Senin, 01 Juni 2015

INTERPERSONAL SKILL DALAM ORGANISASI


MAKALAH
INTERPERSONAL SKILL DALAM ORGANISASI
Disusun untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah
Dosen Pengampu: Florentina Yuni Arini, S.Kom., M.Cs


Description: Description: E:\album photo ratihratna\unnes.jpg



Disusun Oleh:
Winda Try Astuti
4611414001


PRODI TEKNIK INFORMATIKA
JURUSAN ILMU KOMPUTER
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2015

BAB I
PENDAHULUAN
       I.A       Latar Belakang
Dalam menghadapi era globalisasi ini, organisasi perlu meningkatkan kinerjanya agar mampu bersaing dalam banyak konteks, yang bermakna bahwa kapasitas untuk ' berubah 'dari sebuah organisasi penting sekali. Dikarenakan individu adalah segalanya bagi perkembangan organisasi, mungkin bisa dikata bahwa organisasi tanpa individu adalah suatu kebohongan belakang. Dari hal ini maka kita lihat mengenai sebagian sifat dan pemikiran individu yang harus dimiliki demi terwujudnya suatu organisasi yang baik. Walaupun tanpa meniadakan komponen - komponen lain seperti teknologi. Kehidupan manusia di dunia tidak dapat terlepas dari organisasi. Setiap hari kita berhubungan dan terlibat dengan organisasi dan hidup kita dipengaruhi dan mempengaruhi organisasi dalam derajat yang berbeda-beda. Secara sadar kita terlibat dalam organisasi sebagai siswa, karyawan, warga negara dan lain-lain. Organisasi dapat didefinisikan sebagai suatu kelompok individu yang bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan bersama. Definisi yang lain menyatakan organisasi sebagai kesatuan yang memungkinkan masyarakat mencapai suatu tujuan yang tidak dapat dicapai individu secara perorangan. Dari dua definisi di atas dapat dikatakan bahwa organisasi dibentuk untuk melayani kebutuhan manusia yang tidak dapat dicapai secara individu. Organisasi lebih dari sekedar alat untuk menyediakan barang dan jasa tetapi juga menyediakan lingkungan dimana sebagian besar dari kita menghabiskan kehidupan
       I.B       Rumusan Masalah
1.      Apa yang dimaksud dengan organisasi ?
2.      Bagaimana cara mengasah ketrampilan dalam berorganisasi ?
       I.C       Tujuan
1.      Untuk memenuhi tugas mata kuliah interpersonal skill
2.      Untuk  mengetahui tentang organisasi
3.      Untuk  mengetahui tentang cara mengasah ketrampilan dalam berorganisasi



BAB II
PEMBAHASAN
   II.A       Pengertian Organisasi
Organisasi dapat diartikan sebagai kumpulan beberapa orang yang bekerja bersama-sama untuk mencapai tujuan tertentu. Organisasi merupakan unsur yang dibutuhkan dalam kehidupan bermasyarakat dengan beberapa alasan, seperti organisasi digunakan untuk mendapatkan sesuatu yang tidak mungkin dapat kita lakukan sendirian, dengan bekerja sama individu-individu dapat menyelesaikan tugas-tugas yang apabila dikerjkan seorang diri tidak akan tercapai, organisasi dapat menyediakan pengetahuan yang berkesinambungan serta dapat menjadi sumber karier yang penting.
Secara umum organisasi dibedakan atas dua bentuk, pertama organisasi dengan orientasi laba seperti perusahaan yang menyediakan produk barang atau jasa (baik perusahaan besar maupun kecil) kemudian organisasi nirlaba atau yang tidak berorientasi laba seperti yayasan, musium, rumah sakit milik pemerintah, sekolah, perkumpulan sosial dan lain-lain. Apapun bentuk organisasi itu diperlukan usaha-usaha untuk mengelola kegiatan dan orang-orang maupun unsur lainnya yang ada didalam organisasi agar tercapai tujuan dengan lebih baik.
Menurut para ahli terdapat beberapa pengertian organisasi sebagai berikut.
Organisasi
·         Menurut Stoner, Organisasi adalah suatu pola hubungan-hubungan yang melalui mana orang-orang di bawah pengarahan manajer mengejar tujuan bersama.
·         Menurut James D. Mooney, Organisasi adalah bentuk setiap perserikatan manusia untuk mencapai tujuan bersama.
·         Menurut Chester I. Bernard,Organisasi merupakan suatu sistem aktivitas kerja sama yang dilakukan oleh dua orang atau lebih.
Organisasi adalah wadah berkumpulnya sekelompok orang yang memiliki tujuan bersama, kemudian mengorganisasikan diri dengan bekerja bersama-sama dan merealisasikan tujuanya. Organisasi adalah wadah yang memungkinkan masyarakat dapat meraih hasil yang sebelumnya belum dapat dicapai oleh individu secara sendiri-sendiri. (James L. Gibson, 1986).



   II.B       Pentingnya Mengenal Organisasi
Dalam berorganisasi setiap individu dapat berinteraksi dengan semua struktur yang terkait baik itu secara langsung maupun secara tidak langsung kepada organisasi yang mereka pilih. Agar dapat berinteraksi secara efektif setiap individu bisa berpartisipasi pada organisasi yang bersangkutan. Dengan berpartisipasi setiap individu dapat lebih mengetahui hal-hal apa saja yang harus dilakukan. Pada dasarnya partisipasi didefinisikan sebagai keterlibatan mental atau pikiran dan emosi atau perasaan seseorang di dalam situasi kelompok yang mendorongnya untuk memberikan sumbangan kepada kelompok dalam usaha mencapai tujuan. Keterlibatan aktif dalam berpartisipasi, bukan hanya berarti keterlibatan jasmaniah semata. Partisipasi dapat diartikan sebagai keterlibatan mental, pikiran, dan emosi atau perasaan seseorang dalam situasi kelompok yang mendorongnya untuk memberikan sumbangan kepada kelompok dalam usaha mencapai tujuan serta turut bertanggung jawab terhadap usaha yang bersangkutan.
Bentuk-bentuk Organisasi dalam berorganisasi tentu mempunyai bentuk bentuk organisasi :
·      Bentuk organisasi staff
·      Bentuk organisasi lini
·      Bentuk organisasi fungsional
·      Bentuk organisasi fungsional dan lini
·      Bentuk organisasi fungsional dan staff
·      Bentuk organisasi lini dan staff
   II.C       Unsur-Unsur Organisasi
Dari pengertian diatas menunjukkan bahwa organisasi memiliki empat unsur yaitu sistem, pola aktivitas, sekelompok orang dan tujuan.
a.      Organisasi Merupakan Suatu Sistem
Organisasi merupakan suatu sistem yang terdiri dari sub-subsistem atau bagian-bagian yang saling berkaitan satu sama lainnya dalam melakukan aktivitasnya. Organisasi sebagai suatu sisitem adalah sistem terbuka, dimana batas organisasi adalah lentur dan menganggap bahwa faktor lingkungan sebagai input. Organisasi selalu peka dan berupaya untuk selalu beradaptasi dengan perubahan-perubahan yang terjadi pada faktor linkungan eksternal.
b.      Pola Aktivitas
Aktivitas yang dilakukan oleh orang-orang di dalam organisasi dalam pola tertentu. Urur-urutan pola aktivitas yang dilakukan oleh organisasi dilaksanakan secar relative teratur dan berulang-ulang.
c.       Sekelompok Orang
Organisasi pada dasarnya merupakan kumpulan orang-orang. Adanya keterbatasan-keterbatasan pada manusia mendorongnya untuk membentuk organisasi. Kemampuan manusia baik fisik maupun daya pikirnya terbatas, demikian juga waktu yang ada terbatas, sementara aktivitas yang harus dilakukan selalu meningkat maka mendorong manusia untuk membentuk sekelompok orang/organisasi.
d.      Tujuan Organisasi
Tujuan organisasi pada dasarnya dibedakan menjadi dua yaitu tujuan yang sifatnya abstrak dan berdimensi jangka panjang, yang menjadi landasan dan nilai-nilai yang melandasi organisasi itu didirikan.    

   II.D       Prinsip-Prinsip Organisasi
Menurut Henry Fayol, terdapat 14 prisip organisasi
1.      Pembagian kerja, Prinsip ini sama dengan “pembagian kerja” Adam Smith. Spesialisasi menambah hasil kerja dengan cara membuat para pekerja lebih efisien.
2.      Wewenang, Manajer harus dapat member perintah. Wewenang memberikan hak ini kepadanya,. Tetapi wewenang berjalan seiring dengan tanggung jawab. Jika wewenang digunakan, timbullah tanggung jawab. Agar efektif, wewenang seorang manajer harus sama dengan tanggung jawabnya.
3.      Disiplin, Para pegawai harus mentaati dan menghormati peraturan yang mengatur organisasi. Disiplin yang baik merupakan hasil dari kepemimpinan yang efektif, suatu saling pengertian yang jelas antara manajemen dan para pekerja tentang peraturan organisasi serta penerapan hukuman yang adil bagi yang menyimpang dari peraturan tersebut.
4.      Kesatuan komando, Setiap pegawai seharusnya menerima perintah hanya dari seorang atasan.
5.      Kesatuan arah, Setiap kelompok aktivitas organisasi yang mempunyai tujuan sama harus dipimpin oleh seorang manjer dengan menggunakan sebuah rencana.
6.      Mendahulukan kepentingan umum di atas kepentingan individu. Kepentingan seorang pegawai atau kelompok pegawai tidak boleh mendahulukan kepentingan organisasi secara keseluruhan.
7.      Remunarasi, Para pekerja harus digaji sesuai dengan jasa yang mereka berikan.
8.      Sentralisasi, ini merujuk kepada sejauh mana para bawahan terlibat dalam pengambilan keputusan. Apakah pengambilan keputusan itu disentralisasi (pada manajemen) atau disentralisasi (pada para bawahan) adalah proporsi yang tepat. Kuncinya terletak pada bagaimana menemukan tingkat sentralisasi yang optimal untuk setiap situasi.
9.      Rantai scalar, Garis wewenang dari manajemen puncak sampai ke tingkat yang paling rendah merupakan rantai scalar. Komunikasi harus mengikuti rantai ini. Tetapi, jika dengan mengikuti rantai tersebut malah tercipta kelambatan, komunikasi silang dapat diizinkan jika disetujui oleh semua pihak, sedangkan atasan harus diberitahhu.
10.  Tata tertib, Orang dan bahan harus ditempatkan pada tempat dari waktu yang tepat.
11.  Keadilan, Para manajer harus selalu baik dan jujur terhadap para bawahan.
12.  Stabilitas masa kerja para pegawai, Perputaran (turnover) pegawai yang tinggi adalah tidak efisien. Manajemen harus menyediakan perencanaan personalia yang teratur dan memastikan bahwa untuk mengisi kekosongan harus selalu adda pengganti
13.  Inisiatif, Para pegawai yang diizinkan menciptakan dan melaksanakan rencana-rencana akan berusaha keras.
14.  Esprit de corps, Mendorong team spirit akan mmembangun keselarasan dan persatuan di dalam organisasi
Menurut A.M. Williams, prinsip-prinsip organisasi meliputi:
a      Organisasi harus mempunyai tujuan yang jelas.
b      Prinsip skala Hierarki
c      Prinsip kesatuan perintah
d     Prinsip pendelegasian wewenang
e      Prinsip pertanggungjawaban
f       Prinsip pembagian pekerjaan
g      Prinsip rentang pengendalian
h      Prinsip fungsional
i        Prinsip pemisahan
j        Prinsip keseimbangan
k      Prinsip fleksibilitas
l        Prinsip kepemimpinan
     II.E     Tujuan Organisasi
Ada beberapa tingkatan pengelompokan yang mendefinisikan prioritas sebuah tujuan organisasi
1. Tujuan atau Misi umum : Pernyataan luas, atau tujuan dalam skala umum yang mendefinisikan bagaimana tercipta sebuah organisasi tersebut, biasanya tidak berubah dari tahun ke tahun dan sering menjadi pernyataan pertama dalam konstitusi sebuah organisasi.
2. Tujuan adalah pernyataan yang menjelaskan apa yang sebuah organisasi itu ingin di capai. Merupakan bagian dari tujuan dan misi dari sebuah organisasi, tujuan seperti ini bisa seperti ini bisa berubah dari tahun ke tahun tergantung pada kesepakatan dari kelompok tersebut.
3. Tujuan merupakan deskripsi dari apa yang harus dilakukan berasal dari tujuan, spesifik yang jelas. laporan tugas terukur untuk mencapai tujuan yang diharapkan dari sebuah kelompok, biasanya memiliki jangka pendek dan batas waktu tertentu.
Pemilihan tujuan dari setiap organisasi sangat penting, karena dengan hal tersebut, bisa menjadi semangat kerja, dan rasa bertanggungjawab, komitmen dan motivasi dari setiap anggota dalam sebuah kelompok.
     II.F      Manfaat Organisasi
Mengikuti atau menjadi bagian dari sebuah organisasi mempunyai dampak sangat besar untuk kehidupan, karena dalam sebuah organisasi bisa di ibaratkan sebagai masyarakat dalam lingkup kecil. Selalu ada masalah yang perlu dipecahkan bersama, sikap saling menjaga dan bertanggungjawab terhadap keutuhan anggota atau pun mempertahankan sebuah kelompok, memberikan gambaran sebuah perjuangan panjang, dan ini akan sangat membantu ketika dalam penyelesaian masalah atau memberikan masukan kepada masyarakat dalam lingkup luas.
Selain itu beberapa manfaat lain yang bisa diperoleh dalam sebuah organisasi antara lain :
1. Tercapainya sebuah tujuan : Organisasi dibentuk dari tujuan-tujuan bersama yang berkaitan, maka pencapaian tujuan yang dilakukan oleh orang banyak atau dalam artian anggota sebuah kelompok lebih berpeluang untuk mencapai tujuan yang lebih maksimal dan efektif.
2. Melatih mental bicara di publik : mental berbicara didepan umum tidak setiap orang bisa peroleh dengan mudah, harus dengan pelatihan lama dan berkala. Sebuah organisasi, kelompok belajar, atau kelompok studi ilmiah bagi para mahasiswa adalah sebuah wadah yang tepat untuk pengembangan public speaking.
3. Mudah memecahkan masalah : karena dalam sebuah organisasi permasalahan adalah hal yang sangat sering terjadi, entah karena perbedaan pendapat atau permasalahan dalam segi fiskal sebuah kelompok. Pemecahan dari setiap permasalahan yang ada mengajarkan bagaimana harus bersikap dan menyikapi permasalahan yang ada dalam kehidupan masyarakat yang lebih kompleks dan majemuk.
Selain hal-hal diatas, masih banyak manfaat organisasi yang bisa diperoleh, namun disini tidak dijabarkan lebih lanjut, hal lain yang bisa kita dapatkan antara lain :
1. Melatih Leadership
2. Memperluas pergaulan
3. Meningkatkan wawasan dan pengetahuan
4. Membentuk karakteristik seseorang
5. Kuat dalam menghadapi tekanan
6. Mampu mengatur waktu dengan sangat baik
7. Sebagai ajang pembelajaran kerja yang sesungguhnya
     II.G     Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Kegiatan Organisasi.
a)      Strategi
Struktur organisasi adalah salah satu sarana yang digunakan manajemen untuk mencapai sasarannya. Karena sasaran diturunkan dari strategi organisasi secara keseluruhan, logis kalau strategi dan struktur harus terkait erat. tepatnya, struktur harus mengikuti strategi. Jika manajemen melakukan perubahan signifikan dalam strategi organisasinya, struktur pun perlu dimodifikasi untuk menampung dan mendukung perubahan ini. Sebagian besar kerangka strategi dewasa ini terfokus pada tiga dimensi -inovasi, minimalisasi biaya, dan imitasi- dan pada desain struktur yang berfungsi dengan baik untuk masing-masing dimensi.
Strategi inovasi adalah strategi yang menekankan diperkenalkannya produk dan jasa baru yang menjadi andalan. Strategi minimalisasi biaya adalah strategi yang menekankan pengendalian biaya secara ketat, menghindari pengeluaran untuk inovasi dan pemasaran yang tidak perlu, dan pemotongan harga. Strategi imitasi adalah strategi yang mencoba masuk ke produk-produk atau pasar-pasar baru hanya setelah viabilitas terbukti.
b)      Ukuran Organisasi.
Terdapat banyak bukti yang mendukung ide bahwa ukuran sebuah organisasi secara signifikan memengaruhi strukturnya. Sebagai contoh, organisasi-organisasi besar yang mempekerjakan 2.000 orang atau lebih cenderung memiliki banyak spesialisasi, departementalisasi, tingkatan vertikal, serta aturan dan ketentuan daripada organisasi kecil. Namun, hubungan itu tidak bersifat linier. Alih-alih, ukuran memengaruhi struktur dengan kadar yang semakin menurun. Dampak ukuran menjadi kurang penting saat organisasi meluas.
c)      Teknologi.
Istilah teknologi mengacu pada cara sebuah organisasi mengubah input menjadi output. Setiap organisasi paling tidak memiliki satu teknologi untuk mengubah sumber daya finansial, SDM, dan sumber daya fisik menjadi produk atau jasa.
d)     Lingkungan.
Lingkungan sebuah organisasi terbentuk dari lembaga-lembaga atau kekuatan-kekuatan di luar organisasi yang berpotensi memengaruhi kinerja organisasi. Kekuatan-kekuatan ini biasanya meliputi pemasok, pelanggan, pesaing, badan peraturan pemerintah, kelompok-kelompok tekanan publik, dan sebagainya. Struktur organisasi dipengaruhi oleh lingkungannya karena lingkungan selalu berubah. Beberapa organisasi menghadapi lingkungan yang relatif statis -tak banyak kekuatan di lingkungan mereka yang berubah. Misalnya, tidak muncul pesaing baru, tidak ada terobosan teknologi baru oleh pesaing saat ini, atau tidak banyak aktivitas dari kelompok-kelompok tekanan publik yang mungkin memengaruhi organisasi. Organisasi-organisasi lain menghadapi lingkungan yang sangat dinamis – peraturan pemerintah cepat berubah dan memengaruhi bisnis mereka, pesaing baru, kesulitan dalam mendapatkan bahan baku, preferensi pelanggan yang terus berubah terhadap produk, dan semacamnya. Secara signifikan, lingkungan yang statis memberi lebih sedikit ketidakpastian bagi para manajer dibanding lingkungan yang dinamis. Karena ketidakpastian adalah sebuah ancaman bagi keefektifan sebuah organisasi, manajemen akan menocba meminimalkannya. Salah satu cara untuk mengurangi ketidakpastian lingkungan adalah melalui penyesuaian struktur organisasi.
     II.H     Hubungan Komunikasi
Organisasi adalah sekelompok masyarakat yang saling bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan tertentu, dan komunikasi adalah perekat yang memungkinkan kelompok masyarakat tersebut secara bersama-sama melakukan fungsinya dengan baik.
Hubungan komunikasi yang terjalin dengan baik antara manajer yang satu dengan manajer yang lain, antara manajer dengan karyawan, atau antara karyawan yang satu dengan karyawan yang lain, merupakan salah satu kunci keberhasilan manajer dalam mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Pentingnya tata hubungan komunikasi dalam mewujudkan kerjasama dan integrasi social dapat dilihat dalam hal-hal berikut ini.
·      Komunikasi dapat menimbulkan rasa kesetiakawanan, solidaritas dan loyalitas dalam kehidupan sosial.
·      Komunikasi dapat meningkatkan kegairahan dalam menjalin hubungan kerja sama antar sesama manusia.
·      Komunikasi dapat meningkatkan niali-nilai kebersamaan serta kekeluargaan
·      Dengan komunikasi kita dapat mengetahui perkembangan sains, teknologi, seni dan budaya masyarakat
·      Dengan komunikasi kita dapat mengetahui nilai-nilai dan norma-norma yang berlaku dalam kehidupan masyarakat
·       Dengan komunikasi kita dapat mengetahui kebijakan, ketentuan dan peraturan perundangan yang berlaku di dalam kehidupan masyarakat, bangsa dan bernegara
·      Dengan komunikasi semua informasi dapat diakses, diketahui dan dimengerti
·      Komunikasi dapat meningkatkan tanggung jawab moral dan social.
·      Komunikasi dapat menimbulkan saling pengertian diantara sesama manusia
·      Komunikasi merupakan suatu cara untuk memperoleh keterangan yang diperlukan dalam pelaksanaan suatu pekerjaan.
·      Komunikasi merupakan suatu cara untuk mendorong manusia kearah berpikir positif, logis, dan kreatif
·      Komunikasi adalah suatu cara untuk memenuhi rasa keingin tahuan manusia
·      Komunikasi penting bagi suatu organisasi atau perusahaan sebab merupakan salah satu alat yang utama bagi anggota organisasi untuk bekerjasama.
·      Komunikasi penting bagi proses pengambilan keputusan yang menyangkut kepentingan umum.
·      Komunikasi merupakan media internalisasi, sosialisasi, akulturasi, enkulturasi, adaptasi, dan proses-proses social lainnya
      II.I       Fungsi Komunikasi dalam Organisasi
Menurut Sendjaja (1994) menyatakan bahwa fungsi komunikasi dalam organisasi adalah sebagai berikut:
                          1.       Fungsi informatif, organisasi dapat dipandang sebagai suatu sistem pemrosesan informasi.
                          2.       Fungsi regulatif, fungsi ini berkaitan dengan peraturan-peraturan yang berlaku dalam suatu organisasi.
                          3.       Fungsi persuasif, dalam mengatur suatu organisasi, kekuasaan dan kewenangan tidak akan selalu membawa hasil sesuai dengan yang di harapkan.
                          4.       Fungsi integratif, setiap organisasi berusaha untuk menyediakan saluran yang memungkinkan karyawan dapat melaksanakan tugas dan pekerjaan dengan baik.
Fungsi komunikasi merupakan sarana memadukan aktifitas-aktifitas yang terorganisai. Komunikai dapat dipandang sebagai sarana untuk menyalurkan masukan sosial ke dalam sistem sosial. Komunikasi juga merupakan sarana untuk memodifikasi perilaku, mempengaruhi perubahan, memproduktifkan informasi, dan sarana untuk mencapai tujuan.
    II.J        Bentuk – Bentuk Komunikasi dalam Organisasi
Bentuk-bentuk komunikasi ini mencakup komunikasi interpersonal, komunikasi komunikasi dalam jaringan dan tim, komunikasi organisasi, dan komunikasi elektronik.
                       1.         Komunikasi Interpersonal
Komunikasi interpersonal secara umum memiliki dua bentuk, lisan dan tulisan. Seperti yang akan kita lihat, masing-masing bentuk komunikasi ini memiliki kelebihan-kelebihan dan kelemahan-kelemahan.
                     2.            Komunikasi Lisan (oral communication) 
Terjadi dalam percakapan tatap muka, diskusi kelompok, percakapan telpon, dan dalam situasi-situasi lain ketika ucapan digunakan untuk mengekspresikan makna. Komunikasi lisan sangat lazim karena beberapa alasan. Yang paling utama, komunikasi lisan memicu umpan balik dan pertukaran pemikiran secara langsung dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan atau persetujuan verbal, ekspresi muka, dan gerak tubuh. Komunikasi lisan juga mudah (yang perlu dilakukan pengirim hanyalah bericara), dan dapat dilakukan dengan persiapan sedikit (meski persiapan matang dianjurkan dalam situasi-situasi tertentu). Pengirim tidak memerlukan pensil dan kertas, keybord, atau peralatan lain. Akan tetapi, komunikasi lisan juga memiliki kelemahan. Komunikasi ini mungkin tidak akurat jika pembicara memilih kata-kata yang salah untuk menyampaikan suatu makna atau melupakan detil-detil penting, jika proses komunikasi lisan mengalami gangguan, atau jika penerima melupakan sebagian dari pesan. Dalam diskusi dua arah, jarang tersedia waktu untuk berpikir atau untuk memperkenalkan banyak fakta baru, dan tidak ada catatan permanen mengenai apa yang telah diucapkan. Selain itu, meski sebagian besar manajer merasa nyaman berbicara kepada orang-orang secara individual atau di depan grup kecil, hanya sedikit manajer yang suka berbicara di depan audiensi yang lebih besar. (Griffin, Manajemen jilid 2 : 107-108)
                     3.            Komunikasi Tulisan “Menulisnya” dalam surat, laporan, memo, catatan tulisan-tangan, ataue-mail bisa memecahkan banyak masalah yang melekat pada komunikasi lisan. Meski begitu, dan barangkali mengejutkan, komunikasi tulisan (written communication) tidak selazim yang anda bayangkan, dan bukan merupakan cara komunikasi yang dihargai oleh banyak manajer. Salah satu kelemahan terbesar dari bentuk-bentuk tradisional komunikasi tulisan adalah bahwa komunikasi tulisan mencegah umpan balik dan pertukaran pikiran secara langsung. Akan tetapi komunikasi lisan juga menawarkan sejumlah keunggulan. Komunikasi tulisan biasanya sangat akurat dan menyediakan catatan permanen mengenai komunikasi. Pengirim bisa meluangkan waktu untuk mengumpulkan dan mencerna informasi dan bisa merevisinya sebelum dikirimkan. Penerima memiliki banyak waktu untuk membacanya secara cermat dan bisa mengulangi pembacaan berkali-kali, jika diperlukan.
                     4.            Komunikasi dalam Jaringan dan Tim Kerja
Meskipun komunikasi antara anggota-anggota tim dalam organisasi jelaserpersonal, banyak riset telah berfokus secara spesifik pada bagaimana individu-individu dalam jaringan dan tim kerja berkomunikasi satu sama lain. Jaringan komunikasi(communication network) adalah pola komunikasi antar anggota dari sebuah grup atau tim.
                     5.            Komunikasi Organisasional
Bentuk-bentuk komunikasi lain di dalam organisasi adalah komunikasi yang mengalir antar dan antara unit-unit dan grup-grup organisasional. Masing-masing bentuk komunikasi ini bisa berupa lisan dan tulisan, tetapi tiap bentuk juga bisa dikembangkan menjadi pola komunikasi yang lebih luas di sepanjang organisasi. Bentuk komunikasi organisasional ada dua yaitu komunikasi vertikal dan komunikasi horizontal.
-          Komunikasi Vertikal (vertical communication) adalah komunikasi yang mengalir ke atas dan ke bawah dalam hierarki organisasi, biasanya melalui saluran-saluran pelaporan formal yaitu komunikasi yang terjadi antar manajer dengan atasan dan bawahan mereka. Komunikasi vertikal bisa melibatkan dua orang saja, atau bisa mengalir melalui beberapa level organisasi yang berbeda.
-          Komunikasi Horizontal (horizontal communicatio) adalah komunikasi yang melibatkan kolega dan rekan kerja dari level organisasi yang sama. Komunikasi horizontal cenderung lebih sering terjadiantar manajer dibanding antar non-manajer. Sebagai contoh, seorang manajer operasi mungkin mengkomunikasikan kepada manajer pemasaran bahwa level persediaan telah menipis dan bahwa proyeksi tanggal pengiriman harus diperpanjang 2 minggu.
                     6.            Komunikasi Elektronik
Terakhir, komunikasi elektronik akhir-akhir ini menjadi semakin penting di dalam organisasi. Baik sistem informasi formal maupun teknologi elektronik pribadi telah mengubah cara manajer berkomunikasi satu sama lain.
                     7.            Komunikasi Informal dalam Organisasi   
Bentuk-bentuk komunikasi organisasional yang telah di bahas sebelumnya semuanya mewakili mekanisme komunikasi formal dan terencana. Namun, dalam banyak kasus sebagian besar komunikasi yang terjadi dalam organisasi meloncati saluran-saluran formal dan mengikuti sejumlah metode informal. Bentuk bentuk komunikasi informal yang umum adalah rumor, management by wandering around dan komunikasi non verbal.
     II.K     Hambatan Komunikasi Organisasi
Menurut  effendi (2008:11) dalam berorganisasi tidak luput dari kesalahan-kesalahan yang dapat menghambat jalannya proses komunikasi, di antaranya adalah:
1.    Hambatan sosiol antro psikologis
a.       Hambatan sosiologis : merupakan hambatan yang terjadi karena adanya perbedaan golongan dan lapisan yang menyebabkan adanya perbedaan status sosial, idiologi, tingkat pendidikan, tingkat kekayaan, dan sebagainya.
b.      Hambatan antropologis: hambatan komunikasi yang terjadi akibat adanya perbedaan postur, warna kulit, dan kebudayaan, gaya hidup, norma, kebiasaan, dan bahasa.
c.       Hambatan sikologis: komunikasi yang terhambat karena komunikan sedang sedih, bingung, marah, merasa kecewa, merasa iri hati dan adanya prasangka pada komunikator.
2.    Hambatan semantik
Hambatan ini di timbulkan oleh kominikator. Kadang terjadi karena salah ucap dalam menyalurkan pikiran dan perasaan, sehingga timbul salah pengertian (misunderstanding) atau salah tafsir (misinterpretion) yang akhirnya menimbulkan salah komunikasi (miscomunication).
3.    Hambatan mekanis
Hambatan yang terjadi pada media yang di gunakan untuk berkomunikasi. Contoh: suara telfon yang tidak jelas, ketikan huruf yang buram pada surat, suara yang hilang, dan muncul pada saluran radio.
        II.L   Memperbaiki efektivitas komunikasi
Teknik-teknik ini terkait dengan keahlian-keahlian individual dan keahlian-keahlian organisasional.
a      Keahlian individual yang paling penting untuk memperbaiki efektivitas komunuikasi adalah keahlian mendengar. Menjadi pendengar yang baik meminta seseorang untuk mempersiapkan diri untuk mendengar, tidak menyela pembicara, sabar, dan bertanya sepantasnya.
b      Keahlian mendengar yang efektif adalah bagian vital dari komunkasi dalam organisasi, terdapat beberapa hambatan yang dapat memperburuk keahlian mendengar individu dalam organisasi. Untungnya, juga terdapat beberapa teknik yang bisa digunakan untuk memperbaiki keahlian mendengar.
       II.M  Interpersonal Dalam Organisasi
1.    Ketrampilan Pimpinan Organisasi
a      Ketrampilan Teknikal (technical skill)
Kemampuan untuk menggunakan pengetahuan metode, prosedur, teknik dan peralatan dalam melaksanakan suatu tugas
b      Ketrampilan Manusiawi (interpersonal skill)
Kemampuan untuk memahami perasaan, sikap dan motif orang lain (empati, sensitivitas sosial) dan kemampuan mewujudkan hubungan yang kooperatif (aksi diplomasi, ketrampilan mendengarkan)
c      Ketrampilan Konsepsional (conceptual skill)
Kemampuan untuk memahami kompleksitas organisasi dan bertindak sesuai dengan tujuan menyeluruh organisasi
2.      Ketrampilan Manajemen Organisasi
Robert L. Katz pada tahun 1970-an mengemukakan bahwa setiap manajer membutuhkan minimal tiga keterampilan dasar. Ketiga keterampilan tersebut adalah:
1. Keterampilan konseptual (conceptional skill)
Manajer tingkat atas (top manager) harus memiliki keterampilan untuk membuat konsep, ide, dan gagasan demi kemajuan organisasi. Gagasan atau ide serta konsep tersebut kemudian haruslah dijabarkan menjadi suatu rencana kegiatan untuk mewujudkan gagasan atau konsepnya itu. Proses penjabaran ide menjadi suatu rencana kerja yang kongkret itu biasanya disebut sebagai proses perencanaan atau planning. Oleh karena itu, keterampilan konsepsional juga meruipakan keterampilan untuk membuat rencana kerja.
2.Keterampilan berhubungan dengan orang lain (humanity skill)
Selain kemampuan konsepsional, manajer juga perlu dilengkapi dengan keterampilan berkomunikasi atau keterampilan berhubungan dengan orang lain, yang disebut juga keterampilan kemanusiaan. Komunikasi yang persuasif harus selalu diciptakan oleh manajer terhadap bawahan yang dipimpinnya. Dengan komunikasi yang persuasif, bersahabat, dan kebapakan akan membuat karyawan merasa dihargai dan kemudian mereka akan bersikap terbuka kepada atasan. Keterampilan berkomunikasi diperlukan, baik pada tingkatan manajemen atas, menengah, maupun bawah.
3.         Keterampilan teknis (technical skill)
Keterampilan ini pada umumnya merupakan bekal bagi manajer pada tingkat yang lebih rendah. Keterampilan teknis ini merupakan kemampuan untuk menjalankan suatu pekerjaan tertentu, misalnya menggunakan program komputer, memperbaiki mesin, membuat kursi, akuntansi dan lain-lain. Selain tiga keterampilan dasar di atas, Ricky W. Griffin menambahkan dua keterampilan dasar yang perlu dimiliki manajer, yaitu:[
-. Keterampilan manajemen waktu
Merupakan keterampilan yang merujuk pada kemampuan seorang manajer untuk menggunakan waktu yang dimilikinya secara bijaksana. Griffin mengajukan contoh kasus Lew Frankfort dari Coach. Pada tahun 2004, sebagai manajer, Frankfort digaji $2.000.000 per tahun. Jika diasumsikan bahwa ia bekerja selama 50 jam per minggu dengan waktu cuti 2 minggu, maka gaji Frankfort setiap jamnya adalah $800 per jam—sekitar $13 per menit. Dari sana dapat kita lihat bahwa setiap menit yang terbuang akan sangat merugikan perusahaan. Kebanyakan manajer, tentu saja, memiliki gaji yang jauh lebih kecil dari Frankfort. Namun demikian, waktu yang mereka miliki tetap merupakan aset berharga, dan menyianyiakannya berarti membuang-buang uang dan mengurangi produktivitas perusahaan.
- Keterampilan membuat keputusan
Merupakan kemampuan untuk mendefinisikan masalah dan menentukan cara terbaik dalam memecahkannya. Kemampuan membuat keputusan adalah yang paling utama bagi seorang manajer, terutama bagi kelompok manajer atas (top manager). Griffin mengajukan tiga langkah dalam pembuatan keputusan. Pertama, seorang manajer harus mendefinisikan masalah dan mencari berbagai alternatif yang dapat diambil untuk menyelesaikannya. Kedua, manajer harus mengevaluasi setiap alternatif yang ada dan memilih sebuah alternatif yang dianggap paling baik. Dan terakhir, manajer harus mengimplementasikan alternatif yang telah ia pilih serta mengawasi dan mengevaluasinya agar tetap berada di jalur yang benar.
- Evolusi Teori Manajemen
Perkembangan teori manajemen pada saat ini telah berkembang dengan pesat. Tapi sampai detik ini pula Belum ada suatu teori yang bersifat umum ataupun berupa kumpulan-kumpulan hukum bagi manajemen yang dapat diterapkan dalam berbagai situasi dan kondisi. Para manajemen banyak mengalami dan menjumpai pandangan-pandangan berbeda tentang manajemen, yang berbeda adalah dalam penerapannya. Dimana setiap pandangan hanya dapat diterapkan dalam berbagai masalah yang berbeda pula, sedangkan untuk masalah-masalah yang sama belum tentu dapat diterapkan.
3. Perilaku Organisasi
a.    Definisi perilaku organisasi
Adalah suatu studi yang menyangkut aspek-aspek tingkah laku manusia dalam suatu organisasi, atau kelompok tertentu. Studi tersebut mencakup pembahasan tentang aspek yang ditimbulkan dari pengaruh organisasi terhadap manusia yang bekerja di dalamnya; juga aspek yang ditimbulkan dari pengaruh manusia terhadap organisasi dimana mereka berada. Tujuannya memperlancar upaya pencapaian tujuan organisasi.
b.    Perilaku organisasi dan psikologi industri
Keduanya berfokus pada penjelasan tentang perilaku manusia dalam organisasi. Psikologi Industri berangkat dari psikologi, sementara Perilaku Organisasi bersifat multidisiplin.
c.    Perilaku organisasi dan teori organisasi
Perilaku organisasi mempelajari perilaku individu / kelompok dalam organisasi dan aplikasinya (analisis Mikro). Teori organisasi mempelajari struktur, proses dan performansi organisasi (analisis Makro). Perbedaannya adalah pada unit analisis dan objek kajian.
d.   Perilaku organisasi
Perilaku organisasi dianggap lebih mendasar (teoritis; berdasar pada konsep). Manajemen sumber daya manusia lebih terapan dengan fokus pada teknik pengelolaan sumber daya manusia. Perbedaannya adalah pada pendekatan yang digunakan
Pendekatan studi perilaku
-          Pendekatan COGNITIF: Edward Tolman, Berdasarkan pemahaman seseorang terhadap informasi
-          Pendekatan BEHAVIORISTIC: I.P. Pavlov dan J.B. Watson, Berdasarkan Response yang muncul apabila diberi stimulus tertentu
-          Pendekatan Social Learning: A. Bandura, Berdasarkan penggabungan pendekatan Cognitif dan behavioristic
                              4.       Lingkup Perilaku Organisasi Model 3 Level (S.P. Robin)
Mempelajari perilaku manusia dalam organisasi melalui tiga tingkatan analisis.
a.         Tingkatan Individu: karakteristik bawaan individu dalam organisasi.
b.         Tingkatan Kelompok: dinamika perilaku kelompok dan faktor-faktor determinannya.
c.         Tingkatan Organisasi: faktor-faktor organizational yang mempengaruhi perilaku.
                              5.       Persepsi
Adalah suatu proses dimana seseorang melakukan pemilihan, penerimaan, pengorganisasian, dan penginterpretasian atas informasi yang diterimanya dari lingkungan. Merupakan suatu proses kognitif yang dialami oleh setiap orang dalam memahami informasi tentang lingkungannya.
Faktor yang mempengaruhi persepsi
-          Karakteristik yang Mempersepsikan (Characteristics of the perceiver)
-          Karakteristik yang dipersepsikan (Characteristics of the perceived)
-          Kontek Situasi ( Situation Context)
-          Karakteristik perceiver (orang)
-          Kebutuhan (Needs)
-          Pengalaman (Experience)
-          Norma-norma (Values)
-          Sikap (Attitudes)
-          Kepribadian (Personality)
Karakteristik yang dipersepsikan, antara lain:
-          Penampakan ( Appearance)
-          Perilaku (Behavior)
Proses pemilihan data perseptual faktor eksternal :
a.    Intensitas                       d. Pengulangan
b.    Ukuran                           e. Gerakan
c.    Kekontrasan                   f. Novelty/Familiarity
Faktor internal
Proses belajar, Motivasi, Kepribadian,Proses pengorganisasian data perseptual Figure,
Ground
Pengelompokan Perceptual :
a.          Kesatuan (Closure)
b.         Kesinambungan (Continuity)
c.          Kedekatan (Proximity)
d.         Kesamaan (Similarity)
Distorsi dalam persepsi,antara lain :
a.         Stereotip : menggeneralisasi persepsi atas dasar informasi umum.
b.         Efek Halo: kecenderungan hanya menggunakan satu informasi saja untuk mempersepsikan sesuatu.
c.         Seleksi : hanya memperhatikan informasi-informasi tertentu.
d.        Proyeksi : menggunakan atribut pribadi (self concept) sebagai dasar persepsi.
e.         Harapan : menggunakan harapan pribadi sebagai dasar persepsi
Komponen Attitudes :
-            Cognitif                       - Affective                  - Behavior
-            Beliefs                         - Favorable                  - Human
-            Knowledge                  - unfavorable               - Actions
-            Understanding            - Feeling
Implikasi Persepsi Terhadap Sikap Kerja
a.    Disiplin Kerja
(Rules x Punishment) + (Norms x Knowledge) = Consistency Kepuasan Kerja
(Job x Reward) + (Knowledge x Bas.Needs x Expectation) = Equity
Komitmen pada perusahaan: Promotion Mechanisms + Ach.Need = Fairness
b.    Penanganan Persepsi
1.    Mempertinggi tingkat mawas diri
2.    Mengupayakan kelengkapan informasi
3.    Empati
4.    Menghindari segala macam distorsi
                                 6.         Kepribadian
a.    Definisi kepribadian
Suatu organisasi psikofisik yang dinamis dalam diri individu, yang menentukan tingkah laku yang khas (unik) dari orang tersebut (G.W.ALPORT). Sesuatu yang memungkinkan kita meramalkan apa yang akan dilakukan oleh seseorang  dalam situasi tertentu ( R.B.CATTEL). Cara yang khas dari individu dalam merespon masalah-masalah hidup (A. ADLER)
b.         Struktur kepribadian
Sigmund freud :
-          ID, berfungsi sebagai sumber energi kepribadian, berorientasi pada “Pleasure Priciple”.
-          EGO, beroperasi berdasarkan kenyataan ( Reality Principle)
-          SUPEREGO, Erat kaitannya dengan moralitas (Conscience)
b.    Pembentuk kepribadian
-          BAWAAN :Lombroso ;A Born Criminal, Gen / Kromosom, Kelenjar Endokrin, Keadaan Fisik waktu lahir
-          LINGKUNGAN : John Locke ; JB Watson Pengalaman, Keluarga, Kebudayaan
c.    Teori kepribadian type theories
-      Fisiologis       :   A. Sanguinis
B. Melancholis
C. Phlegmatic
-      Fisik              :   A. Atletis   — Mesomorph
B. Pyknis    — Endomorph      Sheldon Kretschner
C. Asthenis — Ectomorph
D. Displastis
-      Psikologis      : Introvert  – Extrovert – Ambivert( Jung )
                              7.       Kepribadian & Minat
Minat adalah suatu dorongan yang menyebabkan terikatnya perhatian individu pada objek tertentu.Sifat Minat:
a.    Bersifat Pribadi
b.   Menimbulkan Efek Diskriminatif
c.    Merupakan Sesuatu yang Dipelajari
Memadukan Kepribadian- Pekerjaan
Diawali dari Process  Rekrutasi /Seleksi, Tahapan berikutnya : Placement & Karir, Teori “ Personality – Job Fit” : John Holland
Tipe Pekerjaan :
a.          Realistik
b.         Investigatif
c.          Sosial
d.         Konvensional
e.          Enterprising
f.          Artistik
                              8.            Pengorganisasian dan Struktur Organisasi
Pengorganisasian (Organizing) adalah proses pengaturan sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan yang diinginkan dengan memperhatikan lingkungan yang ada. Struktur Organisasi adalah susunan dan hubungan-hubungan antar komponen bagian-bagian dan posisi-posisi dalam suatu perusahaan
Dimensi Organizing yang Mempengaruhi Perilaku
a.          Formalisasi                              e. Hirarki Kekuasaan (Otoritas)
b.         Spesialisasi                              f. Kompleksitas
c.          Standardisasi                           g. Profesionalisme
d.         Sentralisasi                              h. Konfigurasi
Ciri-Ciri Teknis Organisasi Tidak Baik
Pengambilan keputusan seringkali terlambat ataupun seringkali kurang baik.
Organisasi tidak mampu bereaksi dengan baik terhadap perubahan kondisi lingkungan.
Dalam organisasi seringkali terjadi pertentangan.
Faktor Pertimbangan Dalam Design Organisasi
a.          Environment (Lingkungan)                 d. Technology
b.         Tujuan Organisasi                               e. Strategi Organisasi
c.          Work Force (Tenaga Kerja)                f. Size (Ukuran Organisasi)
Dimensi Lingkungan
a.          Kompleksitas
b.         Dinamisme
c.          Hostility (Keruwetan)
Pengaruh Lingkungan Dalam Struktur Organisasi
a.          Kompleksitas Struktur Organisasi                              c. Peredam (Buffers)
b.         Elemen-elemen Perbatasan (Boundary Spanning)      d. Differensiasi dan Integrasi

Poses Merancang Struktur Organisasi
a.         Detailing of work                                            d. Division of work
b.         Aggregation of work (departmentation)         e. Monitoring & Reorganizing
c.         Coordination of work (Org. Structure Design)
                              9.            Hirarki Organisasi
Hirarki organisasi dipengaruhi oleh besar kecilnya Span of control yang dibuat.
Hirarki Organisasi :
a.          Hirarki Pendek (Flat Organization)
Keunggulan Flat Organization
Tingkatan manager sedikit, biaya-biaya yang terkait dengan jabatan relatif kecil.
Jalur perintah dan tanggung jawab pendek, komunikai lebih efektif, hambatan lebih mudah diatasi. Hambatan birokrasi dapat dihindari, pekerjaan dapat lebih cepat.
Kelemahan Flat Organization
Adapun kelemahan dari flat organization antara lain koordinasi sulit dilakukan, meng-
koordinasi bawahan yang banyak relatif lebih sulit. pembinaan dan kontrol kurang efektif, spesialisasi tugas kurang mendalam.
b.         Hirarki Panjang (Tall Organization)
Keunggulan Tall Organization
Koordinasi lebih mudah dilakukan, pembinaan dan kontrol lebih efektif, spesialisasi tugas lebih mendalam.
Kelemahan Tall Organization
Biaya-biaya yang berkaitan dengan jabatan lebih besar, birokrasi semakin panjang, jalur perintah dan tanggung jawab lebih panjang.
                               10.       Bentuk Struktur Organisasi
a.    Struktur Fungsional
Kelebihan Struktur Organisasi Fungsional
Paling sesuai untuk lingkungan yang stabil, dapat mencapai skala ekonomis pada masing-masing bagian, merangsang berkembangnya keterampilan yang bersifat fungsional, sesuai untuk organisasi berukuran kecil sampai sedang, baik bagi organisasi yang menghasilkan satu atau sejumlah kecil jenis produk.
Kekurangan Struktur Organisasi Fungsional
Respon organisasi terhadap perubahan kondisi lingkungan agak lambat, pengambilan keputusan menumpuk pada puncak organisasi, koordinasi antar bagian / fungsi tidak terlalu baik, inovasi terbatas, pandangan terhadap sasaran organisasi agak terbatas, anggota organisasi cenderung hanya memperhatikan sasaran bagiannya sendiri.
b.    Struktur Produk
Kelebihan Struktur Organisasi Produk
Paling sesuai untuk lingkungan yang tidak stabil dengan perubahan cepat, penanggung
jawab produk jelas, koordinasi antar fungsi baik, mudah beradaptasi dengan tuntutan luar, sesuai untuk organisasi berukuran besar, baik bagi organisasi yang menghasilkan banyak jenis produk.
Kekurangan Struktur Organisasi Produk
Tidak mampu mencapai efisiensi ekonomis, koordinasi antar produk sulit, keahlian teknis hilang karena tidak ada spesialisasi fungsional, integrasi ataupun standardisasi antar produk sulit tercapai.
c.    Struktur Matriks
Kelebihan Struktur Organisasi Matriks
Mampu mencapai tingkat koordinasi yang diperlukan untuk menjawab tuntutan “ganda” lingkungan, dapat memanfaatkan karyawan secara fleksibel, sesuai untuk pengambilan keputusan yang sifatnya rumit serta lingkungan yang tidak stabil, sangat sesuai untuk organisasi ukuran sedang.
Kekurangan Struktur Organisasi Matriks
Adanya wewenang ganda menyebabkan munculnya kebingungan, menghabiskan banyak waktu untuk koordinasi, hanya bisa berjalan jika hubungan bersifat kolegial bukan vertikal.
                               11.       Tahapan Pertumbuhan Organisasi
a.          Tahapan Bayi
b.         Tahapan Remaja
c.          Tahapan Dewasa
Alasan Pertumbuhan Organisasi
a.    Keinginan untuk menjadi lengkap         c. Mobilitas para eksekutif
b.    Faktor ekonomis                                    d.Kemampuan menjaga kelangsungan hidup
Efektivitas Organisasi
Pengertian : Tingkat keberhasilan organisasi dalam usaha untuk mencapai tujuan atau sasarannya.
Pengukuran Efektivitas Organisasi yaitu dengan Pendekatan Sumber- Proses- Sasaran, Pendekatan Constituency,
Kriteria Pengukuran Efektivitas Organisasi
Adaptabilitas dan  fleksibilitas organisasi, produktivitas, kepuasan karyawan, tingkat berhasilan dalam mendapatkan sumber, kebebasan dari rasa tertekan para anggota organisasi, kontrol terhadap lingkungan, efisiensi organisasi, kemampuan organisasi untuk mempertahankan anggotanya, pertumbuhan organisasi, kelancaran  komunikasi dalam organisasi, kemampuan mempertahankan eksistensi organisasi
Pendekatan Constituency
a.    Pemilik Perusahaan : Tingkat Keuntungan
b.    Karyawan : Kepuasan Kerja
c.    Konsumen / Pelanggan : Kepuasan Pelanggan
d.   Pemberi Pinjaman : Kredibilitas Pengembalian
e.    Lingkungan / Komunitas : Sumbangan / kontribusi
f.     Supplier : Kelancaran transaksi / pembayaran
g.    Pemerintah : Kepatuhan terhadap hukum & peraturan.
                               12.       Komitmen Pekerja
·      Komitmen
Definisi menurut (Porter & Steers ;1991) “Derajat keterikatan relatif pekerja terhadap organisasinya”.
Komitmen merupakan output dari pengaruh berbagai faktor perilaku organisasional (faktor individu, kelompok, organisasi)
Ekspresi Komitmen Sikap antara lain:
a.    Tingkat disiplin kerja                                                     d. Adanya rasa memiliki
b.    Sikap positif terhadap pekerjaan & rekan /atasan          e. Loyalitas
c.    Kepatuhan terhadap prosedur / peraturan                                 f. Rasa bangga
Ekspresi Komitmen Perilaku antara lain:
a.    Tetap bertahan menjadi anggota organisasi
b.    Tidak mengeluh & berpaling ke organisasi lain bila organisasi mengalami kemunduran.
c.    Memiliki inisiatif & motif berprestasi
d.   Bekerja keras
e.    Bersedia berkorban tenaga & pikiran demi keberhasilan organisasi
Pengaruh Komitmen
a.    Productivity : prestasi kerja
b.    Absence : kemangkiran
c.    Turnover : tingkat keluar-masuk pegawai dalam perusahaan.
Proses Terbentuknya Komitmen Pekerja
a.    Faktor personal                                      f. Kontrak Psikologi
b.    Faktor Organisasional                            g. Harapan untuk Sukses
c.    Faktor Non organisasional                                 h. Karakteristik Personal
d.   Faktor Personal                                      i.  Menentukan Komitmen Awal
e.    Kebutuhan atas Pekerjaan
Faktor Organisasi
a.    Pengalaman tugas awal                          d. Konsistensi aturan
b.    Peran & Lingkup Pekerjaan                   e. Kesempatan Promosi
c.    Gaya kepemimpinan & Pengawasan     f. Keadilan yang dirasakan
Faktor Non Organisasional
Tersedianya alternatif kerja yang menawarkan insentif atau kepuasan kerja yang lebih.
Faktor Signifikan yang Mempengaruhi Komitmen
a.    Kebutuhan seseorang akan prestasi
b.    Sikap groupnya terhadap organisasi
c.    Pendidikan
d.   Ketergantungan organisasional
e.    Persepsi terhadap peran pribadi dalam organisasi

Upaya Meningkatkan Komitmen
a.    Memperbesar harapan untuk sukses                  e. Perbaikan sistim imbalan
b.    Meningkatkan kohesifitas kelompok                 f. Penghargaan atas prestasi
c.    Menerapkan sistim Self-Management               g.Memberikan pendidikan / pelatihan
d.   Memperbesar kesempatan berpartisipasi
                            13.     Manajemen Perubahan
Adalah proses mendiagnosa, menginisialisasi, mengimplementasi dan mengintegrasi perubahan individu, kelompok, atau organisasi dalam rangka menyesuaikan diri dan mengantisipasi perubahan lingkungannya agar tetap tumbuh, berkembang dan menghasilkan keuntungan.
Perubahan Organisasi
a.    Organisasi & Lingkungan
b.    Reaksi organisasi terhadap perubahan lingkungan
c.    Skenario perubahan dalam perusahaan :
d.   No change scenario : reaktif
e.    Sporadic change scenario : tidak terencana
f.     Continuous Scenario : terencana
Lingkup Perubahan
a.    Struktur
Perubahan design organisasi
b.    Teknologi dan proses
Perubahan teknologi produksi dan Perubahan proses bisnis / produksi
c.    Orang
Perubahan Sikap dan Perubahan Perilaku
Force Field Theory (Kurt Lewin) :
“Dalam setiap perubahan selalu terdapat dua kekuatan yang saling berhadapan :
1.    Force for change
Force for change  : external factors
a.    Kelangkaan sumber daya                                  
b.    Peraturan Baru                                                  
c.    Perubahan Perilaku konsumen.                         
d.   Perubahan di pasar tenaga kerja
e.    Laju inflasi yang tidak terkendali
f.     Tingkat suku bunga yang tinggi
g.    Persaingan yang meningkat
Force for change : internal factors
a.    Performansi kerja yang jelek
b.    Keinginan pimpinan perusahaan untuk membangun budaya baru.
c.    Penerapan strategi baru: pengembangan bisnis /produk baru
d.   Penerapan struktur organisasi baru
e.    Penerapan sistim reward baru.
f.     Penerapan teknologi baru
Force for stability
a.    Ketidakpastian akibat perubahan
b.    Rasa tidak aman
c.    Ancaman terhadap kekuasaan
d.   Keengganan untuk melepaskan manfaat saat ini (ekonomi/ sosial)
e.    Hambatan Perilaku
f.     Ketidakjelasan informasi rencana perubahan
2.    Force against change
Change agents
Adalah pelaksana perubahan atau yang bertanggung jawab sebagai pemimpin dalam pelaksanaan perubahan. Bertugas mengamati, menganalisis dan memberi nasihat terhadap masalah perubahan dari semua segi dan mengembangkan solusi
3.    Force field analysis
a.    Identifikasi kekuatan pendorong perubahan
b.    Identifikasi kekuatan penghambat perubahan
c.    Rumuskan tindakan-tindakan untuk mengurangi kekuatan penghambat
d.   Rumuskan tindakan-tindakan untuk memperkuat kekuatan pendorong.
e.    Nilai kelayakan setiap tindakan
f.     Tentukan prioritas

Cara mengatasi faktor penghambat
a.    Pendidikan dan Komunikasi                            
b.    Keikutsertaan dan Keterlibatan                        
c.    Manipulasi dan Kooptasi
d.   Keringanan dan Tunjangan                               
e.    Negosiasi dan Kesepakatan
f.     Paksaan Implisit dan Eksplisit
                            14.     Pihak Internal Atau Eksternal
External change agents
a.    Alasan keahlian/keterampilan khusus yang dibutuhkan.
b.    Kebebasan dari tanggung jawab operasional.
c.    Prestise dan kemudahan membangun kepercayaan.
Profil change agents yang baik
a.     Mengerti struktur, ketergantungan, fungsi dan tujuan organisasi.
b.    Mengerti cara orang memandang sesuatu.
c.    Memiliki kemampuan komunikasi yang baik
d.   Memiliki kemampuan menciptakan iklim
e.    Memiliki kepercayaan diri
f.     Terbuka
Model proses perubahan
a.    Unfreezing : Pencairan Kembali
b.    Changing : Perubahan
c.    Refreezing : Pembekuan kembali
Contoh: berubah sementara/ kembali ke perilaku tradisional
Menilai kesiapan sistem untuk berubah
Rumus : C = (AxBxD) > X
Dimana : C = Perubahan
A = Tingkat ketidakpuasan terhadap status quo
B = Kejelasan keadaan yang dikehendaki
D = Langkah awal praktis menuju keadaan yang dikehendaki
X = Biaya perubahan (energi,emosi,uang,dll)
Strategi inisialisasi perubahan (Chin & Benne ; Robert Burns 1993)
a.    Rational ( Cognitif)
b.    Power Legislatif (Behavioral)
c.    Reeducatif (Affective)
Strategi inisialisasi perubahan (Kelman, 1993)
a.    Kepuasan Diri
b.    Identifikasi
c.    Internalisasi
Perilaku umum perubahan yang sukses
a.    Berkomunikasi secara terbuka              
b.    Mau bekerjasama                                              
c.    Mau mengambil tanggungjawab                       
d.   Memiliki visi yang sama
e.    Mampu memecahkan masalah secara efektif
f.     Mendukung upaya manajemen
g.    Mau mencoba yang baru
Perilaku manajer dalsm perubahan yang sukses
a.    Mampu membangun partisipasi bawahan
b.    Manmpu memimpin dengan visi kedepan
c.    Dapat berfungsi secara strategik
d.   Mampu menjadi aliran informasi
e.    Mampu mengembangkan potensi bawahan
15. Sebab Keberhasilan & Kegagalan Organisasi
Faktor keberhasilan
1. Peluang pasar yang baik
2. Keunggulan persaingan
3. Kualitas barang/jasa.
4. Inovasi yang berproses.
5. Dasar budaya perusahaan.
6. Menghargai pelanggan dan pegawai.
7. Manajemen yang berkualitas.
8. Dukungan modal yang kuat.
Faktor kegagalan
1) Tidak kompeten dalam manajerial.
2) Kurang berpengalaman
3) Kurang dapat mengendalikan keuangan
4) Gagal dalam perencanaan.
5) Lokasi yang kurang memadai.
6) Kurangnya pengawasan peralatan.
BAB III
PENUTUPAN
Kesimpulan

                        Organisasi merupakan kumpulan orang-orang yang bekerja secara bersamasama dengan mengunakan sumber daya tertentu untuk berusaha mencapai tujuannya. Dengan kata lain bahwa organisasi itu terdiri dari orang-orang yang bekerja dalam suatu system pencarian tujuan. Dalam mencapai tujuan tersebut maka para anggta-anggotanya akan selalu berinteraksi dalam mencapai tujuan-tujuan tersebut. Dalam interaksi maka karakteristik tiap individu akan membaur dalam organisasi tersebut sehingga akan menjadi sebuah karakteristik organisasi. Kinerja organisasi sangat tergantung pada kinerja individu yang ada di dalamnya. Seluruh pekerjaan dalam organisasi itu, para anggotalah yang menentukan keberhasilannya. Sehingga berbagai upaya meningkatkan produktivitas organisasi harus dimulai dari perbaikan produktivitas anggota.
Pada dasarnya keanggotaan kelompok dapat mengubah perilaku individu , pengaruh kelompok ini dapat membuat anggotanya melakukan hal – hal dalam organisasi yang tidak akan dilakukannya jika mereka sendiri. Keanggotaan kelompok ini dapat juga mempengaruhi perilaku anggotanya bila tidak ada anggota lain disekitarnya. Pengaruh terhadap perilaku ini besar sekali terutama dalam kelompok yang mempunyai rasa kebersamaan yang tinggi. Arah yang ditempuhnya sebagian besar tergantung dari norma – norma yang ada dalam kelompok tersebut .
Kohesivitas kelompok mengacu pada sejauh mana anggota kelompok saling tertarik satu sama lain dan merasa menjadi bagian dari kelompok tersebut. Dalam kelompok yang kohesivitasnya tinggi, setiap anggota kelompok itu mempunyai komitmen yang tinggi untuk mempertahankan kelompok tersebut. Kelompok – kelompok yang berbeda dalam hal kohesivitasnya, dan banyak yang tidak pernah mencapai tingkat kelompok yang mempunyai daya tarik tertentu dan komitmen bersama yang merupakan ciri kohesivitas yang kuat. Kohesivitas yang lebih besar terutama berkembang dalam kelompok yang relatif kecil dan mempunyai organisasi yang lebih bersifat kerjasama daripada persaingan. Kesempatan saling berinteraksi antara para anggotanya secara lebih sering membantu berkembangnya kohesivitas kelompok tersebu
t.

3 komentar: