MAKALAH
INTERPERSONAL SKILL DALAM ORGANISASI
Disusun untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah
Dosen Pengampu: Florentina
Yuni Arini, S.Kom., M.Cs

Disusun Oleh:
Winda Try Astuti
4611414001
PRODI TEKNIK INFORMATIKA
JURUSAN ILMU KOMPUTER
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2015
BAB I
PENDAHULUAN
I.A
Latar
Belakang
Dalam menghadapi era globalisasi ini, organisasi perlu
meningkatkan kinerjanya agar mampu bersaing dalam banyak konteks, yang bermakna
bahwa kapasitas untuk ' berubah 'dari sebuah organisasi penting sekali.
Dikarenakan individu adalah segalanya bagi perkembangan organisasi, mungkin
bisa dikata bahwa organisasi tanpa individu adalah suatu kebohongan belakang.
Dari hal ini maka kita lihat mengenai sebagian sifat dan pemikiran individu
yang harus dimiliki demi terwujudnya suatu organisasi yang baik. Walaupun tanpa
meniadakan komponen - komponen lain seperti teknologi. Kehidupan manusia di
dunia tidak dapat terlepas dari organisasi. Setiap hari kita berhubungan
dan terlibat dengan organisasi dan hidup kita dipengaruhi dan
mempengaruhi organisasi dalam derajat yang berbeda-beda. Secara sadar kita
terlibat dalam organisasi sebagai siswa, karyawan, warga negara dan
lain-lain. Organisasi dapat didefinisikan sebagai suatu kelompok individu
yang bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan bersama. Definisi yang lain
menyatakan organisasi sebagai kesatuan yang memungkinkan masyarakat
mencapai suatu tujuan yang tidak dapat dicapai individu secara perorangan.
Dari dua definisi di atas dapat dikatakan bahwa organisasi dibentuk untuk
melayani kebutuhan manusia yang tidak dapat dicapai secara individu. Organisasi
lebih dari sekedar alat untuk menyediakan barang dan jasa tetapi juga
menyediakan lingkungan dimana sebagian besar dari kita menghabiskan kehidupan
I.B Rumusan Masalah
1.
Apa yang dimaksud dengan organisasi ?
2.
Bagaimana cara mengasah ketrampilan
dalam berorganisasi ?
I.C Tujuan
1.
Untuk memenuhi tugas mata kuliah
interpersonal skill
2.
Untuk
mengetahui tentang organisasi
3.
Untuk
mengetahui tentang cara mengasah ketrampilan dalam berorganisasi
BAB II
PEMBAHASAN
II.A Pengertian
Organisasi
Organisasi dapat diartikan sebagai kumpulan beberapa orang
yang bekerja bersama-sama untuk mencapai tujuan tertentu. Organisasi merupakan
unsur yang dibutuhkan dalam kehidupan bermasyarakat dengan beberapa alasan,
seperti organisasi digunakan untuk mendapatkan sesuatu yang tidak mungkin dapat
kita lakukan sendirian, dengan bekerja sama individu-individu dapat
menyelesaikan tugas-tugas yang apabila dikerjkan seorang diri tidak akan
tercapai, organisasi dapat menyediakan pengetahuan yang berkesinambungan serta
dapat menjadi sumber karier yang penting.
Secara umum organisasi dibedakan atas dua bentuk, pertama
organisasi dengan orientasi laba seperti perusahaan yang menyediakan produk
barang atau jasa (baik perusahaan besar maupun kecil) kemudian organisasi
nirlaba atau yang tidak berorientasi laba seperti yayasan, musium, rumah sakit
milik pemerintah, sekolah, perkumpulan sosial dan lain-lain. Apapun bentuk
organisasi itu diperlukan usaha-usaha untuk mengelola kegiatan dan orang-orang
maupun unsur lainnya yang ada didalam organisasi agar tercapai tujuan dengan
lebih baik.
Menurut para ahli terdapat beberapa pengertian
organisasi sebagai berikut.
Organisasi
Organisasi
·
Menurut Stoner,
Organisasi adalah suatu pola hubungan-hubungan
yang melalui mana orang-orang di bawah pengarahan manajer mengejar tujuan
bersama.
·
Menurut James D.
Mooney, Organisasi adalah bentuk setiap
perserikatan manusia untuk mencapai tujuan bersama.
·
Menurut Chester
I. Bernard,Organisasi merupakan suatu
sistem aktivitas kerja sama yang dilakukan oleh dua orang atau lebih.
Organisasi adalah wadah berkumpulnya sekelompok orang
yang memiliki tujuan bersama, kemudian mengorganisasikan diri dengan bekerja bersama-sama
dan merealisasikan tujuanya. Organisasi
adalah wadah yang memungkinkan masyarakat dapat meraih hasil yang sebelumnya
belum dapat dicapai oleh individu secara sendiri-sendiri. (James L. Gibson,
1986).
II.B Pentingnya
Mengenal Organisasi
Dalam berorganisasi setiap individu dapat berinteraksi dengan
semua struktur yang terkait baik itu secara langsung maupun secara tidak
langsung kepada organisasi yang mereka pilih. Agar dapat berinteraksi secara
efektif setiap individu bisa berpartisipasi pada organisasi yang bersangkutan.
Dengan berpartisipasi setiap individu dapat lebih mengetahui hal-hal apa saja
yang harus dilakukan. Pada dasarnya partisipasi didefinisikan sebagai
keterlibatan mental atau pikiran dan emosi atau perasaan seseorang di dalam situasi
kelompok yang mendorongnya untuk memberikan sumbangan kepada kelompok dalam
usaha mencapai tujuan. Keterlibatan aktif dalam berpartisipasi, bukan hanya
berarti keterlibatan jasmaniah semata. Partisipasi dapat diartikan sebagai
keterlibatan mental, pikiran, dan emosi atau perasaan seseorang dalam situasi
kelompok yang mendorongnya untuk memberikan sumbangan kepada kelompok dalam
usaha mencapai tujuan serta turut bertanggung jawab terhadap usaha yang
bersangkutan.
Bentuk-bentuk Organisasi dalam
berorganisasi tentu mempunyai bentuk bentuk organisasi :
· Bentuk organisasi staff
· Bentuk organisasi lini
· Bentuk organisasi fungsional
· Bentuk organisasi fungsional dan
lini
· Bentuk organisasi fungsional dan
staff
· Bentuk organisasi lini dan staff
II.C
Unsur-Unsur
Organisasi
Dari pengertian diatas menunjukkan
bahwa organisasi memiliki empat unsur yaitu sistem, pola aktivitas, sekelompok
orang dan tujuan.
a. Organisasi Merupakan Suatu Sistem
Organisasi merupakan suatu sistem yang terdiri dari sub-subsistem atau
bagian-bagian yang saling berkaitan satu sama lainnya dalam melakukan
aktivitasnya. Organisasi sebagai suatu sisitem adalah sistem terbuka, dimana
batas organisasi adalah lentur dan menganggap bahwa faktor lingkungan sebagai
input. Organisasi selalu peka dan berupaya untuk selalu beradaptasi dengan
perubahan-perubahan yang terjadi pada faktor linkungan eksternal.
b. Pola Aktivitas
Aktivitas yang dilakukan oleh orang-orang di dalam organisasi dalam pola
tertentu. Urur-urutan pola aktivitas yang dilakukan oleh organisasi
dilaksanakan secar relative teratur dan berulang-ulang.
c. Sekelompok Orang
Organisasi pada dasarnya merupakan kumpulan orang-orang. Adanya
keterbatasan-keterbatasan pada manusia mendorongnya untuk membentuk organisasi.
Kemampuan manusia baik fisik maupun daya pikirnya terbatas, demikian juga waktu
yang ada terbatas, sementara aktivitas yang harus dilakukan selalu meningkat
maka mendorong manusia untuk membentuk sekelompok orang/organisasi.
d. Tujuan Organisasi
Tujuan organisasi pada dasarnya dibedakan menjadi dua yaitu tujuan yang
sifatnya abstrak dan berdimensi jangka panjang, yang menjadi landasan dan
nilai-nilai yang melandasi organisasi itu didirikan.
II.D Prinsip-Prinsip Organisasi
Menurut Henry Fayol, terdapat 14 prisip organisasi
Menurut Henry Fayol, terdapat 14 prisip organisasi
1. Pembagian kerja, Prinsip ini sama
dengan “pembagian kerja” Adam Smith. Spesialisasi menambah hasil kerja dengan
cara membuat para pekerja lebih efisien.
2. Wewenang, Manajer harus dapat member
perintah. Wewenang memberikan hak ini kepadanya,. Tetapi wewenang berjalan
seiring dengan tanggung jawab. Jika wewenang digunakan, timbullah tanggung
jawab. Agar efektif, wewenang seorang manajer harus sama dengan tanggung
jawabnya.
3. Disiplin, Para pegawai harus
mentaati dan menghormati peraturan yang mengatur organisasi. Disiplin yang baik
merupakan hasil dari kepemimpinan yang efektif, suatu saling pengertian yang
jelas antara manajemen dan para pekerja tentang peraturan organisasi serta penerapan
hukuman yang adil bagi yang menyimpang dari peraturan tersebut.
4. Kesatuan komando, Setiap pegawai
seharusnya menerima perintah hanya dari seorang atasan.
5. Kesatuan arah, Setiap kelompok
aktivitas organisasi yang mempunyai tujuan sama harus dipimpin oleh seorang
manjer dengan menggunakan sebuah rencana.
6. Mendahulukan kepentingan umum di
atas kepentingan individu. Kepentingan seorang pegawai atau kelompok pegawai
tidak boleh mendahulukan kepentingan organisasi secara keseluruhan.
7. Remunarasi, Para pekerja harus
digaji sesuai dengan jasa yang mereka berikan.
8. Sentralisasi, ini merujuk kepada
sejauh mana para bawahan terlibat dalam pengambilan keputusan. Apakah
pengambilan keputusan itu disentralisasi (pada manajemen) atau disentralisasi
(pada para bawahan) adalah proporsi yang tepat. Kuncinya terletak pada
bagaimana menemukan tingkat sentralisasi yang optimal untuk setiap situasi.
9. Rantai scalar, Garis wewenang dari
manajemen puncak sampai ke tingkat yang paling rendah merupakan rantai scalar.
Komunikasi harus mengikuti rantai ini. Tetapi, jika dengan mengikuti rantai
tersebut malah tercipta kelambatan, komunikasi silang dapat diizinkan jika
disetujui oleh semua pihak, sedangkan atasan harus diberitahhu.
10. Tata tertib, Orang dan bahan harus
ditempatkan pada tempat dari waktu yang tepat.
11. Keadilan, Para manajer harus selalu
baik dan jujur terhadap para bawahan.
12. Stabilitas masa kerja para pegawai,
Perputaran (turnover) pegawai yang tinggi adalah tidak efisien. Manajemen harus
menyediakan perencanaan personalia yang teratur dan memastikan bahwa untuk
mengisi kekosongan harus selalu adda pengganti
13. Inisiatif, Para pegawai yang
diizinkan menciptakan dan melaksanakan rencana-rencana akan berusaha keras.
14. Esprit de corps, Mendorong team
spirit akan mmembangun keselarasan dan persatuan di dalam organisasi
Menurut A.M. Williams, prinsip-prinsip organisasi
meliputi:
a
Organisasi harus mempunyai tujuan yang
jelas.
b
Prinsip skala Hierarki
c
Prinsip kesatuan perintah
d
Prinsip pendelegasian wewenang
e
Prinsip pertanggungjawaban
f
Prinsip pembagian pekerjaan
g
Prinsip rentang pengendalian
h
Prinsip fungsional
i
Prinsip pemisahan
j
Prinsip keseimbangan
k
Prinsip fleksibilitas
l
Prinsip kepemimpinan
II.E Tujuan Organisasi
Ada beberapa tingkatan
pengelompokan yang mendefinisikan prioritas sebuah tujuan organisasi
1. Tujuan atau Misi umum : Pernyataan luas, atau tujuan dalam skala umum yang mendefinisikan bagaimana tercipta sebuah organisasi tersebut, biasanya tidak berubah dari tahun ke tahun dan sering menjadi pernyataan pertama dalam konstitusi sebuah organisasi.
2. Tujuan adalah pernyataan yang menjelaskan apa yang sebuah organisasi itu ingin di capai. Merupakan bagian dari tujuan dan misi dari sebuah organisasi, tujuan seperti ini bisa seperti ini bisa berubah dari tahun ke tahun tergantung pada kesepakatan dari kelompok tersebut.
3. Tujuan merupakan deskripsi dari apa yang harus dilakukan berasal dari tujuan, spesifik yang jelas. laporan tugas terukur untuk mencapai tujuan yang diharapkan dari sebuah kelompok, biasanya memiliki jangka pendek dan batas waktu tertentu.
Pemilihan tujuan dari setiap organisasi sangat penting, karena dengan hal tersebut, bisa menjadi semangat kerja, dan rasa bertanggungjawab, komitmen dan motivasi dari setiap anggota dalam sebuah kelompok.
1. Tujuan atau Misi umum : Pernyataan luas, atau tujuan dalam skala umum yang mendefinisikan bagaimana tercipta sebuah organisasi tersebut, biasanya tidak berubah dari tahun ke tahun dan sering menjadi pernyataan pertama dalam konstitusi sebuah organisasi.
2. Tujuan adalah pernyataan yang menjelaskan apa yang sebuah organisasi itu ingin di capai. Merupakan bagian dari tujuan dan misi dari sebuah organisasi, tujuan seperti ini bisa seperti ini bisa berubah dari tahun ke tahun tergantung pada kesepakatan dari kelompok tersebut.
3. Tujuan merupakan deskripsi dari apa yang harus dilakukan berasal dari tujuan, spesifik yang jelas. laporan tugas terukur untuk mencapai tujuan yang diharapkan dari sebuah kelompok, biasanya memiliki jangka pendek dan batas waktu tertentu.
Pemilihan tujuan dari setiap organisasi sangat penting, karena dengan hal tersebut, bisa menjadi semangat kerja, dan rasa bertanggungjawab, komitmen dan motivasi dari setiap anggota dalam sebuah kelompok.
II.F Manfaat Organisasi
Mengikuti atau menjadi
bagian dari sebuah organisasi mempunyai dampak sangat besar untuk kehidupan,
karena dalam sebuah organisasi bisa di ibaratkan sebagai masyarakat dalam
lingkup kecil. Selalu ada masalah yang perlu dipecahkan bersama, sikap saling
menjaga dan bertanggungjawab terhadap keutuhan anggota atau pun mempertahankan
sebuah kelompok, memberikan gambaran sebuah perjuangan panjang, dan ini akan
sangat membantu ketika dalam penyelesaian masalah atau memberikan masukan
kepada masyarakat dalam lingkup luas.
Selain itu beberapa manfaat
lain yang bisa diperoleh dalam sebuah organisasi antara lain :
1. Tercapainya sebuah tujuan : Organisasi dibentuk dari tujuan-tujuan bersama yang berkaitan, maka pencapaian tujuan yang dilakukan oleh orang banyak atau dalam artian anggota sebuah kelompok lebih berpeluang untuk mencapai tujuan yang lebih maksimal dan efektif.
2. Melatih mental bicara di publik : mental berbicara didepan umum tidak setiap orang bisa peroleh dengan mudah, harus dengan pelatihan lama dan berkala. Sebuah organisasi, kelompok belajar, atau kelompok studi ilmiah bagi para mahasiswa adalah sebuah wadah yang tepat untuk pengembangan public speaking.
3. Mudah memecahkan masalah : karena dalam sebuah organisasi permasalahan adalah hal yang sangat sering terjadi, entah karena perbedaan pendapat atau permasalahan dalam segi fiskal sebuah kelompok. Pemecahan dari setiap permasalahan yang ada mengajarkan bagaimana harus bersikap dan menyikapi permasalahan yang ada dalam kehidupan masyarakat yang lebih kompleks dan majemuk.
Selain hal-hal diatas, masih banyak manfaat organisasi yang bisa diperoleh, namun disini tidak dijabarkan lebih lanjut, hal lain yang bisa kita dapatkan antara lain :
1. Melatih Leadership
2. Memperluas pergaulan
3. Meningkatkan wawasan dan pengetahuan
4. Membentuk karakteristik seseorang
5. Kuat dalam menghadapi tekanan
6. Mampu mengatur waktu dengan sangat baik
7. Sebagai ajang pembelajaran kerja yang sesungguhnya
1. Tercapainya sebuah tujuan : Organisasi dibentuk dari tujuan-tujuan bersama yang berkaitan, maka pencapaian tujuan yang dilakukan oleh orang banyak atau dalam artian anggota sebuah kelompok lebih berpeluang untuk mencapai tujuan yang lebih maksimal dan efektif.
2. Melatih mental bicara di publik : mental berbicara didepan umum tidak setiap orang bisa peroleh dengan mudah, harus dengan pelatihan lama dan berkala. Sebuah organisasi, kelompok belajar, atau kelompok studi ilmiah bagi para mahasiswa adalah sebuah wadah yang tepat untuk pengembangan public speaking.
3. Mudah memecahkan masalah : karena dalam sebuah organisasi permasalahan adalah hal yang sangat sering terjadi, entah karena perbedaan pendapat atau permasalahan dalam segi fiskal sebuah kelompok. Pemecahan dari setiap permasalahan yang ada mengajarkan bagaimana harus bersikap dan menyikapi permasalahan yang ada dalam kehidupan masyarakat yang lebih kompleks dan majemuk.
Selain hal-hal diatas, masih banyak manfaat organisasi yang bisa diperoleh, namun disini tidak dijabarkan lebih lanjut, hal lain yang bisa kita dapatkan antara lain :
1. Melatih Leadership
2. Memperluas pergaulan
3. Meningkatkan wawasan dan pengetahuan
4. Membentuk karakteristik seseorang
5. Kuat dalam menghadapi tekanan
6. Mampu mengatur waktu dengan sangat baik
7. Sebagai ajang pembelajaran kerja yang sesungguhnya
II.G Faktor – Faktor Yang
Mempengaruhi Kegiatan Organisasi.
a) Strategi
Struktur organisasi adalah salah satu sarana
yang digunakan manajemen untuk mencapai sasarannya. Karena sasaran diturunkan
dari strategi organisasi secara keseluruhan, logis kalau strategi dan struktur
harus terkait erat. tepatnya, struktur harus mengikuti strategi. Jika manajemen
melakukan perubahan signifikan dalam strategi organisasinya, struktur pun perlu
dimodifikasi untuk menampung dan mendukung perubahan ini. Sebagian besar
kerangka strategi dewasa ini terfokus pada tiga dimensi -inovasi, minimalisasi
biaya, dan imitasi- dan pada desain struktur yang berfungsi dengan baik untuk
masing-masing dimensi.
Strategi inovasi adalah strategi yang menekankan diperkenalkannya produk dan jasa baru yang menjadi andalan. Strategi minimalisasi biaya adalah strategi yang menekankan pengendalian biaya secara ketat, menghindari pengeluaran untuk inovasi dan pemasaran yang tidak perlu, dan pemotongan harga. Strategi imitasi adalah strategi yang mencoba masuk ke produk-produk atau pasar-pasar baru hanya setelah viabilitas terbukti.
Strategi inovasi adalah strategi yang menekankan diperkenalkannya produk dan jasa baru yang menjadi andalan. Strategi minimalisasi biaya adalah strategi yang menekankan pengendalian biaya secara ketat, menghindari pengeluaran untuk inovasi dan pemasaran yang tidak perlu, dan pemotongan harga. Strategi imitasi adalah strategi yang mencoba masuk ke produk-produk atau pasar-pasar baru hanya setelah viabilitas terbukti.
b) Ukuran
Organisasi.
Terdapat banyak bukti yang mendukung ide
bahwa ukuran sebuah organisasi secara signifikan memengaruhi strukturnya.
Sebagai contoh, organisasi-organisasi besar yang mempekerjakan 2.000 orang atau
lebih cenderung memiliki banyak spesialisasi, departementalisasi, tingkatan
vertikal, serta aturan dan ketentuan daripada organisasi kecil. Namun, hubungan
itu tidak bersifat linier. Alih-alih, ukuran memengaruhi struktur dengan kadar
yang semakin menurun. Dampak ukuran menjadi kurang penting saat organisasi
meluas.
c) Teknologi.
Istilah teknologi mengacu pada cara sebuah
organisasi mengubah input menjadi output. Setiap organisasi paling tidak
memiliki satu teknologi untuk mengubah sumber daya finansial, SDM, dan sumber
daya fisik menjadi produk atau jasa.
d) Lingkungan.
Lingkungan sebuah organisasi terbentuk dari
lembaga-lembaga atau kekuatan-kekuatan di luar organisasi yang berpotensi
memengaruhi kinerja organisasi. Kekuatan-kekuatan ini biasanya meliputi
pemasok, pelanggan, pesaing, badan peraturan pemerintah, kelompok-kelompok
tekanan publik, dan sebagainya. Struktur organisasi dipengaruhi oleh lingkungannya karena
lingkungan selalu berubah. Beberapa organisasi menghadapi lingkungan yang
relatif statis -tak banyak kekuatan di lingkungan mereka yang berubah.
Misalnya, tidak muncul pesaing baru, tidak ada terobosan teknologi baru oleh
pesaing saat ini, atau tidak banyak aktivitas dari kelompok-kelompok tekanan
publik yang mungkin memengaruhi organisasi. Organisasi-organisasi lain
menghadapi lingkungan yang sangat dinamis – peraturan pemerintah cepat berubah
dan memengaruhi bisnis mereka, pesaing baru, kesulitan dalam mendapatkan bahan
baku, preferensi pelanggan yang terus berubah terhadap produk, dan semacamnya.
Secara signifikan, lingkungan yang statis memberi lebih sedikit ketidakpastian
bagi para manajer dibanding lingkungan yang dinamis. Karena ketidakpastian
adalah sebuah ancaman bagi keefektifan sebuah organisasi, manajemen akan
menocba meminimalkannya. Salah satu cara untuk mengurangi ketidakpastian
lingkungan adalah melalui penyesuaian struktur organisasi.
II.H Hubungan Komunikasi
Organisasi adalah sekelompok masyarakat yang saling
bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan tertentu, dan komunikasi adalah
perekat yang memungkinkan kelompok masyarakat tersebut secara bersama-sama
melakukan fungsinya dengan baik.
Hubungan komunikasi yang terjalin dengan baik antara
manajer yang satu dengan manajer yang lain, antara manajer dengan karyawan,
atau antara karyawan yang satu dengan karyawan yang lain, merupakan salah satu
kunci keberhasilan manajer dalam mencapai tujuan organisasi yang telah
ditetapkan. Pentingnya tata
hubungan komunikasi dalam mewujudkan kerjasama dan integrasi social dapat
dilihat dalam hal-hal berikut ini.
·
Komunikasi dapat menimbulkan rasa
kesetiakawanan, solidaritas dan loyalitas dalam kehidupan sosial.
·
Komunikasi dapat meningkatkan kegairahan
dalam menjalin hubungan kerja sama antar sesama manusia.
·
Komunikasi dapat meningkatkan
niali-nilai kebersamaan serta kekeluargaan
·
Dengan komunikasi kita dapat mengetahui
perkembangan sains, teknologi, seni dan budaya masyarakat
·
Dengan komunikasi kita dapat mengetahui
nilai-nilai dan norma-norma yang berlaku dalam kehidupan masyarakat
·
Dengan
komunikasi kita dapat mengetahui kebijakan, ketentuan
dan peraturan perundangan yang berlaku di dalam kehidupan masyarakat, bangsa
dan bernegara
·
Dengan komunikasi semua informasi dapat
diakses, diketahui dan dimengerti
·
Komunikasi dapat meningkatkan tanggung
jawab moral dan social.
·
Komunikasi dapat menimbulkan saling
pengertian diantara sesama manusia
·
Komunikasi merupakan suatu cara untuk
memperoleh keterangan yang diperlukan dalam pelaksanaan suatu pekerjaan.
·
Komunikasi merupakan suatu cara untuk
mendorong manusia kearah berpikir positif, logis, dan kreatif
·
Komunikasi adalah suatu cara untuk
memenuhi rasa keingin tahuan manusia
·
Komunikasi penting bagi suatu organisasi
atau perusahaan sebab merupakan salah satu alat yang utama bagi anggota
organisasi untuk bekerjasama.
·
Komunikasi penting bagi proses
pengambilan keputusan yang menyangkut kepentingan umum.
·
Komunikasi merupakan media
internalisasi, sosialisasi, akulturasi, enkulturasi, adaptasi, dan
proses-proses social lainnya
II.I Fungsi Komunikasi dalam
Organisasi
Menurut
Sendjaja (1994) menyatakan bahwa fungsi komunikasi dalam organisasi adalah
sebagai berikut:
1.
Fungsi informatif, organisasi dapat
dipandang sebagai suatu sistem pemrosesan informasi.
2.
Fungsi regulatif, fungsi ini berkaitan
dengan peraturan-peraturan yang berlaku dalam suatu organisasi.
3.
Fungsi persuasif, dalam mengatur suatu
organisasi, kekuasaan dan kewenangan tidak akan selalu membawa hasil sesuai
dengan yang di harapkan.
4.
Fungsi integratif, setiap organisasi
berusaha untuk menyediakan saluran yang memungkinkan karyawan dapat melaksanakan
tugas dan pekerjaan dengan baik.
Fungsi
komunikasi merupakan sarana memadukan aktifitas-aktifitas yang
terorganisai. Komunikai dapat dipandang sebagai sarana untuk menyalurkan
masukan sosial ke dalam sistem sosial. Komunikasi juga merupakan sarana
untuk memodifikasi perilaku, mempengaruhi perubahan, memproduktifkan informasi,
dan sarana untuk mencapai tujuan.
II.J
Bentuk
– Bentuk Komunikasi dalam Organisasi
Bentuk-bentuk
komunikasi ini mencakup komunikasi interpersonal, komunikasi komunikasi dalam
jaringan dan tim, komunikasi organisasi, dan komunikasi elektronik.
1.
Komunikasi Interpersonal
Komunikasi interpersonal secara
umum memiliki dua bentuk, lisan dan tulisan. Seperti yang akan kita lihat,
masing-masing bentuk komunikasi ini memiliki kelebihan-kelebihan dan
kelemahan-kelemahan.
2.
Komunikasi Lisan (oral
communication)
Terjadi dalam percakapan tatap
muka, diskusi kelompok, percakapan telpon, dan dalam situasi-situasi lain
ketika ucapan digunakan untuk mengekspresikan makna. Komunikasi lisan sangat
lazim karena beberapa alasan. Yang paling utama, komunikasi lisan memicu umpan
balik dan pertukaran pemikiran secara langsung dalam bentuk
pertanyaan-pertanyaan atau persetujuan verbal, ekspresi muka, dan gerak tubuh.
Komunikasi lisan juga mudah (yang perlu dilakukan pengirim hanyalah bericara),
dan dapat dilakukan dengan persiapan sedikit (meski persiapan matang dianjurkan
dalam situasi-situasi tertentu). Pengirim tidak memerlukan pensil dan
kertas, keybord, atau peralatan lain. Akan tetapi, komunikasi lisan
juga memiliki kelemahan. Komunikasi ini mungkin tidak akurat jika pembicara
memilih kata-kata yang salah untuk menyampaikan suatu makna atau melupakan
detil-detil penting, jika proses komunikasi lisan mengalami gangguan, atau jika
penerima melupakan sebagian dari pesan. Dalam diskusi dua arah, jarang tersedia
waktu untuk berpikir atau untuk memperkenalkan banyak fakta baru, dan tidak ada
catatan permanen mengenai apa yang telah diucapkan. Selain itu, meski sebagian
besar manajer merasa nyaman berbicara kepada orang-orang secara individual atau
di depan grup kecil, hanya sedikit manajer yang suka berbicara di depan
audiensi yang lebih besar. (Griffin, Manajemen jilid 2 : 107-108)
3.
Komunikasi Tulisan “Menulisnya”
dalam surat, laporan, memo, catatan tulisan-tangan, ataue-mail bisa
memecahkan banyak masalah yang melekat pada komunikasi lisan. Meski begitu, dan
barangkali mengejutkan, komunikasi tulisan (written
communication) tidak selazim yang anda bayangkan, dan bukan merupakan cara
komunikasi yang dihargai oleh banyak manajer. Salah satu kelemahan terbesar
dari bentuk-bentuk tradisional komunikasi tulisan adalah bahwa komunikasi
tulisan mencegah umpan balik dan pertukaran pikiran secara langsung. Akan
tetapi komunikasi lisan juga menawarkan sejumlah keunggulan. Komunikasi tulisan
biasanya sangat akurat dan menyediakan catatan permanen mengenai komunikasi.
Pengirim bisa meluangkan waktu untuk mengumpulkan dan mencerna informasi dan
bisa merevisinya sebelum dikirimkan. Penerima memiliki banyak waktu untuk
membacanya secara cermat dan bisa mengulangi pembacaan berkali-kali, jika
diperlukan.
4.
Komunikasi dalam Jaringan dan Tim Kerja
Meskipun komunikasi antara
anggota-anggota tim dalam organisasi jelaserpersonal, banyak riset telah
berfokus secara spesifik pada bagaimana individu-individu dalam jaringan dan
tim kerja berkomunikasi satu sama lain. Jaringan komunikasi(communication
network) adalah pola komunikasi antar anggota dari sebuah grup atau tim.
5.
Komunikasi Organisasional
Bentuk-bentuk komunikasi lain di
dalam organisasi adalah komunikasi yang mengalir antar dan antara unit-unit dan
grup-grup organisasional. Masing-masing bentuk komunikasi ini bisa berupa lisan
dan tulisan, tetapi tiap bentuk juga bisa dikembangkan menjadi pola komunikasi
yang lebih luas di sepanjang organisasi. Bentuk komunikasi organisasional ada
dua yaitu komunikasi vertikal dan komunikasi horizontal.
-
Komunikasi Vertikal (vertical
communication) adalah komunikasi yang mengalir ke atas dan ke bawah dalam
hierarki organisasi, biasanya melalui saluran-saluran pelaporan formal yaitu
komunikasi yang terjadi antar manajer dengan atasan dan bawahan mereka.
Komunikasi vertikal bisa melibatkan dua orang saja, atau bisa mengalir melalui
beberapa level organisasi yang berbeda.
-
Komunikasi Horizontal (horizontal
communicatio) adalah komunikasi yang melibatkan kolega dan rekan kerja
dari level organisasi yang sama. Komunikasi horizontal cenderung lebih sering
terjadiantar manajer dibanding antar non-manajer. Sebagai contoh, seorang
manajer operasi mungkin mengkomunikasikan kepada manajer pemasaran bahwa level
persediaan telah menipis dan bahwa proyeksi tanggal pengiriman harus
diperpanjang 2 minggu.
6.
Komunikasi Elektronik
Terakhir, komunikasi elektronik
akhir-akhir ini menjadi semakin penting di dalam organisasi. Baik sistem
informasi formal maupun teknologi elektronik pribadi telah mengubah cara
manajer berkomunikasi satu sama lain.
7.
Komunikasi Informal dalam
Organisasi
Bentuk-bentuk komunikasi
organisasional yang telah di bahas sebelumnya semuanya mewakili mekanisme komunikasi
formal dan terencana. Namun, dalam banyak kasus sebagian besar komunikasi yang
terjadi dalam organisasi meloncati saluran-saluran formal dan mengikuti
sejumlah metode informal. Bentuk bentuk komunikasi informal yang umum adalah
rumor, management by wandering around dan komunikasi non verbal.
II.K Hambatan Komunikasi
Organisasi
Menurut effendi
(2008:11) dalam berorganisasi tidak luput dari kesalahan-kesalahan yang dapat
menghambat jalannya proses komunikasi, di antaranya adalah:
1. Hambatan
sosiol antro psikologis
a. Hambatan
sosiologis : merupakan hambatan yang terjadi karena adanya perbedaan golongan
dan lapisan yang menyebabkan adanya perbedaan status sosial, idiologi, tingkat
pendidikan, tingkat kekayaan, dan sebagainya.
b. Hambatan
antropologis: hambatan komunikasi yang terjadi akibat adanya perbedaan postur,
warna kulit, dan kebudayaan, gaya hidup, norma, kebiasaan, dan bahasa.
c. Hambatan
sikologis: komunikasi yang terhambat karena komunikan sedang sedih, bingung,
marah, merasa kecewa, merasa iri hati dan adanya prasangka pada komunikator.
2. Hambatan
semantik
Hambatan ini di timbulkan oleh kominikator. Kadang terjadi karena salah
ucap dalam menyalurkan pikiran dan perasaan, sehingga timbul salah pengertian
(misunderstanding) atau salah tafsir (misinterpretion) yang akhirnya
menimbulkan salah komunikasi (miscomunication).
3. Hambatan
mekanis
Hambatan yang
terjadi pada media yang di gunakan untuk berkomunikasi. Contoh: suara telfon
yang tidak jelas, ketikan huruf yang buram pada surat, suara yang hilang, dan
muncul pada saluran radio.
II.L Memperbaiki efektivitas
komunikasi
Teknik-teknik
ini terkait dengan keahlian-keahlian individual dan keahlian-keahlian
organisasional.
a Keahlian
individual yang paling penting untuk memperbaiki efektivitas komunuikasi adalah
keahlian mendengar. Menjadi pendengar yang baik meminta seseorang untuk
mempersiapkan diri untuk mendengar, tidak menyela pembicara, sabar, dan
bertanya sepantasnya.
b Keahlian
mendengar yang efektif adalah bagian vital dari komunkasi dalam organisasi,
terdapat beberapa hambatan yang dapat memperburuk keahlian mendengar individu
dalam organisasi. Untungnya, juga terdapat beberapa teknik yang bisa digunakan
untuk memperbaiki keahlian mendengar.
II.M Interpersonal Dalam Organisasi
1. Ketrampilan Pimpinan Organisasi
a Ketrampilan
Teknikal (technical skill)
Kemampuan untuk
menggunakan pengetahuan metode, prosedur, teknik dan peralatan dalam
melaksanakan suatu tugas
b
Ketrampilan Manusiawi (interpersonal skill)
Kemampuan untuk
memahami perasaan, sikap dan motif orang lain (empati, sensitivitas sosial) dan
kemampuan mewujudkan hubungan yang kooperatif (aksi diplomasi, ketrampilan
mendengarkan)
c Ketrampilan
Konsepsional (conceptual skill)
Kemampuan untuk
memahami kompleksitas organisasi dan bertindak sesuai dengan tujuan menyeluruh
organisasi
2.
Ketrampilan
Manajemen Organisasi
Robert
L. Katz pada tahun 1970-an mengemukakan bahwa setiap manajer membutuhkan
minimal tiga keterampilan dasar. Ketiga keterampilan tersebut adalah:
1. Keterampilan konseptual (conceptional skill)
1. Keterampilan konseptual (conceptional skill)
Manajer
tingkat atas (top manager) harus memiliki keterampilan untuk membuat konsep,
ide, dan gagasan demi kemajuan organisasi. Gagasan atau ide serta konsep
tersebut kemudian haruslah dijabarkan menjadi suatu rencana kegiatan untuk
mewujudkan gagasan atau konsepnya itu. Proses penjabaran ide menjadi suatu
rencana kerja yang kongkret itu biasanya disebut sebagai proses perencanaan
atau planning. Oleh karena itu, keterampilan konsepsional juga meruipakan
keterampilan untuk membuat rencana kerja.
2.Keterampilan
berhubungan dengan orang lain (humanity skill)
Selain
kemampuan konsepsional, manajer juga perlu dilengkapi dengan keterampilan
berkomunikasi atau keterampilan berhubungan dengan orang lain, yang disebut
juga keterampilan kemanusiaan. Komunikasi yang persuasif harus selalu
diciptakan oleh manajer terhadap bawahan yang dipimpinnya. Dengan komunikasi
yang persuasif, bersahabat, dan kebapakan akan membuat karyawan merasa dihargai
dan kemudian mereka akan bersikap terbuka kepada atasan. Keterampilan
berkomunikasi diperlukan, baik pada tingkatan manajemen atas, menengah, maupun
bawah.
3.
Keterampilan
teknis (technical skill)
Keterampilan
ini pada umumnya merupakan bekal bagi manajer pada tingkat yang lebih rendah.
Keterampilan teknis ini merupakan kemampuan untuk menjalankan suatu pekerjaan
tertentu, misalnya menggunakan program komputer, memperbaiki mesin, membuat
kursi, akuntansi dan lain-lain. Selain tiga keterampilan dasar di atas, Ricky
W. Griffin menambahkan dua keterampilan dasar yang perlu dimiliki manajer,
yaitu:[
-.
Keterampilan manajemen waktu
Merupakan
keterampilan yang merujuk pada kemampuan seorang manajer untuk menggunakan
waktu yang dimilikinya secara bijaksana. Griffin mengajukan contoh kasus Lew
Frankfort dari Coach. Pada tahun 2004, sebagai manajer, Frankfort digaji
$2.000.000 per tahun. Jika diasumsikan bahwa ia bekerja selama 50 jam per
minggu dengan waktu cuti 2 minggu, maka gaji Frankfort setiap jamnya adalah
$800 per jam—sekitar $13 per menit. Dari sana dapat kita lihat bahwa setiap
menit yang terbuang akan sangat merugikan perusahaan. Kebanyakan manajer, tentu
saja, memiliki gaji yang jauh lebih kecil dari Frankfort. Namun demikian, waktu
yang mereka miliki tetap merupakan aset berharga, dan menyianyiakannya berarti
membuang-buang uang dan mengurangi produktivitas perusahaan.
-
Keterampilan membuat keputusan
Merupakan
kemampuan untuk mendefinisikan masalah dan menentukan cara terbaik dalam
memecahkannya. Kemampuan membuat keputusan adalah yang paling utama bagi
seorang manajer, terutama bagi kelompok manajer atas (top manager). Griffin
mengajukan tiga langkah dalam pembuatan keputusan. Pertama, seorang manajer
harus mendefinisikan masalah dan mencari berbagai alternatif yang dapat diambil
untuk menyelesaikannya. Kedua, manajer harus mengevaluasi setiap alternatif
yang ada dan memilih sebuah alternatif yang dianggap paling baik. Dan terakhir,
manajer harus mengimplementasikan alternatif yang telah ia pilih serta
mengawasi dan mengevaluasinya agar tetap berada di jalur yang benar.
-
Evolusi Teori Manajemen
Perkembangan
teori manajemen pada saat ini telah berkembang dengan pesat. Tapi sampai detik
ini pula Belum ada suatu teori yang bersifat umum ataupun berupa
kumpulan-kumpulan hukum bagi manajemen yang dapat diterapkan dalam berbagai
situasi dan kondisi. Para manajemen banyak mengalami dan menjumpai
pandangan-pandangan berbeda tentang manajemen, yang berbeda adalah dalam
penerapannya. Dimana setiap pandangan hanya dapat diterapkan dalam berbagai
masalah yang berbeda pula, sedangkan untuk masalah-masalah yang sama belum
tentu dapat diterapkan.
3. Perilaku
Organisasi
a. Definisi
perilaku organisasi
Adalah suatu studi yang menyangkut
aspek-aspek tingkah laku manusia dalam suatu organisasi, atau kelompok
tertentu. Studi tersebut mencakup pembahasan tentang aspek yang ditimbulkan
dari pengaruh organisasi terhadap manusia yang bekerja di dalamnya; juga aspek
yang ditimbulkan dari pengaruh manusia terhadap organisasi dimana mereka
berada. Tujuannya memperlancar upaya pencapaian tujuan organisasi.
b. Perilaku
organisasi dan psikologi industri
Keduanya berfokus pada penjelasan
tentang perilaku manusia dalam organisasi. Psikologi Industri berangkat dari
psikologi, sementara Perilaku Organisasi bersifat multidisiplin.
c.
Perilaku organisasi dan teori organisasi
Perilaku
organisasi mempelajari perilaku individu / kelompok dalam organisasi dan
aplikasinya (analisis Mikro). Teori organisasi mempelajari struktur, proses dan
performansi organisasi (analisis Makro). Perbedaannya adalah pada unit analisis
dan objek kajian.
d.
Perilaku organisasi
Perilaku organisasi dianggap lebih
mendasar (teoritis; berdasar pada konsep). Manajemen sumber daya manusia lebih
terapan dengan fokus pada teknik pengelolaan sumber daya manusia. Perbedaannya
adalah pada pendekatan yang digunakan
Pendekatan
studi perilaku
-
Pendekatan COGNITIF: Edward Tolman, Berdasarkan
pemahaman seseorang terhadap informasi
-
Pendekatan BEHAVIORISTIC: I.P. Pavlov dan J.B.
Watson, Berdasarkan Response yang muncul apabila diberi stimulus tertentu
-
Pendekatan Social Learning: A.
Bandura, Berdasarkan penggabungan pendekatan Cognitif dan behavioristic
4.
Lingkup
Perilaku Organisasi Model 3 Level (S.P. Robin)
Mempelajari
perilaku manusia dalam organisasi melalui tiga tingkatan analisis.
a.
Tingkatan Individu: karakteristik bawaan individu
dalam organisasi.
b.
Tingkatan Kelompok: dinamika perilaku kelompok dan
faktor-faktor determinannya.
c.
Tingkatan Organisasi: faktor-faktor organizational
yang mempengaruhi perilaku.
5.
Persepsi
Adalah suatu proses dimana seseorang
melakukan pemilihan, penerimaan, pengorganisasian, dan penginterpretasian atas
informasi yang diterimanya dari lingkungan. Merupakan suatu proses kognitif
yang dialami oleh setiap orang dalam memahami informasi tentang lingkungannya.
Faktor yang
mempengaruhi persepsi
-
Karakteristik yang Mempersepsikan (Characteristics of
the perceiver)
-
Karakteristik yang dipersepsikan (Characteristics of
the perceived)
-
Kontek Situasi ( Situation Context)
-
Karakteristik perceiver (orang)
-
Kebutuhan (Needs)
-
Pengalaman (Experience)
-
Norma-norma (Values)
-
Sikap (Attitudes)
-
Kepribadian (Personality)
Karakteristik
yang dipersepsikan, antara lain:
-
Penampakan ( Appearance)
-
Perilaku (Behavior)
Proses
pemilihan data perseptual faktor eksternal :
a.
Intensitas d. Pengulangan
b.
Ukuran e.
Gerakan
c.
Kekontrasan f.
Novelty/Familiarity
Faktor
internal
Proses
belajar, Motivasi, Kepribadian,Proses pengorganisasian data perseptual Figure,
Ground
Pengelompokan
Perceptual :
a.
Kesatuan (Closure)
b.
Kesinambungan (Continuity)
c.
Kedekatan (Proximity)
d.
Kesamaan (Similarity)
Distorsi
dalam persepsi,antara lain :
a.
Stereotip : menggeneralisasi persepsi atas dasar
informasi umum.
b.
Efek Halo: kecenderungan hanya menggunakan satu
informasi saja untuk mempersepsikan sesuatu.
c.
Seleksi : hanya memperhatikan informasi-informasi
tertentu.
d.
Proyeksi : menggunakan atribut pribadi (self concept)
sebagai dasar persepsi.
e.
Harapan : menggunakan harapan pribadi sebagai dasar
persepsi
Komponen Attitudes :
-
Cognitif -
Affective - Behavior
-
Beliefs - Favorable - Human
-
Knowledge -
unfavorable - Actions
-
Understanding -
Feeling
Implikasi
Persepsi Terhadap Sikap Kerja
a.
Disiplin Kerja
(Rules x
Punishment) + (Norms x Knowledge) = Consistency Kepuasan Kerja
(Job x
Reward) + (Knowledge x Bas.Needs x Expectation) = Equity
Komitmen
pada perusahaan: Promotion Mechanisms + Ach.Need = Fairness
b.
Penanganan Persepsi
1.
Mempertinggi tingkat mawas diri
2.
Mengupayakan kelengkapan informasi
3.
Empati
4.
Menghindari segala macam distorsi
6.
Kepribadian
a. Definisi
kepribadian
Suatu
organisasi psikofisik yang dinamis dalam diri individu, yang menentukan tingkah
laku yang khas (unik) dari orang tersebut (G.W.ALPORT). Sesuatu yang
memungkinkan kita meramalkan apa yang akan dilakukan oleh seseorang dalam
situasi tertentu ( R.B.CATTEL). Cara yang khas dari individu dalam merespon
masalah-masalah hidup (A. ADLER)
b.
Struktur kepribadian
Sigmund
freud :
-
ID, berfungsi sebagai sumber energi kepribadian,
berorientasi pada “Pleasure Priciple”.
-
EGO, beroperasi berdasarkan kenyataan ( Reality
Principle)
-
SUPEREGO, Erat kaitannya dengan moralitas (Conscience)
b.
Pembentuk
kepribadian
-
BAWAAN :Lombroso ;A Born Criminal, Gen / Kromosom,
Kelenjar Endokrin, Keadaan Fisik waktu lahir
-
LINGKUNGAN : John Locke ; JB Watson Pengalaman,
Keluarga, Kebudayaan
c.
Teori kepribadian
type theories
- Fisiologis : A. Sanguinis
B. Melancholis
C.
Phlegmatic
- Fisik :
A. Atletis — Mesomorph
B. Pyknis —
Endomorph Sheldon Kretschner
C. Asthenis
— Ectomorph
D.
Displastis
- Psikologis :
Introvert – Extrovert – Ambivert( Jung )
7.
Kepribadian & Minat
Minat adalah suatu dorongan yang
menyebabkan terikatnya perhatian individu pada objek tertentu.Sifat Minat:
a.
Bersifat Pribadi
b.
Menimbulkan Efek Diskriminatif
c.
Merupakan Sesuatu yang Dipelajari
Memadukan Kepribadian-
Pekerjaan
Diawali dari Process Rekrutasi
/Seleksi, Tahapan berikutnya : Placement & Karir, Teori “ Personality – Job
Fit” : John Holland
Tipe
Pekerjaan :
a.
Realistik
b.
Investigatif
c.
Sosial
d.
Konvensional
e.
Enterprising
f.
Artistik
8.
Pengorganisasian
dan Struktur Organisasi
Pengorganisasian (Organizing) adalah
proses pengaturan sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan yang diinginkan
dengan memperhatikan lingkungan yang ada. Struktur Organisasi adalah susunan
dan hubungan-hubungan antar komponen bagian-bagian dan posisi-posisi dalam
suatu perusahaan
Dimensi
Organizing yang Mempengaruhi Perilaku
a.
Formalisasi e.
Hirarki Kekuasaan (Otoritas)
b.
Spesialisasi f.
Kompleksitas
c.
Standardisasi g.
Profesionalisme
d.
Sentralisasi h.
Konfigurasi
Ciri-Ciri Teknis
Organisasi Tidak Baik
Pengambilan keputusan seringkali
terlambat ataupun seringkali kurang baik.
Organisasi tidak mampu bereaksi dengan baik terhadap perubahan kondisi lingkungan.
Dalam organisasi seringkali terjadi pertentangan.
Organisasi tidak mampu bereaksi dengan baik terhadap perubahan kondisi lingkungan.
Dalam organisasi seringkali terjadi pertentangan.
Faktor
Pertimbangan Dalam Design Organisasi
a.
Environment (Lingkungan) d. Technology
b.
Tujuan Organisasi e.
Strategi Organisasi
c.
Work Force (Tenaga Kerja) f. Size (Ukuran Organisasi)
Dimensi Lingkungan
a.
Kompleksitas
b.
Dinamisme
c.
Hostility (Keruwetan)
Pengaruh Lingkungan Dalam Struktur
Organisasi
a.
Kompleksitas Struktur Organisasi c. Peredam (Buffers)
b.
Elemen-elemen Perbatasan (Boundary Spanning) d. Differensiasi dan Integrasi
Poses Merancang Struktur Organisasi
a.
Detailing of
work d.
Division of work
b.
Aggregation of work (departmentation) e. Monitoring & Reorganizing
c.
Coordination of work (Org. Structure Design)
9.
Hirarki Organisasi
Hirarki
organisasi dipengaruhi oleh besar kecilnya Span of control yang dibuat.
Hirarki
Organisasi :
a.
Hirarki Pendek (Flat Organization)
Keunggulan
Flat Organization
Tingkatan
manager sedikit, biaya-biaya yang terkait dengan jabatan relatif kecil.
Jalur perintah dan tanggung jawab pendek, komunikai lebih efektif, hambatan lebih mudah diatasi. Hambatan birokrasi dapat dihindari, pekerjaan dapat lebih cepat.
Jalur perintah dan tanggung jawab pendek, komunikai lebih efektif, hambatan lebih mudah diatasi. Hambatan birokrasi dapat dihindari, pekerjaan dapat lebih cepat.
Kelemahan
Flat Organization
Adapun
kelemahan dari flat organization antara lain koordinasi sulit dilakukan, meng-
koordinasi
bawahan yang banyak relatif lebih sulit. pembinaan dan kontrol kurang efektif,
spesialisasi tugas kurang mendalam.
b.
Hirarki Panjang (Tall Organization)
Keunggulan
Tall Organization
Koordinasi
lebih mudah dilakukan, pembinaan dan kontrol lebih efektif, spesialisasi tugas
lebih mendalam.
Kelemahan
Tall Organization
Biaya-biaya
yang berkaitan dengan jabatan lebih besar, birokrasi semakin panjang, jalur
perintah dan tanggung jawab lebih panjang.
10.
Bentuk
Struktur Organisasi
a.
Struktur Fungsional
Kelebihan
Struktur Organisasi Fungsional
Paling
sesuai untuk lingkungan yang stabil, dapat mencapai skala ekonomis pada
masing-masing bagian, merangsang berkembangnya keterampilan yang bersifat
fungsional, sesuai untuk organisasi berukuran kecil sampai sedang, baik bagi
organisasi yang menghasilkan satu atau sejumlah kecil jenis produk.
Kekurangan
Struktur Organisasi Fungsional
Respon organisasi
terhadap perubahan kondisi lingkungan agak lambat, pengambilan keputusan
menumpuk pada puncak organisasi, koordinasi antar bagian / fungsi tidak terlalu
baik, inovasi terbatas, pandangan terhadap sasaran organisasi agak terbatas,
anggota organisasi cenderung hanya memperhatikan sasaran bagiannya sendiri.
b.
Struktur Produk
Kelebihan Struktur Organisasi Produk
Paling sesuai untuk lingkungan yang tidak stabil
dengan perubahan cepat, penanggung
jawab produk
jelas, koordinasi antar fungsi baik, mudah beradaptasi dengan tuntutan luar,
sesuai untuk organisasi berukuran besar, baik bagi organisasi yang menghasilkan
banyak jenis produk.
Kekurangan
Struktur Organisasi Produk
Tidak mampu
mencapai efisiensi ekonomis, koordinasi antar produk sulit, keahlian teknis
hilang karena tidak ada spesialisasi fungsional, integrasi ataupun
standardisasi antar produk sulit tercapai.
c.
Struktur Matriks
Kelebihan Struktur Organisasi Matriks
Mampu
mencapai tingkat koordinasi yang diperlukan untuk menjawab tuntutan “ganda”
lingkungan, dapat memanfaatkan karyawan secara fleksibel, sesuai untuk
pengambilan keputusan yang sifatnya rumit serta lingkungan yang tidak stabil,
sangat sesuai untuk organisasi ukuran sedang.
Kekurangan Struktur Organisasi Matriks
Adanya
wewenang ganda menyebabkan munculnya kebingungan, menghabiskan banyak waktu
untuk koordinasi, hanya bisa berjalan jika hubungan bersifat kolegial bukan
vertikal.
11.
Tahapan Pertumbuhan Organisasi
a.
Tahapan Bayi
b.
Tahapan Remaja
c.
Tahapan Dewasa
Alasan
Pertumbuhan Organisasi
a.
Keinginan untuk menjadi lengkap c. Mobilitas para eksekutif
b.
Faktor ekonomis d.Kemampuan
menjaga kelangsungan hidup
Efektivitas Organisasi
Pengertian :
Tingkat keberhasilan organisasi dalam usaha untuk mencapai tujuan atau
sasarannya.
Pengukuran
Efektivitas Organisasi yaitu dengan Pendekatan Sumber- Proses- Sasaran,
Pendekatan Constituency,
Kriteria Pengukuran Efektivitas Organisasi
Adaptabilitas
dan fleksibilitas organisasi, produktivitas, kepuasan karyawan, tingkat
berhasilan dalam mendapatkan sumber, kebebasan dari rasa tertekan para anggota
organisasi, kontrol terhadap lingkungan, efisiensi organisasi, kemampuan
organisasi untuk mempertahankan anggotanya, pertumbuhan organisasi,
kelancaran komunikasi dalam organisasi, kemampuan mempertahankan
eksistensi organisasi
Pendekatan Constituency
a.
Pemilik Perusahaan : Tingkat Keuntungan
b.
Karyawan : Kepuasan Kerja
c.
Konsumen / Pelanggan : Kepuasan Pelanggan
d.
Pemberi Pinjaman : Kredibilitas Pengembalian
e.
Lingkungan / Komunitas : Sumbangan / kontribusi
f.
Supplier : Kelancaran transaksi / pembayaran
g.
Pemerintah : Kepatuhan terhadap hukum & peraturan.
12.
Komitmen
Pekerja
·
Komitmen
Definisi
menurut (Porter & Steers ;1991) “Derajat keterikatan relatif pekerja
terhadap organisasinya”.
Komitmen
merupakan output dari pengaruh berbagai faktor perilaku organisasional (faktor
individu, kelompok, organisasi)
Ekspresi Komitmen Sikap antara lain:
a.
Tingkat disiplin kerja d.
Adanya rasa memiliki
b.
Sikap positif terhadap pekerjaan & rekan /atasan e. Loyalitas
c.
Kepatuhan terhadap prosedur / peraturan f. Rasa bangga
Ekspresi Komitmen Perilaku antara lain:
a.
Tetap bertahan menjadi anggota organisasi
b.
Tidak mengeluh & berpaling ke organisasi lain bila
organisasi mengalami kemunduran.
c.
Memiliki inisiatif & motif berprestasi
d.
Bekerja keras
e.
Bersedia berkorban tenaga & pikiran demi
keberhasilan organisasi
Pengaruh Komitmen
a.
Productivity : prestasi kerja
b.
Absence : kemangkiran
c.
Turnover : tingkat keluar-masuk pegawai dalam
perusahaan.
Proses Terbentuknya Komitmen Pekerja
a.
Faktor personal f.
Kontrak Psikologi
b.
Faktor Organisasional g.
Harapan untuk Sukses
c.
Faktor Non organisasional h. Karakteristik Personal
d.
Faktor Personal i. Menentukan Komitmen Awal
e.
Kebutuhan atas Pekerjaan
Faktor Organisasi
a.
Pengalaman tugas awal d.
Konsistensi aturan
b.
Peran & Lingkup Pekerjaan e. Kesempatan Promosi
c.
Gaya kepemimpinan & Pengawasan f. Keadilan yang dirasakan
Faktor Non Organisasional
Tersedianya alternatif kerja yang menawarkan insentif atau kepuasan kerja
yang lebih.
Faktor Signifikan yang Mempengaruhi Komitmen
a.
Kebutuhan seseorang akan prestasi
b.
Sikap groupnya terhadap organisasi
c.
Pendidikan
d.
Ketergantungan organisasional
e.
Persepsi terhadap peran pribadi dalam organisasi
Upaya Meningkatkan Komitmen
a.
Memperbesar harapan untuk sukses e. Perbaikan sistim imbalan
b.
Meningkatkan kohesifitas kelompok f. Penghargaan atas prestasi
c.
Menerapkan sistim Self-Management g.Memberikan pendidikan /
pelatihan
d.
Memperbesar kesempatan berpartisipasi
13. Manajemen Perubahan
Adalah
proses mendiagnosa, menginisialisasi, mengimplementasi dan mengintegrasi perubahan
individu, kelompok, atau organisasi dalam rangka menyesuaikan diri dan
mengantisipasi perubahan lingkungannya agar tetap tumbuh, berkembang dan
menghasilkan keuntungan.
Perubahan Organisasi
a.
Organisasi & Lingkungan
b.
Reaksi organisasi terhadap perubahan lingkungan
c.
Skenario perubahan dalam perusahaan :
d.
No change scenario : reaktif
e.
Sporadic change scenario : tidak terencana
f.
Continuous Scenario : terencana
Lingkup Perubahan
a.
Struktur
Perubahan design organisasi
b.
Teknologi dan proses
Perubahan teknologi produksi dan Perubahan proses bisnis / produksi
c.
Orang
Perubahan Sikap dan Perubahan Perilaku
Force Field Theory (Kurt Lewin) :
“Dalam setiap perubahan selalu terdapat dua kekuatan yang saling berhadapan
:
1.
Force for change
Force for change : external factors
a.
Kelangkaan sumber daya
b.
Peraturan Baru
c.
Perubahan Perilaku konsumen.
d.
Perubahan di pasar tenaga kerja
e.
Laju inflasi yang tidak terkendali
f.
Tingkat suku bunga yang tinggi
g.
Persaingan yang meningkat
Force for change : internal factors
a.
Performansi kerja yang jelek
b.
Keinginan pimpinan perusahaan untuk membangun budaya
baru.
c.
Penerapan strategi baru: pengembangan bisnis /produk
baru
d.
Penerapan struktur organisasi baru
e.
Penerapan sistim reward baru.
f.
Penerapan teknologi baru
Force for stability
a.
Ketidakpastian akibat perubahan
b.
Rasa tidak aman
c.
Ancaman terhadap kekuasaan
d.
Keengganan untuk melepaskan manfaat saat ini (ekonomi/
sosial)
e.
Hambatan Perilaku
f.
Ketidakjelasan informasi rencana perubahan
2.
Force against change
Change agents
Adalah pelaksana perubahan atau yang bertanggung jawab sebagai pemimpin
dalam pelaksanaan perubahan. Bertugas mengamati, menganalisis dan memberi
nasihat terhadap masalah perubahan dari semua segi dan mengembangkan solusi
3.
Force field analysis
a.
Identifikasi kekuatan pendorong perubahan
b.
Identifikasi kekuatan penghambat perubahan
c.
Rumuskan tindakan-tindakan untuk mengurangi kekuatan
penghambat
d.
Rumuskan tindakan-tindakan untuk memperkuat kekuatan
pendorong.
e.
Nilai kelayakan setiap tindakan
f.
Tentukan prioritas
Cara mengatasi faktor penghambat
a.
Pendidikan dan Komunikasi
b.
Keikutsertaan dan Keterlibatan
c.
Manipulasi dan Kooptasi
d.
Keringanan dan Tunjangan
e.
Negosiasi dan Kesepakatan
f.
Paksaan Implisit dan Eksplisit
14. Pihak Internal Atau Eksternal
External change agents
a.
Alasan keahlian/keterampilan khusus yang dibutuhkan.
b.
Kebebasan dari tanggung jawab operasional.
c.
Prestise dan kemudahan membangun kepercayaan.
Profil change agents yang baik
a.
Mengerti
struktur, ketergantungan, fungsi dan tujuan organisasi.
b.
Mengerti cara orang memandang sesuatu.
c.
Memiliki kemampuan komunikasi yang baik
d.
Memiliki kemampuan menciptakan iklim
e.
Memiliki kepercayaan diri
f.
Terbuka
Model proses perubahan
a.
Unfreezing : Pencairan Kembali
b.
Changing : Perubahan
c.
Refreezing : Pembekuan kembali
Contoh: berubah sementara/ kembali ke perilaku tradisional
Menilai kesiapan sistem untuk berubah
Rumus : C = (AxBxD) > X
Dimana : C = Perubahan
A = Tingkat ketidakpuasan terhadap status quo
B = Kejelasan keadaan yang dikehendaki
D = Langkah awal praktis menuju keadaan yang dikehendaki
X = Biaya perubahan (energi,emosi,uang,dll)
Strategi inisialisasi perubahan (Chin & Benne ; Robert Burns 1993)
a.
Rational ( Cognitif)
b.
Power Legislatif (Behavioral)
c.
Reeducatif (Affective)
Strategi inisialisasi perubahan (Kelman, 1993)
a.
Kepuasan Diri
b.
Identifikasi
c.
Internalisasi
Perilaku umum perubahan yang sukses
a.
Berkomunikasi secara terbuka
b.
Mau bekerjasama
c.
Mau mengambil tanggungjawab
d.
Memiliki visi yang sama
e.
Mampu memecahkan masalah secara efektif
f.
Mendukung upaya manajemen
g.
Mau mencoba yang baru
Perilaku manajer dalsm perubahan yang sukses
a.
Mampu membangun partisipasi bawahan
b.
Manmpu memimpin dengan visi kedepan
c.
Dapat berfungsi secara strategik
d.
Mampu menjadi aliran informasi
e.
Mampu mengembangkan potensi bawahan
15. Sebab Keberhasilan &
Kegagalan Organisasi
Faktor keberhasilan
1. Peluang pasar yang baik
2. Keunggulan persaingan
3. Kualitas barang/jasa.
4. Inovasi yang berproses.
5. Dasar budaya perusahaan.
6. Menghargai pelanggan dan pegawai.
7. Manajemen yang berkualitas.
8. Dukungan modal yang kuat.
Faktor kegagalan
1) Tidak kompeten dalam manajerial.
2) Kurang berpengalaman
3) Kurang dapat mengendalikan keuangan
4) Gagal dalam perencanaan.
5) Lokasi yang kurang memadai.
6) Kurangnya pengawasan peralatan.
Faktor keberhasilan
1. Peluang pasar yang baik
2. Keunggulan persaingan
3. Kualitas barang/jasa.
4. Inovasi yang berproses.
5. Dasar budaya perusahaan.
6. Menghargai pelanggan dan pegawai.
7. Manajemen yang berkualitas.
8. Dukungan modal yang kuat.
Faktor kegagalan
1) Tidak kompeten dalam manajerial.
2) Kurang berpengalaman
3) Kurang dapat mengendalikan keuangan
4) Gagal dalam perencanaan.
5) Lokasi yang kurang memadai.
6) Kurangnya pengawasan peralatan.
BAB III
PENUTUPAN
Kesimpulan
Organisasi
merupakan kumpulan orang-orang yang bekerja secara bersamasama dengan
mengunakan sumber daya tertentu untuk berusaha mencapai tujuannya. Dengan kata
lain bahwa organisasi itu terdiri dari orang-orang yang bekerja dalam suatu
system pencarian tujuan. Dalam mencapai tujuan tersebut maka para
anggta-anggotanya akan selalu berinteraksi dalam mencapai tujuan-tujuan
tersebut. Dalam interaksi maka karakteristik tiap individu akan membaur dalam
organisasi tersebut sehingga akan menjadi sebuah karakteristik organisasi.
Kinerja organisasi sangat tergantung pada kinerja individu yang ada di
dalamnya. Seluruh pekerjaan dalam organisasi itu, para anggotalah yang
menentukan keberhasilannya. Sehingga berbagai upaya meningkatkan produktivitas
organisasi harus dimulai dari perbaikan produktivitas anggota.
Pada dasarnya keanggotaan kelompok dapat mengubah perilaku individu , pengaruh kelompok ini dapat membuat anggotanya melakukan hal – hal dalam organisasi yang tidak akan dilakukannya jika mereka sendiri. Keanggotaan kelompok ini dapat juga mempengaruhi perilaku anggotanya bila tidak ada anggota lain disekitarnya. Pengaruh terhadap perilaku ini besar sekali terutama dalam kelompok yang mempunyai rasa kebersamaan yang tinggi. Arah yang ditempuhnya sebagian besar tergantung dari norma – norma yang ada dalam kelompok tersebut .
Kohesivitas kelompok mengacu pada sejauh mana anggota kelompok saling tertarik satu sama lain dan merasa menjadi bagian dari kelompok tersebut. Dalam kelompok yang kohesivitasnya tinggi, setiap anggota kelompok itu mempunyai komitmen yang tinggi untuk mempertahankan kelompok tersebut. Kelompok – kelompok yang berbeda dalam hal kohesivitasnya, dan banyak yang tidak pernah mencapai tingkat kelompok yang mempunyai daya tarik tertentu dan komitmen bersama yang merupakan ciri kohesivitas yang kuat. Kohesivitas yang lebih besar terutama berkembang dalam kelompok yang relatif kecil dan mempunyai organisasi yang lebih bersifat kerjasama daripada persaingan. Kesempatan saling berinteraksi antara para anggotanya secara lebih sering membantu berkembangnya kohesivitas kelompok tersebut.
Pada dasarnya keanggotaan kelompok dapat mengubah perilaku individu , pengaruh kelompok ini dapat membuat anggotanya melakukan hal – hal dalam organisasi yang tidak akan dilakukannya jika mereka sendiri. Keanggotaan kelompok ini dapat juga mempengaruhi perilaku anggotanya bila tidak ada anggota lain disekitarnya. Pengaruh terhadap perilaku ini besar sekali terutama dalam kelompok yang mempunyai rasa kebersamaan yang tinggi. Arah yang ditempuhnya sebagian besar tergantung dari norma – norma yang ada dalam kelompok tersebut .
Kohesivitas kelompok mengacu pada sejauh mana anggota kelompok saling tertarik satu sama lain dan merasa menjadi bagian dari kelompok tersebut. Dalam kelompok yang kohesivitasnya tinggi, setiap anggota kelompok itu mempunyai komitmen yang tinggi untuk mempertahankan kelompok tersebut. Kelompok – kelompok yang berbeda dalam hal kohesivitasnya, dan banyak yang tidak pernah mencapai tingkat kelompok yang mempunyai daya tarik tertentu dan komitmen bersama yang merupakan ciri kohesivitas yang kuat. Kohesivitas yang lebih besar terutama berkembang dalam kelompok yang relatif kecil dan mempunyai organisasi yang lebih bersifat kerjasama daripada persaingan. Kesempatan saling berinteraksi antara para anggotanya secara lebih sering membantu berkembangnya kohesivitas kelompok tersebut.
Makasih kakak cantik wkw
BalasHapushahahhahaa sumber yang sama
Hapusijin copas gan wkwkwkwkwk
BalasHapus