Senin, 01 Juni 2015

Personality

MAKALAH
INTERPERSONAL SKILL






DISUSUN OLEH

NAMA                              : WINDA TRY ASTUTI
NIM                                  : 4611414001
                       


PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA
JURUSAN ILMU KOMPUTER
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2015

KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan ke hadirat Allah SWT atas limpahan, rahmat dan karunia-nya sehingga saya dapat menyelesaikan dan menuyusun makalah interpersonal skill. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas interpersonal skill. Makalah ini dibuat berdasarkan jurnal personaly yang ISSN, hasil wawancara di career expo dan dari Internet.
Makalah ini diharapkan dapat membantu para pembaca untuk dapat memberi bekal pembelajaran pada diri mereka sendiri sehingga para pembaca bisa mengerti apa yang disampaikan oleh isi makalah ini sendiri. Saya telah berupaya semaksimal mungkin untuk membuat makalah ini sebagai makalah yang akan mudah dimengerti oleh para pembaca, untuk itu kritik dan saran dari berbagai pihak baik praktisi maupun narasumber sangat saya harapkan.
Kepada semua pihak yang telah membantu selesainya makalah ini, saya mengucapkan banyak terimakasih semoga langkah awal kita ini merupakan ambil dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa, dan semoga kita sama mendapat limpahan rahmat dari Tuhan Yang Maha Esa. Amin


Semarang, 27 Oktober 2014   
Penulis 
 

Winda Try Astuti         



BAB 1
PENDAHULUAN
1.A       Latar Belakang
Keterampilan interpersonal adalah suatu yang sangat penting untuk kita gunakan dalam kehidupan sehari-hari baik di dunia kerja ataupun dalam berorganisasi. Sejak manusia terlahir, manusia telah terbiasa untuk berkomunikasi dan mengemukakan keinginannya. Komunikasi verbal & non verbal saling terkait dan mendukung satu dengan lainnya. Seseorang yang tumbuh dengan kebebasan berkomunikasi akan berbeda dengan seseorang yang tidak terbiasa berkomunikasi di dalam keluarganya. Seseorang yang bisa mengekspresikan dan mengkomunikasikan, keahlian yang dimilikinya merupakan contoh seseorang yang dapat memenangkan persaingan untuk meraih kesempatan kerja dan seseorang yang memiliki keahlian berkomunikasi yang effektif & sopan akan mampu mendelegasikan pekerjaannya & wewenangnya dengan baik dalam kehidupan sehari–hari. Keahlian berkomunikasi merupakan keahlian yang tidak dimilki secara mutlak, yang artinya kemampuan berkomunikasi dapat dirubah dan diperbaiki ke arah yang lebih baik melalui keberanian & latihan (practical practice). Kita tidak dapat mengetahui keahlian seseorang sampai dengan kita berkomunikasi dan melihat hasil yang dikerjakannya. sehingga, dalam banyak hal, komunikasi memegang peranan sangat penting di kehidupan sehari–hari maupun dalam dunia bisnis. Semua penjualan dan relasi bisnis didasarkan pada komunikasi interpersonal karena itu ,meningkatkan kemampuan berkomunikasi merupakan salah satu faktor terpenting yang mempengaruhi sukses berbisnis & bekerja.

1.B      Rumusan Masalah
1) Apa yang dimaksud Personality?
2) Apa saja Teori Kepribadian ?
3) Bagaimana kepribadian secara psikologi ?
4) Apa saja Aspek Kepribadian ?
5) Apa saja Faktor yang Mempengaruhi Kepribadian ?
6) Apa itu Budaya ?
7) Bagaimana cara membangun Ketrampilan interpersonal ?
8) Apa yang dimaksud Komunikasi Interpersonal ?
9) Bagaimana hubungan interpersonal yang efekti ?
1.C      Tujuan
1)   Untuk Memenuhi tugas Interpersonal Skill
2)   Untuk memberi pengetahuan  tentang Interpersonal skill
3)   Untuk memberi pengetahuan tentang komunikasi interpersonal
1.D      Manfaat
1) Agar mendapatkan pengetahuan mengenai Interpersonal skill
2) Agar mendapatkan pengetahuan mengenai komunikasi Interpersonal
3) Agar mendapatkan pengetahuan mengenai cara meningkat hubungan interpersonal.











BAB 2
PEMBAHASAN
2.A       Pengertian Personality
Personality atau Kepribadian merupakan sesuatu yang sifatnya individual, dalam arti tidak seorang pun mempunyai personality yang sama.
Adapun jenis-jenis personality adalah sebagai berikut:
a.    Personality Hipokondriasis
Personality dimana seseorang terus-menerus mengeluh akan kesehatannya yang buruk. Kecemasan terhadap kesehatan tubuhnya merupakan bagian yang dominan dari hidupnya.
b.    Personality Depresi
Personality dengan sikap yang pesimis terhadap masa depan, perasaan tak berpengharapan, mereka berdosa dan putus asa dan dalam keadaan tertentu sering ada keinginan bunuh diri.
c.     Personality Histeris
Personality orang-orang yang mempergunakan gejala-gejala fisik menyelesaikan konflik-konflik yang sulit atau mempergunakan gejala fisik untuk menghindar dari tanggung jawab yang besar.
d.    Personality Neurosis
Kombinasi yang buruk dari berbagai hal yang terkait, misalnya orang yang sering merasa bersalah, inferior, terlalu banyak khawatir atau takut dll.
e.    Personality Psikopatis
Orang-orang yang tidak menghiraukan moral, etika, dan hukum masyarakat Orang tersebut tidak mengindahkan apa yang dianggap baik, bagus, dan layak bagi masyarakat. Dengan demikian, ia dianggap jahat dan sulit dibawa ke jalan yang benar di mana dia mengukur semua persoalan adalah dari dirinya sendiri.
f.     Personality Paranoia
Personality dari orang-orang yang mempunyai kepercayaan yang aneh, yang salah, tetapi tidak mau diluruskan.
g.    Personality Impotensi dan Frigidtitas
Orang-orang yang mempunyai sifat sensitive, pesimis, kurang percaya diri, mudah tersinggung, dan tak ada humor serta serius.
h.    Personality GAD (Generalized Anxiety Disorder/Gangguan Anxietas Umum)
Personality yang mempunyai rasa cemas atau takut yang tidak realistis. Misalnya mereka sering takut anak (keluarga) mendapat kecelakaan/musibah tanpa ada tanda-tanda yang sesungguhnya atau khawatir penurunan prestasi akademik/penamilan social/ seksual/pekerjaan. Jadi, selalu ada saja yang dikhawatirkan setiap hari.
i.      Personality Obsesi – Kompulsi
Orang-orang dengan ide, pikiran, atau impuls yang mengganggu dalam kehidupan sehari-hari. Pikiran itu dapat berupa kekerasan, terkontaminasi penyakit, atau keragu-raguan dalam mengerjakan sesuatu. Seorang dengan personality obsesi yang harus melakukan sesuatu dengan perfect maka tingkah lakunya kompulsi, mengulang-ulang memeriksa pekerjaannya apakah sudah benar atau salah.
j.      Personality Panik
Orang-orang yang mudah terserang panik. Dalam hal ini ditandai dengan ketakutan yang intens disertai dengan berbagai gejala somatik, seperti keringat dingin, berdebar-debar, nyeri di dada, sesak nafas, diare, dan sebagainya. Semua hal tersebut tidak lebih dari setengah jam saja apabila lebih dari setengah jam berarti berpenyakit organik, seperti jantung.
k.    Personality Extrovert
Personality seseorang di mana dia senang bersama orang lain. Dia tak merasa terpaksa untuk bersama orang lain atau hadir dalam acara-acara sosial. Dia mudah bergaul dan menyenangi bertemu dengan orang-orang baru, dia tidak canggung dalam pergaulan dan biasanya dia disenangi oleh lingkungannya.
l.      Personality Introvert
Personality seseorang  di mana dia kurang menyenangi bersama orang lain, dia lebih senang menyendiri, tidak suka dengan orang baru, tidak suka berbicara di depan umum, tidak suka menonjol. Kurang percaya diri, pemalu, dan pendiam.
m.  Personality Romantis
Personality yang lebih mementingkan hubungan cinta. Orang ini sering jatuh cinta berkali-kali pada beberapa orang akan tetapi selama dia jatuh cinta dia hanya mendambakan satu orang saja. Biasanya sangat senang berbagai seni, artistik, rapi, mempunyai banyak kawan, tidak konservatif, tidak kaku, hangat, kurang rasional tetapi lebih emosional.
n.    Personality Promiskuitas
Personality yang memiliki pikiran dan perbuatan seksual dengan banyak orang dan merupakan bagian yang dominan dalam hidupnya. Pada banyak kebudayaan, personality ini tidak banyak diterima. Oleh karena itu, tindakannya banyak dilakukan secara sembunyi-sembunyi. Contoh: pelacuran. Personality ini adalah kombinasi dari moral buruk, emosi yang rendah, kepercayaan diri yang kurang, tidak mau kerja keras, curiga pada orang lain, di samping ingin hidup sendiri menjauhi agama.
o.    Personality Jujur – Bohong
Dalam kehidupan kita harus mematuhi peraturan yang berlaku di masyarakat. Aturan untuk kebaikan masyarakat dinamakan moral. Salah satu moral yang dituntut oleh masyarakat adalah jujur dan tidak bohong. Kepribadian merupakan gambaran citra diri individu yang mempengaruhi perilaku..

2.B      Teori Kepribadian
Teori kepribadian lahir karena didorong oleh kebutuhan dalam kehidupan praktis, ialah untuk mengenal manusia dalam kehidupan sehari-hari. Manusia selalu ada hasrat untuk mengenal manusia lain dengan segala sifat dan kehidupan psikisnya. Jadi terori kepribadian berusaha menangkap manusia sebagi subyek sejati,dengan lebih memperhatikan basisnya yang real, yaitu basis antropologi selaku subjek dan selaku objek.
Teori kepribadian ialah typology dan karakterologi.
·      Typologi atau system-type berusaha mencari pola-pola tertentu yang bisa membedakan suatu golongan manusia dengan golongan lainya, berdasarkan ide-ide umum dan berdasarkan perbedaan sifatnya yang fundamental.
·      Karakterologi adalah ilmu pengetahuan tentang karakter manusia, yang mencari garis kesamaan hukum-hukumnya yang kurang lebih bersifat sama, atau kemungkinan perkembangan dari karakter atau watak manusia.
2.C      Kepribadian Secara Psikologi
George Kelly yang memandang bahwa kepribadian sebagai cara yang unik dari individu dalam mengartikan pengalaman-pengalaman hidupnya.
Gordon Allport yang mendefinisikan kepribadian adalah suatu organisasi yang dinamis dari sistem psikofisik individu yang menentukan tingkah laku dan pikiran individu secara khas.
Sigmund Freud memandang kepribadian sebagai suatu struktur yang terdiri dari tiga sistem yaitu Id, Ego dan Superego.
Para teoris kepribadian memandang kepribadian sebagai sesuatu yang unik dan atau khas pada diri setiap orang.
1.      Sebagian besar batasan melukiskan kerpibadian sebagai suatu struktur atau organisasi hipotesis, dan tingkah laku dilihat sebagai sesuatuyang diorganisasi dan diintegrasikan oleh kepribadian. Atau dengan kata lain kepribadian dipandang sebagai “organisasi” yang menjadi penentu atau pengarah tingkah laku kita.
2.      Sebagian besar batasan menekankan perlunya memahami arti perbedaan-perbedaan individual. Dengan istilah “kepribadian”, keunikandari setiap individu ternyatakan. Dan melalui study tentang kepribadian, sifat-sifat atau kumpulan sifat individu yang membedakannya dengan individu lain diharapkan dapat menjadi jelas atau dapat dipahami. Para teoris kepribadian memandang kepribadian sebagai sesuatuyang unik dan atau khas pada diri setiap orang.
3.      Sebagian besar batasan menekankan pentingnya melihat kepribadian dari sudut “sejarah hidup”, perkembangan, dan perspektif. Kepribadian, menurut teoris kepribadian, merepresentasikan proses keterlibatan subyek atau individuatas pengaruh-pengaruh internal dan eksternal yang mencakup factor-faktor genetic atau biologis, pengalaman-pengalaman social, dan perubahan lingkungan. Atau dengan kata lain, corak dan keunikan kepribadian individu itu dipengaruhi oleh factor-faktor bawaan dan lingkungan.
2.D      Aspek-aspek Kepribadian
Kepribadian terdiri dari bermacam-macam aspek, baik fisik maupun psikis.
a.    Sifat-sifat kepribadian (personality traits)
Sifat-sifat yang ada pada individu seperti antara lain: penakut, pemarah, suka bergaul, peramah, suka menyendiri, sombomg, dan lain-lain. Pendeknya sifat-sifat yang merupakan kecenderungan- kecenderungan umum pada seorang individu untuk menilai situasi-situasi dengan cara-cara tertentu dan bertindak sesuai dengan penilaian itu.
b.      Intelejensi
Kecerdasan atau intelejensi juga merupakan aspek kepribadian yang penting. Termasuk di dalamnya kewaspadaan, kemampuan belajar, kecepatan berpikir; kesanggupan untuk mengambil keputusan yang tepat, kepandaian menangkap dan mengolah kesan-kesan atau masalah, dan kemampuan mengambil kesimpulan.
c.    Pernyataan diri dan cara menerima kesan-kesan. (Appearance and Impression).
Termasuk ke dalam aspek ini antara lain ialah: kejujuran, berterus terang, menyelimuti diri, pendendam, tidak dapat menyimpan rahasia, mudah melupakan kesan-kesan, dan lain-lain.
d.   Kesehatan
Kesehatan jasmaniah atau bagaimana kondisi fisik sangat erat hubungannya dengan kepribadian seseorang.
e.       Bentuk tubuh
Termasuk besarnya, beratnya, dan tingginya. Bentuk tubuh seseorang berhubungan erat dengan appearance-nya, meskipun mungkin dua orang yang berbentuk tubuh sama berbeda dalam appearance-nya. Namun demikian bentuk merupakan faktor yang penting dalam kepribadian seseorang.
f.       Sikapnya terhadap orang lain
Tentang sikap juga telah dibicarakan dalam permulaan bab ini. Sikap seseorang terhadap orang lain tidak terlepas dari sikap orang itu terhadap dirinya sendiri. Bermacam-macam  sikap yang ada pada seseorang turut menentukan kepribadiannya.
g.      Pengetahuan
Kualitas dan kuantitas pengetahuan yang dimiliki seseorang, dan jenis pengetahauan apa yang lebih dikuasainya, semua itu turut menentukan kepribadiaanya. Pengetahuan yang dimilikibseseorang memainkan peranan penting di dalam pekerjaan/jabatannya, cara-cara penerimaan dan penyesuaian sosialnya, pergaulannya, dan sebagainya.
h.      Keterampilan (Skills)
Keterampilan seseorang dalam mengerjakan sesuatu, sangat mempengaruhi bagaimana cara orang itu bereaksi terhadap situasi-situasi tertentu. Termasuk di dalam keterampilan ini antara lain: kepandaiannya dalam atletik, kecakapan mengemudi mobil atau kendaraan-kendaraan bermotor lainnya, kecekatan dalam mengerjakan/membuat pekerjaan-pekerjaan tangan, seperti tukang kayu, tukang batu, dan lain-lain.
i.        Nilai-nilai (Values)
Pandangan dan keyakinan seseorang tehadap nilai-nilai atau ide-ide turut pula menentukan kepribadiannya. Nilai-nilai yang ada pada seseorang dipengaruhi oleh adat istiadat, etika, kepercayaan dan agama yang dianutnya. Semua itu mempengaruhi sikap, pendapat dan pandangan kita, yang selanjutna tercermin dalam cara-cara kita bertindak dan bertingkah laku.
j.      Penguasaan dan kuat-lemahnya perasaan
Intensitas atau kuat-lemahnya perasaan tidak sama pada tiap orang. Keadaan perasaan yang berbeda-beda pada tiap individu sangat mempengaruhi kepribadiannya.
k.      Peranan (Roles)
Kedudukan atau posisi seseorang di dalam masyarakat di mana ia hidup. Termasuk dalam peranan ini ialah tempat dan jabatannya, macam pekerjaannya, dan tinggi-rendahnya kedudukan itu.kedudukan seseorang dalam masyarakat menentukan tugas kewajiban dan tanggung jawabnya, yang selanjutnya menentukan sikap dan tingkah lakunya.
Sartain mengatakan tentang hal ini sebagai berikut: “A role is the set of behavior that typical of occupants of a position. People have norms standards of behavior – for roles and also expectations regarding how people in a position will be have.” Tidak disangsikan lagi bahwa peranan (roles) turut menentukan kepribadian seseorang. Seorang dokter akan berlainan sikap dan tindakannya dengan seorang alim-ulama misalnya. Demikian pula seorang guru/pendidik tidak akan sama tindakan dan perbuatannya dengan seorang angkatan  bersenjata.
l.        The Self
The self merupakan aspek kepribadian yang sangat penting. The self adalah “individu sebagaimana diketahui dan dirasakan  oleh individu itu sendiri”. Ia terdiri dari self-picture, yaitu aspek-aspek yang disadari dari pandangan individu tentang dirinya sendiri, dan kepercayaan serta perasaan individu tentang dirinya sendiri yang tidak disadari. Dengan kata lain: the self adalah anggapan dan perasaan individu tentang siapa, apa, dan di mana sebenarnya dia berada.
2.E      Faktor-faktor yang mempengaruhi kepribadian
Faktor-faktor yang mempengaruhi kepribadian adalah sebagai berikut :
1.      Faktor Internal
Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri orang itu sendiri. Faktor internal merupakan faktor genetis atau bawaan. Faktor genetis berupa bawaan sejak lahir dan merupakan pengaruh keturunan dari salah satu sifat yang dimiliki salah satu dari kedua orang tuanya atau bisa jadi kombinasi dari sifat kedua orang tuanya. Faktor genetis lain seperti keadaan jasmani manusia yang meliputi keadaan organ-organ tubuh, peredaran darah, bentuk tubuh dan lain-lain.
Setiap manusia dilahirkan dengan keadaan jasmani yang berbeda. Hal tersebut menunjukkan bahwa sifat-sifat jasmani yang ada pada setiap orang merupakan keturunan atau pembawaan anak/orang itu sendiri. Keadaan jasmani yang berlainan menyebabkan sikap dan sifat serta tempramen yang berbeda.
2.      Faktor Eksternal
Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar orang tersebut. Faktor eksternal biasanya merupakan pengaruh yang berasal dari lingkungan sesorang mulai dari lingkungan terkecilnya, yakni keluarga, teman, tetangga hingga pengaruh dari berbagai media seperti TV, internet, media cetak dan lain sebagainya.
a.       Keluarga
Faktor eksternal yang pertama adalah keluarga. Lingkungan keluarga sangat mempengaruhi kepribadian anak. Terutama dari cara orang tua dalam mendidik anak. Misalnya saja, orang tua sering menyuruh anak-anaknya untuk bilang kepada orang yang mencari ayah/ibu bahwa mereka sedang tidak keluar rumah karena ayah/ibu akan tidur. Peristiwa tersebut adalah suatu pendidikan kepada anak bahwa berbohong boleh atau dihalalkan. Akibatnya, anak juga melakukan perilaku bohong kepada orang lain termasuk kepada orang tua yang telah mencontohinya. Karena anak melakukan proses imitasi dari orang tuanya.

Ada Sembilan tipe kepribadian orang tua dalam membesarkan anaknya yang berpengaruh pada kepribadian anak, yaitu sebagai berikut.
1.      Penasihat moral, terlalu menekankan pada perincian, analisis dan moral.
2.      Penolong terlalu mengutamakan kebutuhan anak dengan mengabaikan akibat dari tindakan anak.
3.      Pengatur, selalu ingin bekerja sama dengan si anak dan menciptakan tugas-tugas yang akan membantu memperbaiki keadaan.
4.      Pemimpi, selalu berupaya untuk berhubungan secara emosional dengan anak-anak dalam setiap keadaan dan mencari solusi kreatif bersama-sama.
5.      Pengamat, selalu mencari sudut pandang yang menyeluruh, berupaya mengutamakan objektivitas.
6.      Pencemas, selalu melakukan tanya jawab mental dan terus bertanya-tanya, ragu-ragu dan memiliki gambaran terburuk sampai mereka yakin bahwa anak mereka benar-benar memahami situasi.
7.      Penghibur, selalu menerapkan gaya yang lebih santai.
8.      Pelindung, cenderung untuk mengambil alih tanggung jawab dan bersikap melindungi.
9.      Pendamai, dipengaruhi kepribadian mereka yang selalu menghindar dari konflik.
Pengaruh lingkungan keluarga terhadap perkembangan anak sejak kecil adalah sangat mendalam dan menentukan perkembangan pribadi anak selanjutnya. Hal ini disebabkan karena :
a)    Pengaruh itu merupakan pengalaman yang pertama.
b)   Pengaruh yang diterima anak masih terbatas jumlah dan luasnya.
c)     Intensitas pengaruh tinggi karena berlangsung secara terus menerus dari siang hingga malam.
d)   Umumnya pengaruh diterima dalam suasana aman dan bersifat intim dan bernada emosional.


2.G      Budaya
Perkembangan dan pembentukan kepribadian pada diri masing- masing orang tidak dapat dipisahkan dari  kebudayaan masyarakat di mana seseorang itu dibesarkan. Beberapa  aspek kebudayaan  yang sangat mempengaruhi perkembangan dan pembentukan kepribadian antara lain:
a)      Nilai-nilai (Values)
Di dalam setiap kebudayaan terdapat nilai-nilai hidup yang dijunjung tinggi oleh manusia-manusia yang hidup dalam kebudayaan itu. Untuk dapat diterima sebagai anggota suatu masyarakat, kita harus memiliki kepribadian yang selaras dengan kebudayaan yang berlaku di masyarakat itu. Misalnya saja mereka yang tinggal di kawasan agamis, mereka tidak boleh membunyikan suara yang keras jika tetangga sedang melakukan ibadah.
b)      Adat dan Tradisi.
Adat dan tradisi yang berlaku di suatu daerah, di samping menentukan nilai-nilai yang harus ditaati oleh anggota-anggotanya, juga menentukan pula cara-cara bertindak dan bertingkah laku yang akan berdampak pada kepribadian seseorang. Misalnya pada adat Jawa, jika sedang berbicara dengan orang yang lebih tua harus sopan dan menggunakan bahasa krama inggil, jika melewati orang yang lebih tua maka harus membungkuk.
c)      Pengetahuan dan Keterampilan.
Tinggi rendahnya pengetahuan dan keterampilan seseorang atau suatu masyarakat mencerminkan pula tinggi rendahnya kebudayaan masyarakat itu. Makin tinggi kebudayaan suatu masyarakat makin berkembang pula sikap hidup dan cara-cara kehidupannya. Misalnya orang yang mempunyai pengetahuan yang lebih memiliki sifat rendah hati atau malah sombong.
d)     Bahasa
Di samping faktor-faktor kebudayaan yang telah diuraikan di atas, bahasa merupakan salah satu faktor yang turut menentukan ciri-ciri khas dari suatu kebudayaan. Betapa erat hubungan bahasa dengan kepribadian manusia yang memiliki bahasa itu.  Karena bahasa merupakan alat komunikasi dan alat berpikir yang dapat menunjukkan bagaimana seseorang itu bersikap, bertindak dan bereaksi serta bergaul dengan orang lain. Misalnya anak yang selalu menggunakan kata-kata kotor sudah pasti kepribadiannya juga buruk.
e)      Milik Kebendaan (material possessions)
Semakin maju kebudayaan suatu masyarakat atau bangsa, makin maju dan modern pula alat-alat yang dipergunakan bagi keperluan hidupnya. Hal itu semua sangat mempengaruhi kepribadian manusia yang memiliki kebudayaan itu. Misalnya sifat konsumtif yang sekarang sedang rawan terjadi.
2.H      Membangun Ketrampilan Interpersonal
Keterampilan interpersonal adalah kemampuan seseorang secara efektif untuk berinteraksi dengan orang lain maupun dengan rekan kerja, seperti pendengar yang baik, menyampaikan pendapat secara jelas dan bekerja dalam satu tim.
Pakar lain mengatakan bahwa interpersonal skill adalah kecakapan atau keterampilan yang dimiliki oleh seseorang dalam hubungannya dengan orang lain, kecakapan atau keterampilan untuk berkomunikasi baik verbal maupun non verbal.
Cara membangun  interpersonal skill (keterampilan interpersonal), antara lain:
           1.       Keterampilan listening (mendengarkan) : Salah satu komponen dari proses komunikasi adalah bagian menerima pesan, salah satunya ialah menndengarkan. Mendengarkan bukan secara harfiah menggunakan alat pendengaran (telinga) , tetapi memiliki arti yang lebih luas dengan penggunaan alat komunikasi.
Empat alasan utama mengapa orang perlu mendengarkan :
ü  Untuk memahami dan memperoleh informasi : Orang yang menguasai informasi memiliki kesempatan yang lebih besar untuk sukses, baik secara pribadi maupun konteks professional, sebab, di era sekarang, menguasai informasi berarti menguasai sumber daya.
ü  Analisis terhadap kualitas Informasi : Kemampuan seseorang untuk dapat menganalisis informasi dibutuhkan agar dapat bertindak tepat. Mendengarkan dan mendapatkan informasi lebih banyak akan meningkatkan kualitas pesan yang diterima, kelengkapan data, dan kemampuan mengolah informasi, sehingga simpulan atau analisis terhadap suatu kondisi dapat diambil.
ü  Membangun dan memelihara hubungan : Alasan untuk mendengarkan adalah untuk melakukan komunikasi interpersonal. Banyak survey telah membuktikan bahwa orang yang memiliki kemampuan untuk mendengar dengan efektif memiliki hubungan yang lebih baik dengan sesamanya, sebaliknya mereka yang kurang mampu untuk mendengarkan akan memperburuk hubungan.
ü  Menolong orang lain : Kemampuan mendengarkan wajib dimiliki agar dapat memahami orang lain dan pada akhinya, dapat menolong orang lain. Pada saat seseoramg mau mendengarkan dan memberikan perhatian yang tulus serta serius kepada permasalahan yang kita sampaikan, hampir sebagian besar masalah kita telah dapat ditolong, atau minimal dapat memberikan pola atau prespektif yang baru tentang kita dapat menghadapi masalah yang kita hadapi.
         2.     Keterampilan providing feedback (memberikan umpan balik) : Umpan Balik adalah setiap bentuk komunikasi yang disampaikan kepada seseorang dengan tujuan agar orang tersebut mengetahui dampak perilakunya terhadap anda atau orang lain.
         3.     Keterampilan persuading (membujuk) : Persuading (membujuk) adalah komunikasi tatap muka yang dilakukan dengan sengaja oleh seseorang dengan tujuan agar pihak lain mau mengikuti dengan sukarela kehendak seseorang.
         4.     keterampilan resolving conflicts adalah kemampuan untuk mengatasi masalah.

2.I        Komunikasi Interpersonal
Menurut Devito (1989), komunikasi interpersonal adalah penyampaian pesan oleh satu orang dan penerimaan pesan oleh orang lain atau sekelompok kecil orang, dengan berbagai dampaknya dan dengan peluang untuk memberikan umpan balik segera.
Komponen Komunikasi Interpersonal yaitu;
                       1.         Komunikator
                       2.         Pesan (message)
                       3.         Encode
                       4.         Bahasa
                       5.         Penerima pesan (recipients)
                       6.         Decode
Ada lima aspek yang merupakan ciri - ciri dari komunikasi interpersonal, antara lain :
1.      Komunikasi interpersonal terjadi secara spontan dan tanpa tujuan terlebih dahulu.
2.      Komunikasi interpersonal akibat yang direncanakan maupun tidak terencana.
3.      Komunikasi interpersonal berlangsung berbalasan/ timbal balik.
4.      Komunikasi interpersonal dalam suasana kedekatan atau cenderung menghendaki keakraban.
5.       Komunikasi interpersonal dalam pelaksanaannya lebih menonjol dalam pendekatan psikologis dari pada unsur sosiologisnya.

2.J       Hubungan Interpersonal yang efektif
a)   Keterbukaan (Openness)
Kualitas keterbukaan mengacu pada tiga aspek dari komunikasi interpersonal.
                1.   Komunikator interpersonal yang efektif harus terbuka kepada orang yang diajaknya berinteraksi. Ini tidaklah berarti bahwa orang harus dengan segera membukakan semua riwayat hidupnya.memang ini mungkin menarik, tapi biasanya tidak membantu komunikasi. Sebaliknya, harus ada kesediaan untuk membuka diri mengungkapkan informasi yang biasanya disembunyikan, asalkan pengungkapan diri ini tepat.
                2.   Mengacu kepada kesediaan komunikator untuk bereaksi secara jujur terhadap stimulus yang datang. Orang yang diam, tidak kritis, dan tidak tanggap pada umumnya merupakan peserta percakapan yang menjemukan.
Kita memperlihatkan keterbukaan dengan cara bereaksi secara spontan terhadap orang lain.
              3.      “Kepemilikan” perasaan dan pikiran (Bochner dan Kelly, 1974). Terbuka dalam pengertian ini adalah mengakui bahwa perasaan dan pikiran yang anda lontarkan adalah memang milik anda dan anda bertanggungjawab atasnya. Cara terbaik untuk menyatakan tanggung jawab ini adalah dengan pesan yang menggunakan kata Saya (kata ganti orang pertama tunggal).
b)    Empati (empathy)
Henry Backrack (1976) mendefinisikan empati sebagai ”kemampuan seseorang untuk ‘mengetahui’ apa yang sedang dialami orang lain pada suatu saat tertentu, dari sudut pandang orang lain itu, melalui kacamata orang lain itu.” Bersimpati, di pihak lain adalah merasakan bagi orang lain atau merasa ikut bersedih. Sedangkan berempati adalah merasakan sesuatu seperti orang yang mengalaminya, berada di kapal yang sama dan merasakan perasaan yang sama dengan cara yang sama.
Kita dapat mengkomunikasikan empati baik secara verbal maupun non verbal. Secara nonverbal, kita dapat mengkomunikasikan empati dengan memperlihatkan
ü keterlibatan aktif dengan orang itu melalui ekspresi wajah dan gerak-gerik yang sesuai
ü konsentrasi terpusat meliputi komtak mata, postur tubuh yang penuh perhatian, dan kedekatan fisik;
ü sentuhan atau belaian yang sepantasnya.
c)      Sikap mendukung (supportiveness)
Hubungan interpersonal yang efektif adalah hubungan dimana terdapat sikap mendukung (supportiveness). Kita memperlihatkan sikap mendukung dengan bersikap
(1) deskriptif, bukan evaluatif,
(2) spontan, bukan strategic, dan
(3) provisional, bukan sangat yakin.

d)     Sikap positif (positiveness)
Sikap positif dalam komunikasi interpersonal dengan sedikitnya dua cara:
(1) Menyatakan sikap positif dan
(2) Secara positif mendorong orang yang menjadi teman kita berinteraksi.

Sikap positif mengacu pada dua aspek dari komunikasi interpersonal.
1.      Komunikasi interpersonal terbina jika seseorang memiliki sikap positif terhadap diri mereka sendiri.
2.      Perasaan positif untuk situasi komunikasi pada umumnya sangat penting untuk interaksi yang efektif.
e)    Kesetaraan (Equality)
Dalam suatu hubungan interpersonal yang ditandai oleh kesetaraan ketidak-sependapatan dan konflik lebih di lihat sebagai upaya untuk memahami perbedaan yang pasti ada dari pada sebagai kesempatan untuk menjatuhkan pihak lain kesetaraan tidak mengharuskan kita menerima dan menyetujui begitu saja semua perilaku verbal dan nonverbal pihak lain. Kesetaraan berarti kita menerima pihak lain, atau menurut istilah Carl rogers, kesetaraan meminta kita untuk memberikan ”penghargaan positif tak bersyarat” kepada orang lain
Menurut Roger, hubungan interpersonal akan terjadi secara efektif apabila kedua belah pihak memenuhi kondisi berikut:
a. Bertemu satu sama lain secara personal.
b. Empati secara tepat terhadap pribadi yang lain dan berkomunikasi yang dapat dipahami satu sama lain secara berarti.
c. Menghargai satu sama lain, bersifat positif dan wajar tanpa menilai atau keberatan.
d. Menghayati pengalaman satu sama lain dengan sungguh-sungguh, bersikap menerima dan empati satu sama lain.
e. Merasa bahwa saling menjaga keterbukaan dan iklim yang mendukung dan mengurangi kecenderungan gangguan arti.
f. Memperlihatkan tingkah laku yang percaya penuh dan memperkuat perasaan aman terhadap yang lain.
Pace dan Boren (1973) mengusulkan cara-cara untuk menyempurnakan hubungan interpersonal. Hubungan interpersonal cenderung menjadi sempurna bila kedua belah pihak mengenal, antara lain:
a. Mengembangkan suatu pertemuan personal yang langsung satu sama lain mengkomunikasikan perasaan secara langsung.
b. Mengkomunikasikan suatu pemahaman empati secara tepat dengan pribadi orang lain melalui keterbukaan diri.
c. Mengkomunikasikan suatu kehangatan, pemahaman yang positif mengenai orang lain dengan gaya mendengarkan dan berespons.
d. Mengkomunikasikan keaslian dan penerimaan satu sama lain dengan ekspresi penerimaan secara verbal dan nonverbal.
e. Berkomunikasi dengan ramah tamah, wajar, menghargai secara positif satu sama lain melalui respons yang tidak bersifat menilai.
f. Mengkomunikasikan satu keterbukaan dan iklim yang mendukung melalui konfrontasi yang bersifat membangun.
g. Berkomunikasi untuk menciptakan kesamaan arti dengan negosiasi arti dan memberikan respons yang relevan.





Sumber
https://www.academia.edu/


Tidak ada komentar:

Posting Komentar