sosiogenetifnya.
Misalnya motif sosiogenetis yang diperjuangkan oleh sesorang adalah ingin
memperoleh pengalaman baru. Apabila kepadanya ditawari aktivitas komunikasi
yang tidak memberikan pengalaman baru kepadanya, mungkin ia akan bersifat
pasif, tidak merespon ajakan komunikasi tersebut. Sebaliknya apabila kepadanya
ditawarkan aktivitas komunikasi dan ia menganggap bahwa dari aktivitas tersebut
akan ada pengalaman baru yang ia peroleh, maka ia berusaha untuk terlibat
didalamnya.
1.
Sikap
Sikap
adalah perasaan seseorang tentang objek, aktivitas, peristiwa dan orang lain.
Perasaan ini menjadi konsep yang mempresentasikan suka atau tidak suka. Sikap
bersifat positif, neatif, atau netral. Sikap dapat mendorong seseorang menjadi
ambivalen terhadap objek, yang berart ia terus menerus mengalami keragu –
raguan berpendirian positif dan negative terhadap peristiwa tertentu. Terdapat
pengaruh sikap terhadap perilaku komuikasi interpersonal., dan sering kali
bersifat irasional.
2.
Emosi
Emosi
menunjukkan kegonjangan organisme yang disertai oleh gejala – gejala kesadaran,
keperilakuan, dan proses fisiollogis. Bila orang yang anda cintai melecehkan
anda, anda akan berekasi secara emosional, karena itu dilakukan secara sadar.
Jantung anda kan berdetak lebih cepat, kulit memberikan respon dengan
mengeluarkan keringat, dan napas terengah – engah ( proses fisiollogis). Anda
mungkin membalah cemoohan itu dengan kata – kata keras.
3.
Faktor
Situasi
Salah satu
faktor yang mempengaruhi perilaku manusia adalah faktor situasional. Menurut
pendekatan ini, perilaku manusia dipengaruhi oleh lingkungan/situasi.
Faktor-faktor situasional ini berupa
h
stimuli
yang mendorong dan memperteguh perilaku
II.G Komunikasi Interpersonal Yang
Efektif
Komunikasi
dapat di katakan efektif apabila pesan diterima dan dimengerti sebagaimana di
masut oleh pengirim pesan,pesan di tindak lanjuti dengan sebuah perbuatan
secara suka rela oleh penerima pesan,dapat meningkatkan kualitas hubungan antar
pribadi,dan tidak ada hambatan untuk itu. Komunikasi interpersonal di katakan
efektif,apabila memenuhi tiga persyaratan utama,yaitu :
a
Pengertian
yang sama dengan terhadap makna pesan.
Salah satu
indikator yang dapat di gunakan sebagai ukuran komunikasi dikatakan
efektif,adalah apabila makna pesan yang di kirim oleh komunikator sama dengan
makna pesan yang diterima oleh komunikan. Pada tataran empiris,seringkali
terjadi mis komunikasi yang di sebabkan oleh karena komunikan memahami makna
pesan tidak sesuai dengan yang di maksudkan oleh komunikator.
b. Melaksanakan pesan secara suka rela.
Indikator
komunikasi interpersonal yang efektif berikutnya adalah bahwa komunikan
menindak lanjuti pesan tersebut dengan perbuatan dan dilakukan secara suka
rela,tidak karena di paksa. Hal ini mengindikasikan bahwa dalam proses
komunikasi interpersonal,komunikator dan komunikan memiliki peluang untuk
memperoleh keuntungan. Komunikasi interpersonal yang baik dan berlangsung dalam
kedudukan setara sangat diperlukan agar kedua belah pihak menceritakan dan
mengungkapkan isi pikirannya secra suka rela,jujur,tanpa merasa takut.
Komunikasi interpersonal yang efektif mampu mempengaruhi emosi pihak pihak yang
terlibat dalam komunikasi itu kedalam suasana yang yaman,harmonis,dan bukan
sebagai suasana yang tertekan.
c. Meningkatkan kualitas hubungan
antarpribadi.
Efektivitas
dalm komunikasi interpersonal akan mendorong terjadinya hubungan yang positif
terhadap rekan,keluarga,dan kolega. Hal ini disebabkan pihak pihak yang saling
berkomunikasi merasakan memperoleh manfaat dari komunikasi itu,sehinggamerasa
perlu untuk memelihara hubungan antarpribadi. Banyak orang menjadi sukses
karena memiliki hubungan yang sangat baik dengan orang lain. Mereka menanamkan
identitas yang positif kepada orang lain sehingga mereka memiliki image yang
baik di mata masyarakat.
II.H Fungsi Komunikasi Interpersonal
Yang Efektif
Komunikasi
interpersonal dianggap efektif,jika orang lain memahami pesan anda dengan
benar,dan memberikan respon sesuai dengan yang anda inginkan. Komunikasi
interpersonal yang efektif berfungsi membantu anda untuk :
1.
Membentuk
dan menjaga hubungan baik antar individu.
2.
Menyampaikan
pengetahuan.
3.
Mengubah
sikap dan perilaku.
4.
Pemecahan
masalah hubungan antar pribadi
5.
Citra
diri menjadi lebih baik.
Komunikasi
interpersonal yang efektif akan membantu anda mengantarkan kepada tercapainya
tujuan tertentu. Jika komunikasi interpersonal tidak berhasil,akibatnya bisa
apa saja,dari sekedar membuang waktu,sampai akibat buruk yang tragis. Misalnya
saja,kegagalan komunikasi antara pengatur perjalanan kereta api dengan
masinis,dapat mengakibatkan terjadinya tabrakan sesama kereta api yang membawa
korban harta dan nyawa. Kita harus menyadari, bahwa komunikasi interpersonal
merupakan jalan menuju sukses. Adapun kedudukan Anda, keterampilan
berkomunikasi secara efektif merupakan modal penting bagi sebuah keberhasilan.
II.J
Faktor keefektifan Komunikasi Interpersonal
Komunikasi
interpersonal yang efektif menjadi keinginan semua orang. Dengan komunikasi
efektif tersebut, pihak-pihak yang terlibat di dalamnya memperoleh manfaat
sesuai yang diinginkan. Ada beberapa faktor yang sangat menentukan keberhasilan
komunikasi interpersonal apabila dipandang dari sudut komunikator, komunikan,
dan pesan.
a. Faktor keberhasilan dilihat dari
sudut komunikan
·
Kredibilitas:
ialah kewibawaan seorang komunikator di hadapan komunikan. Pesan yag
disampaikan oleh seorang komunikator yang kredibitilitasnya tinggi akan lebih
banyak memberi pengaruh terhadap penerima pesan.
·
Daya
tarik: ialah daya tarik fisik maupun non fisik. Adanya daya tarik ini akan
mengudang simpati penerima pesan komunikasi. Pada akhirnya penerima pesan akan
dengan mudah menerima pesan-pesan yang disampaikan oleh komunikator.
·
Kemampuan
intelektual: ialah tingkat kecakapan, kecerdasan dan keahlian seorang
komunikator. Kemampuan intelektual itu diperlukan seorang komunikator, terutama
dalam hal menganalisis suatu kondisi sehingga bisa mewujdukan cara komunikasi
yang sesuai.
·
Integritas
atau keterpaduan sikap dan perilaku dalam aktivitas sehari-hari. Komunikator
yang memiliki keterpaduan, kesesuaian antara ucapan dan tindakannya akan lebih
disegani oleh komunikan.
·
Ketepercayaan:
kalau komunikator dipercaya oleh komunikan maka akan leibh udah menyampaikan
pesan dan mempengaruhi sikap orang lain.
·
Kepekaan
sosial, yaitu suatu kemampuan komunikator untuk memahami situasi di lingkungan
hidupnya. Apabila situasi lingkungan sedang sibuk, maka komunikator perlu
mencari waktu lain yang lebih tepat untuk menyampaikan suatu informasi kepada
orang lain.
·
Kematangan
tingkat emosional, ialah kemampuan komunikator untuk mengendalikan emosinya,
sehingga tetap dapat melaksanakan komunikasi dalam suasana yang menyenangkan di
kedua belah pihak.
·
Berorientasi
kepada kondisi psikologis komunikan, artinya seorang komunikator perlu memahami
kondisi psikologis orang yang diajak bicara. Diharapkan komunikator dapat
memilih saat yang paling tepat untuk menyampaikan suatu pesan kepada komunikan.
·
Komunikator
harus bersikap supel, ramah dan tegas.
b.
Faktor
keberhasilan dilihat dari sudut komunikan
·
Komunikan
yang cakap akan mudah menerima dan mencerna materi yang diberikan oleh
komunikator.
·
Komunikan
yang mempunyai pengetahuan yang luas akan cepat menrima informasi yang
diberikan komunikator.
·
Komunikan
harus bersikap ramah, supel dan pandai bergaul agar tercipta proses komunikasi
yang lancar.
·
Komunikan
harus memahami dengan siapa ia berbicara.
·
Komunikan
bersikap bersahabat dengan komunikator.
c.
Faktor
keberhasilan dilihat dari sudut pesan
·
Pesan
komunikasi interpersonal perlu dirancang dan disampaikan sedemikian rupa
sehingga dapat menumbuhkan perhatian komunikan.
·
Lambang-lambang
yang dipergunakan harus benar-benar dapat dipahami oleh kedua belah pihak,
yaitu komunikator dan komunikan.
·
Pesan-pesan
tersebut disampaikan secara jelas dan sesuai dengan kondisi maupun situasi
setempat.
·
Tidak
menimbulkan multi interprestasi atau penafsiran yang berlainan.
·
Sediakan
informasi yang praktis, berguna, dan membantu komunikan melakukan tindakan yang
diinginkan.
·
Berikan
fakta, buka kesan dengan cara menyampaikan kalimat konkret, detail, dan
spesifik disertai bukti untuk mendukung opini.
·
Tawarkan
rekomendasi dengan cara mengemukakan langkah-langkah yang disarankan untuk
membantu komunikan menyelesaikan masalah yang dihadapi.
II.K
Pentingnya
Interpersonal
Skill dalam Komunikasi Antar
Pribadi
Manusia setiap hari pasti berhubungan
dengan orang lain karena secara kodrat manusia merupakan makhluk sosial.Maka
munculah kebutuhan untuk memahami kebutuhan manusia lain. Ketika berkomunikasi
ada banyak hal yang harus kita kuasai dan mengerti antara lain bagaimana
kita mengenal diri sendiri, mengenal dan memahami orang lain, mengekspresikan
dirikita, menegaskan kebutuhan kita, memberikan dan menerima masukan, mendengarkan pembicaraan
dengan orang lain, mempengaruhi orang lain, menyesuaikan diri terhadap lingkungan
dam orang lain, menjadi anggota sebuah tim, melakukan negosiasi, dan banyak hal
lain. Kemampuan interpersonal sangat
mempengaruhi bagaimana kita mempersepsikan diri kitaterhadap orang lain, dan
bagaimana kita mempersepsikan diri kita. Ketika kita memiliki ketrampilan
interpersonal yang tinggi kita akan memiliki rasa percaya diri yang tinggi,
sehingga kita akan dihargai orang lain, dan pada akhirnya kita kan membangun
hubungan yang harmonis dengan orang lain. Dalam dunia kerja, ketrampilan
interpersonal yang tinggi akan membawa kesuksesam dalam pekerjaan dan tentunya
membawa keuntungan material dan spiritual.
BAB III
PENUTUPAN
Kesimpulan
Keberhasilan komunikasi interpersonal ditentukan oleh
faktor-faktor yang dapat dikalsifikasikan ke dalam dua kategori, yaitu yang
perpusat pada persona dan yang berpusat pada situasi. Faktor personal ini
terdiri dari faktor biologis dan faktor psikologis. Faktor situasi terdiri dari
faktor ekologis, faktor rancangan, faktor temporal, suasana perilaku,
teknologi, faktor sosial, lingkungan psikososial, dan stimuli yang mendorong
dan memperteguh perilaku. Komunikasi yang efektif apabila pesan diterima dan
dimengerti sebagaimana dimaksud oleh pengirim pesan, pesan ditindaklanjuti
dengan sebuha perbuatan secara suka rela oleh penerima pesan dan meningkatakan
kualitas hubungan antarpribadi, dan tidak tidak ada hambatan untuk hal itu.
Fungsi komunikasi interpersonal yang efektif ialah membentuk dan
menjaga hubungan baik antar individu, menyampaikan pengetahuan, mengubah sikap
dan perilaku, pemecahan masalah hubungan antar pribadi dan citra diri menjadi
lebih baik. Hukum komunikasi efektif meliputi respect, empathy, audible,
clarity dan humble. Sedang untuk sikap positif yang mendukung komunikasi
interpersonal adalah keterbukaan, empati, sikap mendukung, sikap
positif dan kesetaraan. Faktor keefektifan komunikasi interpersonal dapat
dipandang darisudut komunikator, komunikan, dan pesan.
Sumber
ijin copas gan wkwkwk
BalasHapus