Senin, 01 Juni 2015

Komunikasi Efektif

MAKALAH
INTERPERSONAL SKILL

“Komunikasi Efektif”

Description: Logo_Unnes.png


DISUSUN OLEH

                                    NAMA            : WINDA TRY ASTUTI
                                    NIM                : 4611414001


PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA
JURUSAN ILMU KOMPUTER
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2015

KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan ke hadirat Allah SWT atas limpahan, rahmat dan karunia-nya sehingga saya dapat menyelesaikan dan menuyusun makalah interpersonal skill. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas interpersonal skill. Makalah ini diharapkan dapat membantu para pembaca untuk dapat memberi bekal pembelajaran pada diri mereka sendiri sehingga para pembaca bisa mengerti apa yang disampaikan oleh isi makalah ini sendiri. Saya telah berupaya semaksimal mungkin untuk membuat makalah ini sebagai makalah yang akan mudah dimengerti oleh para pembaca, untuk itu kritik dan saran dari berbagai pihak baik praktisi maupun narasumber sangat saya harapkan.
Kepada semua pihak yang telah membantu selesainya makalah ini, saya mengucapkan banyak terimakasih semoga langkah awal kita ini merupakan ambil dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa, dan semoga kita sama mendapat limpahan rahmat dari Tuhan Yang Maha Esa. Amin






Semarang, 14 April 2015        
Penulis 
 
Winda Try Astuti        





BAB I
PENDAHULUAN
       I.A       Latar belakang
Pada dasarnya, setiap orang memerlukan komunikasi interpersonal sebagai salah satu bantu dalam kelancaran bekerja sama dengan orang lain dalam bidang apapun. Komunikasi interpersonal merupakan aktivitas yang dilakukan dalam kehidupan sehari-hari, dan merupakan cara untuk menyampaikan dan menerima pikiran-pikiran, informasi, gagasan, perasaan, dan bahkan emosi seseorang, sampai pada titik tercapainya pengertian yang sama antara komunikator dan komunikan. Secara umum, definisi komunikasi interpersonal adalah “Sebuah proses penyampaian pikiran-pikiran ata informasi dari seseorang kepada orang lain melalui suatu cara tertentu (biasanya dalam komunikasi diadik) sehingga orang lain tersebut mengerti apa yang dimaksud oleh penyampaian pikiran-pikiran atau infomrasi.
Komunikasi interpersonal merupakan komunikasi yang mempunyai efek besar dalam hal mempengaruhi orang lain terutama perindividu. Hal ini disebabkan, biasanya pihak-pihak yang terlibat dalam komunikasi bertemu secara langsung, tidak menggunakan media dalam penyampaian pesannya sehingga tidak ada jarak yang memisahkan antara komunikator dengan komunikan (face to face). Oleh karena saling berhadapan muka, maka masing-masing pihak dapat langsung mengetahui respon yang diberikan, serta mengurangi tingkat ketidak jujuran ketika sedang terjadi komunikasi. Sedangkan apabila komunikasi interpersonal itu terjadi secara sekunder, sehingga antara komunikator dan komunikan terhubung media, efek komunikasi sangat dipengaruhi oleh karakteristik interpersonalnya. Misalnya dua orang saling berkomunikasi melalui media telepon selulur, maka efek komunikasi tidak semata-mata dipengaruhi oleh kualitas pesan dan kecanggihan media, namun yang lebih penting adalah adanya ikatan interpersonal yang bersifat emosional.
       I.B       Rumus Masalah
                          1.       Apakah komunikasi Efektif ?
                          2.       Bagaimana kemampuan Komunikasi interpersonal ?
       I.C       Tujuan
1.      Untuk memenuhi tugas kuliah dari dosen pengampu
2.      Untuk referensi dalam melakukan wawancara
3.      Untuk sebagai pembelajaran dalam berkomunikasi

BAB II
PEMBAHASAN
   II.A       Pengertian Komunikasi Efektif
Komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi (pesan, ide, gagasan) dari satu pihak kepada pihak lain. Pada umumnya, komunikasi dilakukan secara lisan atau verbal yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak. Apabila tidak ada bahasa verbal yang dapat dimengerti oleh keduanya, komunikasi masih dapat dilakukan dengan menggunakan gerak-gerik badan, menunjukkan sikap tertentu, misalnya tersenyum, menggelengkan kepala, mengangkat bahu. Cara seperti ini disebut komunikasi nonverbal.
Komunikasi efektif yaitu komunikasi yang mampu menghasilkan perubahan sikap (attitude change) pada orang lain yang bisa terlihat dalam proses komunikasi.
Menurut Mc. Crosky Larson dan Knapp mengatakan bahwa komunikasi yang efektif dapat dicapai dengan mengusahakan ketepatan (accuracy) yang paling tinggi derajatnya antara komunikator dan komunikan dalam setiap komunikasi. Komunikasi yang lebih efektif terjadi apabila komunikator dan komunikan terdapat persamaan dalam pengertian, sikap dan bahasa. Komunikasi dapat dikatakan efektif apa bila komunikasi yang dilakukan dimana :
1. Pesan dapat diterima dan dimengerti serta dipahami sebagaimana yang dimaksud oleh pengirimnya.
2. Pesan yang disampaikan oleh pengirim dapat disetujui oleh penerima dan ditindaklanjuti dengan perbuatan yang diminati oleh pengirim.
3. Tidak ada hambatan yang berarti untuk melakukan apa yang seharusnya dilakukan untuk menindaklanjuti pesan yang dikirim.
Menurut Potter dan Perry (1993), komunikasi terjadi pada tiga tingkatan yaitu intrapersonal, interpersonal dan publik. Makalah ini difokuskan pada komunikasi interpersonal yang terapeutik. Komunikasi interpersonal adalah interaksi yang terjadi antara sedikitnya dua orang atau dalam kelompok kecil, terutama dalam keperawatan. Komunikasi interpersonal yang sehat memungkinkan penyelesaian masalah, berbagai ide, pengambilan keputusan, dan pertumbuhan personal.
   II.B       Jenis – jenis Komunikasi
1.    Komunikasi verbal efektif
a.       Berlangsung secara timbal balik
b.      Makna pesan ringkas dan jelas
c.       Bahasa mudah dipahami
d.      Cara penyampaian mudah diterima 
e.       Disampaikan secara tulus
f.       Mempunyai tujuan yang jelas
g.      Memperlihatkan norma yang berlaku
h.      Disertai dengan humor
2.  Komunikasi Non Verbal
Yang perlu diperhatiakan dalam berkomunikasi nonverbal adalah :
a.       Penampilan fisik
b.      Sikap tubuh dan cara berjalan
c.       Ekspresi wajah 
d.      Sentuhan
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam komunikasi Efektif :
a           Berkomunikasi pada suasana yang menguntungkan
b          Menggunakan bahasa yang mudah ditangkap dan dimengerti
c           Pesan yang disampaikan dapat menggugah perhatian atau minat dipihak komunikan
d          Pesan dapat menggugah dipihak komunikan yang dapat menguntungkannya
e           Pesan dapat menumbuhkan sesuatu penghargaan atau reward dipihak komunikan.



   II.C       Hal yang Diperhatikan dalam Berkomunikasi
1.      Kontak Mata
Hal pertama yang dilakukan seorang pembicara yang baik adalah menatap lawan bicara dan mengambil jeda untuk memulai sebuah pembicaraan. Ini merupakan salah satu cara yang membantu untuk menciptakan kesan baik pada lawan bicara. Usahakan mempertahankan kontak mata sepanjang pembicaraan, agar lawan bicara Anda tak merasa diabaikan.
2.         Ekspresi Wajah
Wajah merupakan cermin kepribadian individual. Ekspresi wajah mengungkapkan pikiran yang sedang melintas pada diri seseorang. Sebagi contoh: sebuah senyum mengungkap keramah-tamahan dan kasih-sayang;Mengangkat alis mata menunjukan ekpresi heran; Mengernyitkan dahi menyampaikan ketakutan dan kegelisahan. Semua emosi dan berbagai macam tingkah manusia diekspresikan dalam emosi yang berbeda yang tergambar di wajah. Jadi saat melakukan komunikasi tunjukan ekspresi bahwa Anda tertarik dengan bahan pembicaraan.
3.      Postur Tubuh
Setiap gerak-gerik tubuh saat berbicara mesti dikoordinasikan dengan kekuatan meyakinkan dari Anda. Mereka bisa jadi semacam tambahan untuk cara efektif yang dapat ditangkap secara visual daripada secara verbal.
Sebagai contoh : menundukan kepala menunjukkan penyelesaian pernyataan; mengangkat kepala menunjukkan akhir pertanyaan ; Terlalu sering menggerakan bagian tubuh mengungkapkan sedang bergegas atau kebingungan. Untuk itu perhatikan gerak-gerik Anda saat melakukan komunikasi dengan lawan bicara.
4.      Selera Berbusana
Busana memiliki tugas penting dalam menimbulkan kesan. Orang yang berbusana sesuai dengan struktur tubuh mereka nampak lebih menarik. Penampilan fisik seseorang dan busana yang dikenakan membuat dampak pasti pada proses komunikasi. Kita semua berbusana dan mungkin banyak diantara kita tak terlalu memperhatikan, namun hal kecil ini memiliki peran untuk sebuah efektif. Jika kita memperhatikan bagaimana cara berbusana, hal itu akan memperbaiki kemampun komunikasi kita.
II.D                          Komponen Komunikasi Efektif
                          1.       Encoding
Komunikasi Efektif diawali dengan encoding atau penetapan kode atau symbol yang memungkinkan pesan tersampaikan secara jelas dan dpat diterima serta dipahami dengan baik oleh komunikan (penerima pesan).
                          2.       Decoding
Decoding, komponen penting lainya dalam komunikasi efektif, yaitu kemampuan penerima memahami pesan yang diterimanya.
                          3.       Context
Konteks Komunikasi adalah ruang, tempat, dan kepada siapa kita melakukan komunikasi. Konteks komunikasi juga mengacu kepada level komunikasai antar pribadi, komunikasi kelompok, komunikasi organisasi dan komunikasi massa.
                          4.       Body Language
Bahasa tubuh dikenal juga sebagai kumunikasi nonverbal meliputi postur, posisi tangan dan lengan, kontak mata, dan ekspresi wajah. Bahasa tubuh yang konsisten dan sesuai dan meningkatkan pengertian. Gerakan anggota badan harus sesuai dengan yang diucapkan. Bahasa tubuh yang terpenting adalah senyum dan kontak mata.
                          5.       Interference
Emosi bisa mengganggu terjadinya komunikasi efektif. Jika komunikator marah, kemampuannya mengirim pesan efektif mungkin berpengaruh negative. Begitu  juga jika komunikasidalam keadaan kecewa atau tidak setuju dengan komunikator, mungkin dia mendengar sesuatu yang berbeda.
                          6.       Be Open-minded
Pikiran terbuka merupakan komponen penting lain dalam komunikasi efektif. Jangan terburu menilai atau mengkritisi ucapan orang lain. Kita harus mengedepankan respek, menghargai pendapat atau pandangan orang lain, juga menunjukan empati dengan berusaha memahami situasi atau masalah dari persepektif orang lain
                          7.       Active Listening
Menjadi pendengar yang baik dan aktif akan meningkatan pemahaman atas pemikiran dan perasaan orang lain.
                          8.       Reflection
Pastikan bahwa kita mengerti ucapan orang lain dengan “Konfirmasi”, yaitu meringkas pesan utama yang disampaikan orang lain. Kita bisa mengulang yang diucapkan orang lain, sekaligus “klarifikasi” bahwa maksud perkataan “begini” dan “begitu”.
II.E Hukum Komunikasi Efektif
1.         Lima hukum komunikasi efektif
Keefektifan komunikasi interpersonal dapat pula dijelaskan dari prespektif The 5 Inevitable Laws of Effective Communication atau lima hukum komunikasi efektif (ajimahendra.blogspot.com). Lima hukum itu meliputi: Respect, Empathy, Audible, Clarity, dan Humble disingkat REACH yang berarti meraih.
a.       Respect
Hukum pertama dalam mengembangkan komunikasi interpersonal yang efektif adalahrespect, ialah sikap menghargai setiap individu yang menjadi sasaran pesan yang kita sampaikan. Rasa hormat dan saling merhargai merupakan hukum yang pertama dalam kita berkomunikasi dengan orang lain.
b.      Empathy
Empathy (empati) dalah kemampuan kita untuk menempatkan diri kita pada situasi atau kondisi yang dihadapi oleh orang lain. Komunikasi empatik dilakukan dengan memahami dan mendengar orang lain terlebih dahulu, kita dapat membangun keterbukaan dan kepercayaan yang kita perlukan dalam membangun kerjasama atau sinergi dengan orang lain. Rasa empati akan meningkatkan kemampuan kita untuk dapat menyampaikan pesan dengan cara dan sikap yang akan memudahkan penerimaan komunikan menerimanya. Sehingga nantinya pesan kita akan dapat tersampaikan tanpa ada halangan psikologis atau penolakan dari penerima.
c.       Audible
Makna dari audible antara lain: dapat didengarkan atau dimengertikan atau dimengerti dengan baik. Jika empati berarti kita harus mendengar terlebih dahulu ataupun mampu menerima umpan balik dengan baik, maka audible berarti pesan yang kita sampaikan dapat diterima oleh penerima pesan.
d.      Clarity
Selain bahwa pesan harus dapat dimengerti dengan baik, maka hukum ke empat yang terkait dengan itu adalah kejelasan dari pesan itu sendiri sehingga tidak menimbulkan multi interpretasi atau berbagai penafsiran yang berlainan. Clarity dapat pula berarti keterbukaan dan transparansi. Dalam berkomunikasi interpersonal kita perlu mengembangkan sikap terbuka (tidak ada yang ditutupi atau disembunyikan), sehingga dapat menimbulkan rasa percaya (trust) dari penerima pesan.
e.       Humble
Hukum ke lima dalam membangun komunikasi interpersonal yang efektif adalah sikap rendah hati. Sikap ini merupakan unsur yang terkait dengan hukum pertama untuk membangun rasa menghargai orang lain, biasanya didasari oleh sikap rendah hati yang kita miliki. Jika komunikasi yang kita bangun didasarkan pada lima hukum pokok komunikasi yang efektif ini, maka kita dapat menjadi seorang komunikator yang handal, yang dapat menyampaikan pesan dengan cara yang sesuai dengan keadaan komunikan. Komunikasi interpersonal yang tidak mempertimbangkan keadaan komunikan, akan menghasilkan komunikasi yang arogan, satu arah, dan seringkali menjengkelkan orang lain.
1.      Lima Sikap Positif yang Mendukung Komunikasi Interpersonal
Devito (1997:259-264) mengemukakan lima sikap positif yang perlu dipertimbangkan ketika seseorang merencanakan komunikasi interpersonal. Lima sikap positif tersebut, meliputi:
a.       Keterbukaan (openness)
Keterbukaan ialah sikap dapat menerima masukan dari orang lain, serta berkenaan menyampaikan informasi penting kepada orang lain. Dalam proses komunikasi interpersonal, keterbukaan menjadi salah satu sikap positif. Hal ini disebabkan, dengan keterbukaan, maka komunikasi interpersonal akan berlangsung secara adil, transparan, dua arah, dan dapat diterima oleh semua pihak yang berkomunikasi.
b.      Empati (empathy)
Empati ialah kemampuan seseorang untuk merasakan kalau seandainya menjadi orang lain, dapat memahami sesuatu yang sedang dialami orang lain, dapat merasakan apa yang dirasakan orang lain, dan dapat memahami sesuatu persoalan dari sudut pandang orang lain, melalui kaca mata orang lain.
c.       Sikap mendukung (supportiveness)
Hubungan interpersonal yang efektif adalah hubungan di mana terdapat sikap mendukung (supportiveness). Artinya masing-masing pihak yang berkomunikasi memiliki komitmen untuk mendukung terselenggaranya interaksi secara terbuka.
d.      Sikap positif (positiveness)
Sikap positif (positiveness) ditunjukkan dalam bentuk sikap dan perilaku. Sikap positif dapat ditunjukkan dengan berbagai macam perilaku dan sikap, antara lain:
·         Menghargai orang lain
·         Berfikiran positif terhadap orang lain
·         Tidak menaruh curiga secara berlebihan
·         Meyakini pentingnya orang lain
·         Memberikan pujian dan penghargaan
·         Komitmen menjalin kerjasama
e.       Kesetaraan (equality)
Kesetaraan (equality) ialah pengakuan bahwa kedua belah pihak memiliki kepentingan, kedua belah pihak sama-sama bernilai dan berharga, dan saling memerlukan. Indicator kesetaraan meliputi:
·         Menempatkan diri setara dengan orang lain
·         Menyadari akan adanya kepentingan yang berbeda
·         Mengakui pentingnya kehadiran orang lain
·         Tidak memaksa kehendak
·         Komunikasi dua arah
·         Saling memerlukan
·         Suasana komunikasi akrab dan nyaman
II.E Proses Komunikasi Efektif
1.      Pengirim pesan (sender) dan isi pesan/materi
Pengirim pesan adalah orang yang mempunyai ide  untuk disampaikan kepada seseorang dengan harapan   dapat dipahami oleh orang yang menerima pesan sesuai dengan yang dimaksudkannya. Pesan adalah informasi yang akan disampaikan  atau diekspresikan  oleh pengirim pesan.  Pesan dapat verbal atau non verbal dan pesan akan efektif bila diorganisir secara baik dan jelas.
Materi pesan dapat berupa :
a         Informasi
b        Ajakan
c         Rencana kerja
d        Pertanyaan dan sebagainya
2.      Simbol/ isyarat
Pada tahap ini pengirim pesan membuat kode atau simbol sehingga pesannya dapat dipahami oleh  orang lain. Biasanya seorang manajer menyampaikan pesan dalam bentuk kata-kata, gerakan anggota badan, (tangan, kepala, mata dan bagian muka lainnya). Tujuan  penyampaian pesan adalah untuk mengajak, membujuk, mengubah sikap, perilaku atau menunjukkan arah tertentu.
3.      Media/penghubung
Adalah alat untuk penyampaian pesan seperti ; TV, radio surat kabar,  papan pengumuman, telepon dan lainnya. Pemilihan media ini dapat dipengaruhi oleh isi pesan  yang akan disampaikan, jumlah penerima pesan, situasi dsb
4.      Mengartikan kode/isyarat
Setelah  pesan diterima  melalui indera (telinga, mata dan seterusnya) maka  si penerima pesan  harus dapat mengartikan  simbul/kode dari pesan tersebut, sehingga dapat dimengerti /dipahaminya
5.      Penerima pesan
Penerima pesan adalah orang yang dapat memahami pesan  dari sipengirim  meskipun dalam bentuk code/isyarat  tanpa mengurangi arti pesan  yang dimaksud oleh pengirim.
6.      Balikan (feedback)
Balikan adalah isyarat atau tanggapan yang berisi  kesan dari penerima pesan dalam bentuk verbal maupun nonverbal. Tanpa balikan seorang pengirim pesan tidak akan tahu dampak pesannya terhadap sipenerima pesan Hal ini penting  bagi manajer atau pengirim pesan untuk mengetahui apakah pesan sudah diterima dengan pemahaman yang benar dan tepat. Balikan dapat disampaikan oleh penerima pesan atau orang lain yang bukan penerima pesan. Balikan yang disampaikan oleh penerima pesan pada umumnya merupakan balikan langsung  yang mengandung pemahaman atas pesan tersebut dan sekaligus merupakan apakah pesan itu akan dilaksanakan atau tidak Balikan yang diberikan oleh orang lain  didapat dari pengamatan pemberi balikan  terhadap perilaku maupun ucapan penerima pesan. Pemberi balikan  menggambarkan perilaku penerima pesan  sebagai reaksi  dari pesan  yang diterimanya. Balikan bermanfaat untuk memberikan informasi, saran yang dapat menjadi bahan pertimbangan dan membantu untuk menumbuhkan  kepercayaan serta keterbukaan diantara komunikan, juga balikan dapat memperjelas persepsi.
7.      Gangguan
Gangguan bukan merupakan bagian dari proses komunikasi  akan tetapi mempunyai pengaruh dalam  proses komunikasi, karena pada setiap situasi hampir selalu ada hal yang mengganggu kita. Gangguan adalah  hal yang  merintangi atau menghambat  komunikasi  sehingga penerima salah menafsirkan pesan  yang diterimanya.
II.F Keberhasilan komunikasi interpersonal
Perbedaan keberhasilan komunikasi, ditentukan oleh faktor-faktor yang diklasifikasikan ke dalam dua kategori, yaitu yang berpusat paa persona (person-centered prespective) dan yang berpusat pada situasi (situation – centered perspektive). Faktor yang berpusat pada persona, misalnya kecakapan berkomunikasi yang dimiliki oleh seseorang, sedangkan yang berpusat pada situasi misalnya karakteristik sosial budaya masyarakat sekitar.
1.    Faktor Personal
Faktor personal timbul dari dalam diri individu. Bahwa dalam menanggapi proses komunikasi antarpribadi, akan dipenngaruhi beerbagai keadaan yang ada pada diri individu.  Secara garis besar faktor personal dibedakan ke dalam dua kategori, yaitu faktor biologis dan psikologis.
a.       Faktor Biologis
Manusia adalah makhluk biologis yang tidak berbeda dengan hewan. Ada beberapa penelitian yang menunjukkan pengaruh motif biologis terhadap perilaku biologis antarmanusia. Tahun 1950 keys dan rekan – rekanya menyelediki pengaruh rasa lapar. Selama 6 bulan, 32 subjek bersedia menjalani eksperimen setengah lapar. Selama eksperimen, terjadi perubahan kepribadian yang dramatis. Mereka menjadi mudah tersinggung, sukar bergaul, dan tidak dapat konsentrasi. Pada akhir minggu ke – 25, makanan mendominasi pikiran, percakapan, dan mimpi. Laki – laki lebih senang membayanngkan cokelat daripada wanita cantik. Penelitian ini membuktikan bahwa faktor biologis berupa rasa lapar yang dirasakan oleh individu akan berpengaruh terhadap kepribadianya. Artinya dalam proses komunikasi interpersonal, suatu symbol atau pesan akan diprepsi berbeda oleh orang yang secara personal dalam keadaan lapar dan tidak lapar.
Dilihat dari variable jenis kelamin yang dihubungkan dengan kegemaran atau hobi, juga menunjukkan adanya perbedaan karakterik biologis antara pria dan wanita. Pada umumnya wanita menyukai makanan sejenis rujak, acara televise yang disukai adalah sinetron keluarga dll.Sedangkan Pada umumnya pria menyukai makanan sate kambin, acara televise yang disukai adalah siaran sepak bola atau tinju, rela menghabiskan waktu dengan memancing dan sebagainya.  Perbedaan kesenangan ini, dapat dipergunakan sebagai rujukan dalam merangsang komunikasi interpersonal.
Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa kondisi biologis yang memadai seperti :  kesehatan yang baik, konsentrasi yang bagus, dan sebagainya akan mempengaruhi keberhasilan komunikasi. Penerapan konsep ini, apabila kita ingin berkomunikasi dengan mengusung tujuan yang penting, maka sebaiknya memepertimbangkan koondisi biologis baik pada diri kita maupun pihak yang akan kita ajak berkomunikasi.
b.      Faktor Psikologis
Manusia adalah makhluk yang mempunyai daya psikolgis : pengetahuan, kehendak, sikap, dan sebagainya. Kita dapat mengklarifikasikan ke dalam tia komponen, yaitu komponen kgnitif, afektif, dan konatif. Komponen kognitif adalah aspek intelektual,yang berkaitan dengan apa yang diketahui  manusia. Ketika terlibat dalam proses komunikasi interpersonal, maka komponen kkognitif ini memiliki perana yang penting dalam memaknai pesan dan symbol.Artnya, maka symbol itu elalu terkait dengan apa yang diketahuinya. Contoh : orang Yogjakarta ketika melihat bendera warna putih, memaknai sebagai pertanda bahwa ada rang yang meninggal. Permaknan itu menunjuk adanya pengetahuan yang dimilikinya. Masyarakat pendesaan di Jawa ketika mendegar bunyi pengeras mengalunkan gending - gending jawa, meberi makna ada yang melangsungkan acara hajatan, kemudian mereka akan mendatanginya untuk memberikan sumbangan sebagai ungkapan kebersamaan.
Komponen kognitif merupakan aspek emosional, seperti sikap simpati, ragu – ragu, setuju, curiga, benci, dan sebagainya. Komponen afektif inijuga mempunyai pengaruh dalam komunikasi interpersonal. misalnya dengan orang yang kita senangi, kita selalu mempeercayai ucapanya. Terhadap orang yang kita benci, kita selalu berseberangan dengan ide – idenya. Komponen afektif terdiri dari
1)         Motif sosiogenetif
Motif sosiogenetif sering juga disebut dengan motif sekunder sebagai lawan motif primer (motif biologis). Motif sosiogenetif ini sangat besar perananya dalam mebentuk perilaku komunikasi. Berbagai klarifikasi motif sosiogenetif menurut berbagai ahli.
W. I. Thomas dan Florian Znaniekcki :
a. Keinginan memperoleh pengalamamn baru
b. Keinginan untuk mendapatkan respon
c. Keinginan akan pengakuan
d. Keinginan akan rasa aman
David McCleiland
a.       Kebutuhan berprestasi (need for achieveiment)
b.      Kebutuhan akan kasih saying (need for afflliation)
c.       Kebutuhan berkuasa(need for power)
Ketika seseorang berkomunikasi, maka disadari atau tidak akan mengukur apakah aktivitas komunikasi yang ia jalankan sesuai dengan motif sosiogenetifnya. Misalnya motif sosiogenetis yang diperjuangkan oleh sesorang adalah ingin memperoleh pengalaman baru. Apabila kepadanya ditawari aktivitas komunikasi yang tidak memberikan pengalaman baru kepadanya, mungkin ia akan bersifat pasif, tidak merespon ajakan komunikasi tersebut. Sebaliknya apabila kepadanya ditawarkan aktivitas komunikasi dan ia menganggap bahwa dari aktivitas tersebut akan ada pengalaman baru yang ia peroleh, maka ia berusaha untuk terlibat didalamnya.
1.    Sikap
Sikap adalah perasaan seseorang tentang objek, aktivitas, peristiwa dan orang lain. Perasaan ini menjadi konsep yang mempresentasikan suka atau tidak suka. Sikap bersifat positif, neatif, atau netral. Sikap dapat mendorong seseorang menjadi ambivalen terhadap objek, yang berart ia terus menerus mengalami keragu – raguan berpendirian positif dan negative terhadap peristiwa tertentu. Terdapat pengaruh sikap terhadap perilaku komuikasi interpersonal., dan sering kali bersifat irasional.
2.    Emosi
Emosi menunjukkan kegonjangan organisme yang disertai oleh gejala – gejala kesadaran, keperilakuan, dan proses fisiollogis. Bila orang yang anda cintai melecehkan anda, anda akan berekasi secara emosional, karena itu dilakukan secara sadar. Jantung anda kan berdetak lebih cepat, kulit memberikan respon dengan mengeluarkan keringat, dan napas terengah – engah ( proses fisiollogis). Anda mungkin membalah cemoohan itu dengan kata – kata keras.
3.    Faktor Situasi
Salah satu faktor yang mempengaruhi perilaku manusia adalah faktor situasional. Menurut pendekatan ini, perilaku manusia dipengaruhi oleh lingkungan/situasi. Faktor-faktor situasional ini berupa
a      faktor ekologis, misal kondisi alam atau iklim
b      faktor rancangan dan arsitektural, misal penataan ruang
c      faktor temporal, misal keadaan emosi
d     suasana perilaku, misal cara berpakaian dan cara berbicara
e      teknologi
f       faktor sosial, mencakup sistem peran, struktur sosial dan karakteristik sosial individu
g      lingkungan psikososial yaitu persepsi seseorang terhadap lingkungannya
h      stimuli yang mendorong dan memperteguh perilaku
II.G Komunikasi Interpersonal Yang Efektif
Komunikasi dapat di katakan efektif apabila pesan diterima dan dimengerti sebagaimana di masut oleh pengirim pesan,pesan di tindak lanjuti dengan sebuah perbuatan secara suka rela oleh penerima pesan,dapat meningkatkan kualitas hubungan antar pribadi,dan tidak ada hambatan untuk itu. Komunikasi interpersonal di katakan efektif,apabila memenuhi tiga persyaratan utama,yaitu :
a         Pengertian yang sama dengan terhadap makna pesan.
Salah satu indikator yang dapat di gunakan sebagai ukuran komunikasi dikatakan efektif,adalah apabila makna pesan yang di kirim oleh komunikator sama dengan makna pesan yang diterima oleh komunikan. Pada tataran empiris,seringkali terjadi mis komunikasi yang di sebabkan oleh karena komunikan memahami makna pesan tidak sesuai dengan yang di maksudkan oleh komunikator.
b.      Melaksanakan pesan secara suka rela.
Indikator komunikasi interpersonal yang efektif berikutnya adalah bahwa komunikan menindak lanjuti pesan tersebut dengan perbuatan dan dilakukan secara suka rela,tidak karena di paksa. Hal ini mengindikasikan bahwa dalam proses komunikasi interpersonal,komunikator dan komunikan memiliki peluang untuk memperoleh keuntungan. Komunikasi interpersonal yang baik dan berlangsung dalam kedudukan setara sangat diperlukan agar kedua belah pihak menceritakan dan mengungkapkan isi pikirannya secra suka rela,jujur,tanpa merasa takut. Komunikasi interpersonal yang efektif mampu mempengaruhi emosi pihak pihak yang terlibat dalam komunikasi itu kedalam suasana yang yaman,harmonis,dan bukan sebagai suasana yang tertekan.
c.       Meningkatkan kualitas hubungan antarpribadi.
Efektivitas dalm komunikasi interpersonal akan mendorong terjadinya hubungan yang positif terhadap rekan,keluarga,dan kolega. Hal ini disebabkan pihak pihak yang saling berkomunikasi merasakan memperoleh manfaat dari komunikasi itu,sehinggamerasa perlu untuk memelihara hubungan antarpribadi. Banyak orang menjadi sukses karena memiliki hubungan yang sangat baik dengan orang lain. Mereka menanamkan identitas yang positif kepada orang lain sehingga mereka memiliki image yang baik di mata masyarakat.
II.H Fungsi Komunikasi Interpersonal Yang Efektif
Komunikasi interpersonal dianggap efektif,jika orang lain memahami pesan anda dengan benar,dan memberikan respon sesuai dengan yang anda inginkan. Komunikasi interpersonal yang efektif berfungsi membantu anda untuk :
1.      Membentuk dan menjaga hubungan baik antar individu.
2.      Menyampaikan pengetahuan.
3.      Mengubah sikap dan perilaku.
4.      Pemecahan masalah hubungan antar pribadi
5.      Citra diri menjadi lebih baik.
Komunikasi interpersonal yang efektif akan membantu anda mengantarkan kepada tercapainya tujuan tertentu. Jika komunikasi interpersonal tidak berhasil,akibatnya bisa apa saja,dari sekedar membuang waktu,sampai akibat buruk yang tragis. Misalnya saja,kegagalan komunikasi antara pengatur perjalanan kereta api dengan masinis,dapat mengakibatkan terjadinya tabrakan sesama kereta api yang membawa korban harta dan nyawa. Kita harus menyadari, bahwa komunikasi interpersonal merupakan jalan menuju sukses. Adapun kedudukan Anda, keterampilan berkomunikasi secara efektif merupakan modal penting bagi sebuah keberhasilan.
II.J Faktor keefektifan Komunikasi Interpersonal
Komunikasi interpersonal yang efektif menjadi keinginan semua orang. Dengan komunikasi efektif tersebut, pihak-pihak yang terlibat di dalamnya memperoleh manfaat sesuai yang diinginkan. Ada beberapa faktor yang sangat menentukan keberhasilan komunikasi interpersonal apabila dipandang dari sudut komunikator, komunikan, dan pesan.
a. Faktor keberhasilan dilihat dari sudut komunikan
·         Kredibilitas: ialah kewibawaan seorang komunikator di hadapan komunikan. Pesan yag disampaikan oleh seorang komunikator yang kredibitilitasnya tinggi akan lebih banyak memberi pengaruh terhadap penerima pesan.
·         Daya tarik: ialah daya tarik fisik maupun non fisik. Adanya daya tarik ini akan mengudang simpati penerima pesan komunikasi. Pada akhirnya penerima pesan akan dengan mudah menerima pesan-pesan yang disampaikan oleh komunikator.
·         Kemampuan intelektual: ialah tingkat kecakapan, kecerdasan dan keahlian seorang komunikator. Kemampuan intelektual itu diperlukan seorang komunikator, terutama dalam hal menganalisis suatu kondisi sehingga bisa mewujdukan cara komunikasi yang sesuai.
·         Integritas atau keterpaduan sikap dan perilaku dalam aktivitas sehari-hari. Komunikator yang memiliki keterpaduan, kesesuaian antara ucapan dan tindakannya akan lebih disegani oleh komunikan.
·         Ketepercayaan: kalau komunikator dipercaya oleh komunikan maka akan leibh udah menyampaikan pesan dan mempengaruhi sikap orang lain.
·         Kepekaan sosial, yaitu suatu kemampuan komunikator untuk memahami situasi di lingkungan hidupnya. Apabila situasi lingkungan sedang sibuk, maka komunikator perlu mencari waktu lain yang lebih tepat untuk menyampaikan suatu informasi kepada orang lain.
·         Kematangan tingkat emosional, ialah kemampuan komunikator untuk mengendalikan emosinya, sehingga tetap dapat melaksanakan komunikasi dalam suasana yang menyenangkan di kedua belah pihak.
·         Berorientasi kepada kondisi psikologis komunikan, artinya seorang komunikator perlu memahami kondisi psikologis orang yang diajak bicara. Diharapkan komunikator dapat memilih saat yang paling tepat untuk menyampaikan suatu pesan kepada komunikan.
·         Komunikator harus bersikap supel, ramah dan tegas.
b.    Faktor keberhasilan dilihat dari sudut komunikan
·      Komunikan yang cakap akan mudah menerima dan mencerna materi yang diberikan oleh komunikator.
·      Komunikan yang mempunyai pengetahuan yang luas akan cepat menrima informasi yang diberikan komunikator.
·      Komunikan harus bersikap ramah, supel dan pandai bergaul agar tercipta proses komunikasi yang lancar.
·      Komunikan harus memahami dengan siapa ia berbicara.
·      Komunikan bersikap bersahabat dengan komunikator.
c.    Faktor keberhasilan dilihat dari sudut pesan
·      Pesan komunikasi interpersonal perlu dirancang dan disampaikan sedemikian rupa sehingga dapat menumbuhkan perhatian komunikan.
·      Lambang-lambang yang dipergunakan harus benar-benar dapat dipahami oleh kedua belah pihak, yaitu komunikator dan komunikan.
·      Pesan-pesan tersebut disampaikan secara jelas dan sesuai dengan kondisi maupun situasi setempat.
·      Tidak menimbulkan multi interprestasi atau penafsiran yang berlainan.
·      Sediakan informasi yang praktis, berguna, dan membantu komunikan melakukan tindakan yang diinginkan.
·      Berikan fakta, buka kesan dengan cara menyampaikan kalimat konkret, detail, dan spesifik disertai bukti untuk mendukung opini.
·      Tawarkan rekomendasi dengan cara mengemukakan langkah-langkah yang disarankan untuk membantu komunikan menyelesaikan masalah yang dihadapi.
II.K Pentingnya Interpersonal Skill dalam Komunikasi  Antar Pribadi
Manusia setiap hari pasti berhubungan dengan orang lain karena secara kodrat manusia merupakan makhluk sosial.Maka munculah kebutuhan untuk memahami kebutuhan manusia lain. Ketika berkomunikasi ada banyak hal yang harus kita kuasai dan mengerti antara lain bagaimana kita mengenal diri sendiri, mengenal dan memahami orang lain, mengekspresikan dirikita, menegaskan kebutuhan kita, memberikan dan menerima masukan, mendengarkan pembicaraan dengan orang lain, mempengaruhi orang lain, menyesuaikan diri terhadap lingkungan dam orang lain, menjadi anggota sebuah tim, melakukan negosiasi, dan banyak hal lain. Kemampuan interpersonal sangat mempengaruhi bagaimana kita mempersepsikan diri kitaterhadap orang lain, dan bagaimana kita mempersepsikan diri kita. Ketika kita memiliki ketrampilan interpersonal yang tinggi kita akan memiliki rasa percaya diri yang tinggi, sehingga kita akan dihargai orang lain, dan pada akhirnya kita kan membangun hubungan yang harmonis dengan orang lain. Dalam dunia kerja, ketrampilan interpersonal yang tinggi akan membawa kesuksesam dalam pekerjaan dan tentunya membawa keuntungan material dan spiritual.




















BAB III
PENUTUPAN
Kesimpulan
Keberhasilan komunikasi interpersonal ditentukan oleh faktor-faktor yang dapat dikalsifikasikan ke dalam dua kategori, yaitu yang perpusat pada persona dan yang berpusat pada situasi. Faktor personal ini terdiri dari faktor biologis dan faktor psikologis. Faktor situasi terdiri dari faktor ekologis, faktor rancangan, faktor temporal, suasana perilaku, teknologi, faktor sosial, lingkungan psikososial, dan stimuli yang mendorong dan memperteguh perilaku. Komunikasi yang efektif apabila pesan diterima dan dimengerti sebagaimana dimaksud oleh pengirim pesan, pesan ditindaklanjuti dengan sebuha perbuatan secara suka rela oleh penerima pesan dan meningkatakan kualitas hubungan antarpribadi, dan tidak tidak ada hambatan untuk hal itu.
Fungsi komunikasi interpersonal yang efektif ialah membentuk dan menjaga hubungan baik antar individu, menyampaikan pengetahuan, mengubah sikap dan perilaku, pemecahan masalah hubungan antar pribadi dan citra diri menjadi lebih baik. Hukum komunikasi efektif meliputi respect, empathy, audible, clarity dan humble. Sedang untuk sikap positif yang mendukung komunikasi interpersonal adalah keterbukaan, empati, sikap mendukung,  sikap positif dan kesetaraan. Faktor keefektifan komunikasi interpersonal dapat dipandang darisudut komunikator, komunikan, dan pesan.
Sumber



1 komentar: